Tiba di rumah sakit, Usan langsung menggendong tubuh Asha dan dibawa masuk ke dalam rumah sakit. Walau Asha menolak, tapi Usan berhasil memaksanya.
Di rumah sakit terbesar itu, Keluarga TB punya lantai khusus milik mereka. Karena Usan sendiri yang membawa Asha, maka Asha juga akan ditangani di lantai khusus dengan peralatan dan perlengkapan tercanggih itu. Tiba di ruangan, Asha langsung di tangani oleh Dokter.
Asha duduk dengan patuh di atas ranjang, sedangkan seorang Dokter dan dua orang Suster tengah sibuk menyiapkan beberapa alat untuk digunakan. Usan berinisiatif menutup paha Asha yang terbuka kala gaun seksi yang dia kenakan sedikit tersingkap.
Setelah itu, Usan membantu melepaskan heels yang masih saja Asha kenakan. "Aw!" ringis Asha pelan kala merasakan nyeri ketika Usan melepaskan heelsnya dengan perlahan. Setelah heels disingkirkan, maka terlihatlah lecet cukup parah di kedua telapak kaki Asha.
Kemudian, Usan pun langsung menyingkir untuk memberikan tempat kepada seorang Suster yang mulai mengobati lecet di kaki Asha. Sementara seorang Suster lainnya menggunting rambut disekitar luka robek di kulit kepala Asha. lalu, barulah Sang Dokter mulai memeriksa dan memberikan penanganan kepada luka robek di bagian belakang kulit kepala Asha. Dokter memberikan beberapa jahitan di sana.
Luka robek di bagian belakang kulit kepalanya, Asha dapatkan dari benturan benda tumpul. Benturan itu Asha dapatkan dari karyawan yang mengambil video dirinya, wanita itu diam-diam memukuli Asha dari belakang dengan menggunakan besi yang entah dari mana dia temukan.
"Apa sakit?" tanya Usan bergidik ngilu. Entah kenapa dia merasa ngilu bila melihat Asha terluka, sedangkan dia sendiri akan merasa biasa saja ketika terluka. Bahkan, ada banyak jejak luka tembak dan sayatan di sekujur tubuhnya, yang Usan dapatkan ketika masih aktif menjadi ketua di Gangsternya.
"Biasa saja," jawab Asha singkat.
Beberapa detik kemudian suasana menjadi lenggang, dokter dan juga suster terlihat fokus pada urusan masing-masing. Kemudian, tiba-tiba saja suara dering ponsel terdengar, suara dering ponsel itu berada dari tas branded Asha yang dipegang oleh Sekretaris Evan yang juga berada di dalam ruangan itu.
"Tolong berikan ponselku, Sekretaris Evan," pinta Asha dan Sekretaris Evan pun mengulurkan ponsel milik Asha.
"Dari siapa?" tanya Usan posesif.
"Rumahku," jawab Asha dan langsung mengangkat panggilan.
"Hallo,"
"Ini saya, Nona. Saya ingin menyampaikan tentang kondisi Nenek saat ini," jawab seorang pelayan yang menjaga Sang Nenek.
"Kondisi? Nenek kenapa?" tanya Asha kegat.
"Nenek sekarang ada di rumah sakit dan sedang ditangani oleh Dokter di ruang IGD. Saya menemukan Nenek dalam kondisi pingsan di dalam kamarnya, Nona." Saking shocknya mendengar berita mengejutkan itu, Asha langsung mendorong kuat seorang Dokter yang tengah menjahit luka robek di kulit kepalanya.
Dengan jarum dan benang jahit yang menggantung, Asha berlari menuju ruang IGD di mana Neneknya berada. Usan yang tak sempat menduga gerakan cepat Asha, hanya bisa mengejar Asha dari belakang. Usan heran, entah kondisi yang seburuk apa yang telah Asha jalani selama ini, hingga bisa begitu tak mementingkan dirinya sendiri.
"Asha berhenti!" teriak Usan berhasil menangkap tubuh lemah Asha ketika sudah berada di depan ruangan IGD.
"Nenek! Jangan tinggalkan Asha!" teriak Asha kencang.
"Nona saya mohon tenanglah," bujuk seorang pelayan, tapi Asha tak peduli, dia terus memberontak agar Usan melepaskannya. Usan langsung melepaskan Asha, ketika melihat darah segar kembali mengalir dari luka robek di kulit kepala Asha, karena Asha terus memberontak agar dilepaskan. Tak ingin Asha terluka semakin parah, Usan pun terpaksa melepaskan Asha.
Asha segera berlari dan masuk ke dalam ruang IGD, Usan dan pelayan itu ikut menyusul Asha. Asha terlihat linglung kala tak menemukan siapa pun di dalam ruangan itu.
"Di mana Nenek?" tanya Asha mendesak pelayanannya.
"Nona, Nenek sudah—
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Dede Dahlia
bertambah bencilah asha sama si mak lampir serta bertambah pula rasa dendamnya.
2022-10-20
0
miwmiuᥫ᭡
ikut ngilu pas jarum dan benang jahit menggantung
2022-06-01
0
ana Imaa
baru kali ini ada cerita pasien lari pas lagi diobati
2022-05-31
1