“Kenapa sih kamu?!” tanya Carlos dengan geram.
“Fokus dulu dengan masalahmu, hey.” jawab Jarvis dengan penuh alasan.
“Saya pengacaranya nona ini.” Lindsey menunjukkan kartu tanda pengenalnya ke polisi. Piter membuatkan kartu tanda pengenal sebagai pengacara di firma hukum GdP (dibaca: JiDiPi) Law Firm yang merupakan firma hukum terbesar ketiga di negara.
Pengacara?
Baik Carlos maupun Jarvis terkejut ketika mengetahui profesi Lindsey adalah seorang pengacara di firma hukum termasuk 3 besar di negara. Jarvis dan Lindsey memang sepakat untuk tidak mencampuri urusan pribadi masing-masing, namun tetap saja, Jarvis terkejut saat mengetahui wanita yang menjadi partner bercintanya bukanlah wanita biasa.
“Bisa kita bicara sebentar?” tanya Lindsey kemudian kepada polisi.
Polisi itu pun mengiyakan permintaan Lindsey ketika mengetahui Lindsey bekerja di firma hukum yang terkenal karena terbesar senegara.
Lindsey dan polisi berbicara sebentar dari tempat yang jauh dari mereka.
“Ini hanya kasus pelanggaran lalu lintas biasa. Tidak ada yang terluka. Bagaimana kalau kita tidak usah memperpanjang masaah ini? Klien saya akan menyelesaikan masalah ini dengan permohonan maaf dan membayar kerugian atas kerusakan mobil yang dialami korbannya.” ucap Lindsey.
“Baik, tidak apa-apa. Memang sebaiknya seperti itu. Kalau begitu, saya akan menghapus catatan laporannya.” balas polisi.
“Terima kasih ya, pak.” ucap Lindsey lalu kembali bersama polisi menghampiri tiga serangkai itu.
“Saya akan menghapus catatan laporannya. Ini hanya masalah kecil, jadi saya akan menutup masalah ini.” ucap polisi.
“Baik, pak. Terima kasih. Mari kita bicarakan sisanya di luar.” ucap Lindsey dan mengajak mereka semua keluar dari kantor polisi.
“Kita akan mengganti biaya perbaikan mobil kamu Carlos. Katie, minta maaflah.” kata Lindsey.
Kini, mereka berempat sudah berada di depan kantor polisi.
“Apa?”
Lindsey memberi kode di matanya yang mengisyaratkan, “Cepat minta maaf.”
“Aku minta maaf. Aku akan mengganti biaya perbaikan mobilmu. Mana nomor rekeningmu?” kata Katie.
“Tunggu. Katie, kenapa kamu memanggil dia dengan nama ‘Katie’ ? Jadi, dia namanya Katie? Kalian berdua memiliki nama yang sama?” tanya Carlos kepada Katie.
”Hey, ayo pulang. Masalahnya sudah selesai, kan?” Jarvis sengaja mengajak Carlos pulang agar identitas Lindsey tidak terungkap.
“Tidak. Aku Katie yang seharusnya kencan buta denganmu.” jawab Katie.
Jeng.. jeng.. jeng..
“Tidak mungkin.” ucap Carlos. Katie memiliki kesan pertama yang buruk di mata Carlos. Itu sebabnya Carlos sulit mempercayai kenyataan itu.
“Aku tidak pernah menghadiri kencan buta yang diatur oleh papaku. Dan Lindsey lah yang selalu menggantikan. Congrats, kamu bertemu wanita yang jauh lebih baik dariku.” ucap Katie.
“Carlos, aku tidak bermaksud membohongimu. Karena aku pikir kita hanya akan bertemu sekali dan tidak akan bertemu lagi setelah itu. Meskipun begitu, aku tetap harus minta maaf padamu. Maafkan aku.” tambah Lindsey.
”Jadi, siapa namamu yang sebenarnya?” tanya Carlos.
“Hey, sudahlah. Tidak perlu memperpanjang masalah ini.” bisik Jarvis di telinga Carlos. Lagi-lagi Jarvis ingin menghentikan Carlos yang terus mencecar Lindsey.
“Mari kita berkenalan sekali lagi, secara jujur. Aku Carlos.” ucap Carlos seraya menjulurkan tangan kanannya.
Lindsey menerima dan menjabat tangan Carlos. “Aku Lindsey.” balas Lindsey.
“Senang berkenalan denganmu, Lindsey.” ucap Carlos.
“Aku juga.” balas Lindsey.
“Aku juga” ???!!!! batin Jarvis.
“Sudah, sudah. Sudah selesai, kan? Ayo kita pulang.” Jarvis menarik tangan Carlos sehingga menghancurkan kedua tangan yang sedang bersalaman itu.
“Sebentar, aku mau ke toilet dulu.” ucap Carlos lalu kembali masuk ke kantor polisi untuk buang air kecil.
“Lindsey, kita harus bicara.” ucap Jarvis lalu menarik tangan Lindsey.
“Sebentar, ya.” ucap Lindsey kepada Katie. Katie hanya bisa mengangguk dan tersenyum. Dia menyaksikan langsung bagaimana kedekatan Jarvis dan Lindsey.
