Terjerat Ranjang Hangat Si Culun Seksi
"Berapa usiamu?" tanya seorang pria berparas rupawan yang mempunyai kontur wajah nyaris sempurna dengan rahang tegas nan lancip, mata tajam seakan dapat membunuh seseorang hanya dengan tatapannya, hidungnya lancip, kulitnya putih bersih, tinggi mencapai 190 cm, bertubuh kekar dengan tato-tato tersebar di sebelah kiri dan kanan lengan dan perutnya yang sixpack. Tato bermotif unik itu semakin mempertegas kesan menyeramkan pada pria yang memiliki nama lengkap Dusan Atlemose atau lebih akrab disapa Usan.
"Dua puluh tahun, Tuan," jawab seorang gadis yang terlihat biasa saja, berpenampilan culun lengkap dengan kacamata hitam tebal, rambut panjang lurus yang acak-acakan.
Gadis culun dengan pakaian serba longgar itu tampak bergetar ketakutan, ketika berhadapan dengan pria menyeramkan, yang tampilannya berbeda seratus delapan puluh derajat darinya.
Dasha Drace atau lebih akrab di sapa Asha. Asha adalah seorang gadis culun yang nasibnya begitu malang setelah diusir oleh Ayah kandungnya sendiri. Asha diusir oleh Ayahnya karena dituduh sengaja mencelakai Ibu tirinya hingga mengalami luka parah. Setelah diusir oleh Ayahnya, Asha pun tinggal bersama Neneknya—Orangtua dari Ibunya yang telah meninggal karena ulah Ibu tirinya yang kejam.
Beberapa minggu belakangan ini, Asha menjalani hidup yang begitu berat. Di mana dia harus bekerja banting tulang bahkan banting harga diri demi biaya hidup juga demi biaya pengobatan Sang Nenek yang kondisinya tiba-tiba drop. Tak hanya itu saja, penampilannya yang culun, jelek dan tak terurus juga kerap dijadikan bahan perundungan oleh orang-orang disekitarnya.
Perundungan yang Asha terima bukan hanya sebatas ejekan, dilempari batu, dilempari telur dan tepung saja. Melainkan tindakan kriminal yang terkadang menyakiti fisiknya. Asha yang lemah dan tak berdaya, hanya dapat pasrah menerima seberat apa pun derita yang terus menerus mendatanginya tanpa henti.
Keadaan yang semakin hari semakin genting itulah yang memaksa Asha harus merelakan keperawanannya untuk dijual kepada seorang Cassanova menyeramkan, yang kini duduk penuh kekuasaan di pinggir ranjang.
Sedangkan Asha, terbujur tak berdaya di lantai dingin hotel mewah itu. Tubuh Asha masih tak henti bergetar, suhu tubuhnya tiba-tiba terasa panas dan dingin di waktu yang bersamaan. Tatapan tajam pria itu membuatnya seakan membeku.
"Benar masih perawan?" tanya Usan memastikan. Usan bertanya sambil menyandarkan tubuhnya ke belakang, dengan kedua tangan dia gunakan sebagai penyanggah tubuhnya yang kekar.
"Be-nar, Tuan," jawab Asha terbata dan berusaha meyakinkan dirinya—bahwa pilihan yang dia ambil saat ini adalah pilihan yang tepat.
Bukan tanpa alasan Asha menjual harta paling berharga dalam hidupnya, selain untuk biaya berobat Sang Nenek, uang itu juga akan Asha gunakan untuk mengubah takdirnya. Semua itu Asha lakukan sebegai langkah awal untuk membuat dirinya menjadi wanita yang lebih kuat, sehingga siap membalaskan dendamnya.
Bagi Asha, gadis lemah sepertinya memang harus merelakan sesuatu yang berharga dalam hidupnya untuk mewujudkan keinginannya. Terkesan egois memang, tapi itulah pilihannya. Menghilangkan keperawanan adalah salah satu pilihan terberat yang harus Asha lakukan untuk melepaskan imege lemah yang selama ini melekat padanya.