Jarvis membawa Lindsey ke tepi agar jauh dari Katie.
“Kenapa kamu ke sini? Aku sudah menyuruhmu menungguku di hotel.” ucap Jarvis.
“Aku tidak bisa diam saja saat temanku membutuhkan pertolongan. Sama seperti kamu yang langsung pergi saat menerima telepon dari Carlos menelepon.” balas Lindsey.
“Kamu sedang ngambek padaku sekarang?” tanya Jarvis.
“Tidak.” jawab Lindsey dengan singkat, padat, jelas.
“Padahal aku akan senang sekali jika kamu ngambek padaku.” balas Jarvis.
“Sayangnya tidak.” ucap Lindsey lalu berbalik badan dan ingin berjalan meninggalkan Jarvis.
Jarvis menarik tangannya, membuat Lindsey berbalik badan.
“Aku belum selesai bicara.” ucap Jarvis.
“Apalagi?” tanya Lindsey.
“Kamu akhirnya mengenalkan dirimu sebagai ‘Lindsey’ ke Carlos.” ucap Jarvis.
“Ah, itu atas keinginan Katie.” balas Lindsey.
“Kalau dirimu sendiri?” tanya Jarvis.
“Hm?”
“Kamu ingin Carlos mengenalmu sebagai Katie atau Lindsey?” tanya Jarvis.
“Aku ingin menjadi diriku sendiri, meskipun hidupku penuh sandiwara.” jawab Lindsey.
“Sepertinya kamu senang dikenal sebagai Lindsey. ‘Senang berkenalan denganmu, Lindsey.’ , ‘Aku juga’. Katamu tadi.” ucap Jarvis seraya menirukan adegan Carlos dan Lindsey ketika berjabat tangan tadi.
“Terus aku harus jawab apa? ‘Maaf, aku tidak senang berkenalan denganmu, Carlos’. Seperti itu?” balas Lindsey.
“Boleh juga.” ucap Jarvis.
“Berhenti bermimpi.” balas Lindsey lalu berbalik badan dan ingin berjalan meninggalkan Jarvis untuk yang kedua kalinya.
Jarvis menarik tangannya, membuat Lindsey berbalik badan untuk yang kedua kalinya dan kini Lindset berdekatan dengan tubuh jarvis tanpa menyisakan jarak. Jarvis mendekatkan mulutnya ke wajah Lindsey sehingga membuat Lindsey refleks menutup mulutnya dengan tangan.
Jarvis mengarahkan wajahnya ke telinga Lindsey. “Pulanglah ke hotel, aku tidak bisa tidur tanpa memelukmu.” bisik Jarvis lalu pergi meninggalkan Lindsey.
Lindsey menghela napasnya dan menggertakkan giginya. Dia pikir Jarvis akan menciumnya di pojokan.
Lindsey kembali menghampiri Katie. Tepat Carlos yang baru keluar dari kantor polisi. “Ayo, Lindsey. Aku akan menraktirmu minum karena kamu sudah membantuku.” ajak Katie.
Jarvis jelas mendengar ajakan Katie untuk Lindsey itu. Lindsey mencuri pandang ke Jarvis yang lebih dulu menyuruhnya kembali ke hotel. Tatapan Jarvis begitu tajam, seakan ingin membunuh Lindsey jika menerima ajakan dari Katie itu.
“Lindsey?” panggil Katie.
“Oh? Baiklah, ayo.” jawab Lindsey.
Lindsey mengiyakan ajakan dari Katie. Jarvis menekuk wajahnya, dia benar-benar muram sekarang.
“Kita pergi terlebih dahulu. Selamat malam.” ucap Katie lalu membungkukkan tubuhnya lalu berbalik badan bersama Lindsey dan berjalan menuju mobil mereka masing-masing. Sebenarnya Katie tidak ingin menraktir Lindsey, dia hanya ingin Lindsey ikut pulang bersamanya ke rumah markas.
Baru beberapa langkah berjalan, ponsel Lindsey dan Katie mengeluarkan bunyi notifikasi secara bersamaan. Notifikasi tersebut berasal dari Kapten di grup obrolan mereka. Dan secara bersamaan, Lindsey dan Katie mengeluarkan ponselnya untuk membaca pesan itu.
“Bagaimana ini, Lindsey? Apa Kapten berhasil?” bisik Katie sambil membuka aplikasi pesan.
“Aku juga sama gugupnya denganmu.” balas Lindsey.
Bersambung...
Halo. Terima kasih sudah membaca novel ini. Jangan lupa berikan dukunganmu kepada Author dengan memberikan: like, tips, komentar, dan hadiah vote. Tambahkan novel ini ke favorite kamu agar mengetahui up episode terbaru. Episode terbaru akan segera diupdate hari ini.
Bantu novel ini masuk ke ranking dengan memberikan like dan komentar agar novel ini semakin dikenal banyak orang🤗❤️ Terima Kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Lovesekebon
Sepertinya makin seruu 👍👍👍💯
2022-06-11
3
friyana
gemes dan menggigit.. lagi Thor... sukses gak tu tugasnya kapten...
2022-04-18
2
Triiyyaazz Ajuach
berhasil kah rencana mereka??
2022-04-18
1