"Bagian mana saja yang masih perawan?" Usan bangkit dari duduknya. Kemudian berjongkok tepat di hadapan Asha, Asha langsung menundukkan wajahnya dalam kala tak sanggup memandang mata tajam Usan yang seakan dapat merengut nyawanya hanya dengan tatapan menakutkan itu.
"Tenang dan rileks saja. Meski suka melahap gadis-gadis hangat, tapi lahapanku tidak akan membuatmu kehilangan nyawa," tutur Usan mengulur tangannya, lalu mengangkat wajah Asha dengan lembut.
Asha menengadah, menelan saliva bersusah payah saat kembali menatap pria tampan namun menyeramkan yang kini tersenyum smirik menatapnya. "Bagian mana saja yang masih perawan?, aku perlu tahu agar bisa meletakkan harga yang sesuai untukmu."
"Se-semuanya, Tu-an. Semuanya masih perawan," jawab Asha dengan mata berkaca-kaca, napasnya menjadi sesak karena kesulitan mendapatkan oksigen ketika berhadapan dengan pria tangguh seperti Usan.
"Apa ini juga?" Usan mengusap bibir ranum Asha dengan lembut sambil tersenyum miring.
"Iya, Tuan," jawab Asha memejamkan sebelah matanya kala merasa geli akan usapan lembut pada bibir sensualnya. Itu adalah pertama kalinya bibir ranum itu bersentuhan dengan kulit orang asing, sehingga Asha merasa kurang nyaman.
"Aku ingin kamu sendiri yang memerawani tubuhmu," pinta Usan menarik kembali tangannya.
"Ma-maksud, Tuan." Asha berpikir kalau Cassanova itu memintanya untuk bermain sendiri, bagaiamana caranya? Sungguh Asha tidak mengerti apa-apa tentang hal itu. Asha tidak punya pengalaman sama sekali.
"Kamu sendiri yang bekerja, aku tidak suka memaksa. Karena kamu masih perawan, aku mau kamu sendiri yang memerawani tubuhmu. Dengan kata lain, kamu yang melayaniku dan bermain-main di atas tubuhku," jelas pria itu tersenyum smirik sambil mengelus dagunya yang ditumbuhi sedikit rambut-rambut halus yang biasa disebut jenggot atau brewok.
Mendengar penjelasan pria menyeramkan itu, Asha kembali menelan saliva yang tercekat. Asha ragu untuk maju, tapi tidak ingin mundur. Hingga akhirnya, Asha memilih siap melakukan apa pun, asalkan mendapatkan apa yang dia inginkan.
Keegoisan yang Asha pilih saat ini, adalah langkah agar dia semakin berani bertindak dan memutuskan suatu hal untuk kedepannya. "Baik, Tuan. Akan saya lakukan sebaik mungkin," tegas Asha yakin.
"Bagus. Sekarang ganti dulu pakaianmu," titah Usan sambil melempar sebuah gaun kurang bahan tepat ke arah wajah Asha.
Asha bangkit, berjalan gontai menuju kamar mandi serta membawa gaun seksi berwarna hijau tua itu bersamanya.
"Tunggu," cegat Usan membuat Asha reflek menghentikan langkahnya, Asha berbalik badan dan menatap takut wajah menyeramkan Usan yang juga menatapnya dengan senyuman smirik.
"Ada apa, Tuan?" tanya Asha memberanikan diri.
Usan lagi-lagi mengelus dagunya yang ditumbuhi rambut-rambut halus. "Jangan lupa bersihkan dirimu, aku tidak suka wanita kotor dan bau," entah kenapa Asha merasa sakit hati ketika mendengar ucapan benar Usan. Ya, benar dirinya memang kotor dan bau. Pulang bekerja Asha langsung menuju tempat terkutuk ini tanpa sempat membersihkan diri atau pun mengganti pakaian.
Cukup lama Usan menunggu Asha keluar dari kamar mandi, hingga akhirnya pintu kamar mandi berderit dan Usan langsung menoleh ke arah sana secepat kilat.
Usan terbebelak kaget melihat perubahan pada wajah dan juga tubuh Asha, tidak disangka wanita culun kotor dan bau sebelumnya, telah menjelma menjadi wanita cantik dengan tubuh indah bak gitar spanyol. Lekukan itu benar-benar membuat Usan tak bergeming. Ukuran tubuh Asha sangatlah sempurna di matanya, baru kali ini Usan melihat ada wanita secantik dan seseksi Asha.
"36d dan L, ukuran yang sangat sempurna," Usan langsung menebak tepat ukuran bra dan cd Asha.
Siapa sangka dibalik dandanan culunnya dan dibalik pakaian longgarnya, terdapat setriliun kesempurnaan yang luar biasa. Asha mulai berjalan mendekat. Karena gaun seksi itu, Usan seakan melihat Asha berjalan sambil meliuk-liukan tubuhnya, padahal kenyataannya, Asha berjalan seperti biasa. Salahkan tubuhnya yang terlalu indah, hingga membuat imajinasi Usan semakin liar.
Asha kembali duduk di lantai seperti sebelumnya, dengan posisi seperti itu, Usan dapat melihat dua bongkahan Asha yang sedikit menyembul dari tempat persembunyiannya—kala kedua tali tipis yang menggantung di bahu malah turun ke bawah.
Lihatlah bagaimana Usan kesulitan menelan saliva, kala tak sanggup menahan diri untuk tak menerkam Asha yang tampak begitu menggoda di matanya. Jika sebelumnya dia memandang wanita culun itu sebelah mata. Namum kini, bola matanya yang seakan keluar dari tempatnya ketika gadis culun itu tak lagi memakai kacamata tebalnya dan menyingkirkan pakaian longgar yang menutupi tubuhnya yang indah.
Pada malam nahas itu, Asha terpaksa memperlihatkan semua bagian yang selama ini dia sembunyikan. Asha melakukan itu semua agar Usan mau memberikan harga sesuai keinginannya.
"Berapa harga tubuh saya, Tuan?" tanya Asha menengadah menatap Usan penuh harap membuat Usan tersenyum smirik.
"Kemarilah," Usan menepuk ranjang di sampingnya dan meminta Asha untuk duduk tepat di sebelahnya. Asha bangkit kemudian duduk di samping Usan, jarak mereka begitu dekat, hingga Asha dapat mencium aroma mint menyegarkan dari tubuh Usan.
Perlahan Usan mengangkat wajah Asha, bibir merah merona alami itu benar-benar membuat Usan menggila. "Sebutkan saja berapa harga yang kamu inginkan," ujar Usan. Mendengar itu Asha menelan saliva, berada begitu dekat dengan Usan membuatnya serba salah. Asha ingin berucap, tapi lidahnya kelu hingga suaranya tak tembus.
"Katakan berapa?" Usan kembali menanyakan pertanyaan yang sama sambil mengelus lembut pipi Asha, tubuh Asha merinding sebagai bentuk respon alami.
"Dua ratus juta, Tuan." jawab Asha menatap Usan yakin.
"Dunia ini terlalu kejam bila kamu hanya mengandalkan kecantikan untuk mendapatkan uang," Usan mengusap bibir sensual Asha lembut.
Untuk itulah saya akan mengubah takdir hidup saya, Tuan.
Usan langsung merebahkan tubuhnya sambil berkata. "Sekarang lakukan tugasmu!"
.
.
.
Dusan Atlemose Talsen Baldev (Usan)
Dasha Drace (Asha)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
asha...cantik,.....usan ganteeeeeenggg....
2023-11-03
1
Dewi Kijang
keren ni kayanya... lanjut 👍👍👍visol nya cantik dn keren
2022-12-25
0
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
seson 5 jackson
2022-10-28
1