“Kenapa? Apa kamu menyesal sudah menjalin hubungan partner bercinta denganku?” tanya Jarvis. Emosi Jarvis pun keluar. Jarvis benci akan penolakan. Dan Lindsey sudah melakukannya 2 kali saat di klub.
“Rupanya kamu masih ingat kalau hubungan kita hanya sebatas partner bercinta. Lantas, mengapa kamu mengenalkan aku sebagai pacarmu di depan teman-temanmu? ‘Wanitaku’? Hah.. omong kosong.” jawab Lindsey.
“Kamu tidak suka?”
“Ya! Aku tidak suka!”
Kalimat itu lolos begitu saja dari mulut Lindsey.
Jarvis terdiam. Begitu juga dengan Lindsey. Keheningan tercipta setelah mereka bertengkar.
“Baiklah. Aku minta maaf.” ucap Jarvis. Jarvis memijat dahinya, kemudian berjalan menuju telepon hotel dan memesan sebotol anggur.
“Bermalamlah di sini. Aku tidak bisa mengantarmu pulang.” ucap Jarvis. Lindsey mengangguk setuju.
“Dan juga ganti pakaianmu dengan pakaianku di lemari, jika tidak ingin ditiduri oleh laki-laki yang sedang mabuk.” Lindsey mengangguk dan bergegas mandi untuk menghilangkan bau alkohol yang melekat di tubuhnya. Dia mengenakan kaos milik Jarvis yang kebesaran di tubuhnya. Setelah selesai mandi, Lindsey mengecek ponselnya untuk mengetahui perkembangan anak gengnya.
Dia mendapat pesan dari Kapten yang berisi:
Misi ditunda. Katie masih belum menemukan Carlos. Firasatku dia masih di kantor. Kita harus merencanakan di hari lain.
Lindsey menghembuskan napas panjang. Ternyata sia-sia Lindsey pergi ke klub bersama Jarvis. Sia-sia juga dia sampai bertengkar dengan Jarvis. Malam ini terasa melelahkan baginya, namun tidak ada hasil yang dia dapatkan.
Setelah keluar dari kamar, Lindsey mendapati Jarvis yang sudah terkapar di lantai akibat mabuk. Padahal masih ada setengah botol anggur yang baru dia pesan. Mungkin karena Jarvis sudah minum banyak saat di klub tadi.
“Bisa-bisanya mafia dengan kekayaan 285 juta dolar amerika tidur di lantai..” gumam Lindsey. Lindsey berusaha mengangkat Jarvis dan menidurkannya di atas sofa. Tubuh Jarvis terasa berat dan bau alkohol. Untuk kali ini, tubuh Jarvis benar-benar bau alkohol, bukan bau sultan, bau uang atau bau kekayaan.
Berat sekali! Apa jangan-jangan dia menyimpan 285 juta dolarnya di dalam tubuhnya? batin Lindsey bergurau.
Jarvis berusaha membuka matanya secara perlahan. Penglihatannya tidak jelas, buram dan dunia seakan sedang bergoyang akibat mabuknya. Namun dia bisa merasakan keberadaan Lindsey yang sedang membenarkan kaki Jarvis.
“Lindsey..” panggil Jarvis dengan suaranya yang kecil nyaris tidak terdengar.
“Kamu memanggilku? Ada apa?” respon Lindsey.
Namun tidak ada balasan dari Jarvis. Dia kembali tertidur. Saking tidak kuatnya menahan mabuk. Lindsey pun bergerak ke kamar untuk mengambil selimut untuk menyelimuti mafia kaya itu. Saat Lindsey menyelimuti Jarvis, Jarvis berbicara dalam tidurnya sehingga membuat tubuh Lindsey bergetar karena saking terkejutnya.
“Kenapa.. kamu tidak suka.. saat aku menyebutmu.. sebagai wanitaku.. di depan teman-temanku tadi..?” oceh Jarvis dalam tidurnya.
“Bahkan semua wanita berlomba-lomba untuk menjadi kekasihku.” ocehnya lagi.
“Apa kamu yakin mengenai hubungan kita sekarang..?”
“Aku sendiri tidak yakin.”
“Aku bahkan menyesal sudah mengikuti ide gilamu.”
Lindsey terpaku diam. Seseorang akan berbicara jujur saat dirinya sedang mabuk, kan? Mungkin itu sebabnya Lindsey terdiam, karena apa yang dikatakan Jarvis adalah kejujuran yang tidak bisa dikatakan dalam keadaan sadar. Di dalam hatinya, Lindsey menerka-nerka apakah Jarvis sudah terhanyut dalam hubungan mereka sekarang? Apakah benih-benih cinta kini tumbuh di hati Jarvis? Apakah Jarvis sudah jatuh cinta kepadanya?
Kalau iya, apakah langkah Lindsey untuk menyelesaikan misinya semakin dekat? Apakah perjalanannya akan mudah ke depannya? Atau malah membuat perjalanan Lindsey semakin sulit, menanjak, berlika-liku, dan penuh bebatuan? Dan yang terpenting, apakah hanya Jarvis seorang yang sudah terhanyut dalam hubungan terlarang ini? Bagaimana dengan Lindsey?
Lindsey segera menghentikan pikiran bodohnya dan bergegas ke kamar. Bukan tanpa tujuan, Lindsey memeriksa setiap inci di kamar tersebut untuk mencari petunjuk keberadaan aset yang dimiliki Jarvis. Mulai dari laci, lemari, kolong ranjang, bahkan di balik lukisan yang terpajang di dinding. Tapi tidak ada. Kamar itu benar-benar kosong. Tidak ada barang berharga. Yang ada hanyalah serenceng kond*m di laci, obat-obatan P3K, dan jam tangan.
Kertas selembar pun tidak ada. Apalagi dokumen penting seperti kepemilikan tanah, properti, emas atau yang lainnya. Meskipun sebenarnya Lindsey sudah menduga di kamar hotel tersebut tidak ada barang penting. Karena Jarvis hanya menumpang tidur saja di hotel itu. Lindsey pun menelepon Kapten.
“Coba cari di dalam lemarinya, apakah ada kotak besar seperti brankas?” tanya Kapten.
“Sudah, Kapt. Tapi tidak ada. Hanya ada pakaian, itupun hanya 3 pasang.” jawab Lindsey.
“Coba periksa ubinnya. Apakah ada keramik yang bisa dibuka? Siapa tahu ada sesuatu yang dia sembunyikan.” sahut Piter.
“Kamu mah kebanyakan nonton film. Mana ada sih..” balas Katie.
“Oh! Bagaimana jika kamu mencari tahu lewat tangan kanannya? Siapa tuh namanya?” tanya Piter.
“Carlos.” jawab Katie.
“Nah, iya. Carlos. Jarvis sangat tertutup dan misterius. Hobinya hanya menidurimu. Kamu tidak akan dapat apa-apa darinya.” ucap Piter kemudian.
“Ide bagus, tuh. Sepertinya Carlos juga tertarik denganmu. Dia bahkan mengajukan kencan buta kedua ke papa. Dia sangat ingin bertemu lagi denganmu.” sahut Katie.
“Kalian sudah tidak waras? Setelah mendekati Jarvis, kalian mau aku mendekati Carlos juga? Hey, aktris di sini bukan aku saja. Tidak bisakah aku dibantu?” Lindsey.
“Tidak usah hiraukan mereka, Lindsey. Kamu istirahat saja, ini sudah jam 1 pagi. Toh, besok kita akan bergerak sesuai misi kita yang tertunda tadi.” ucap Kapten.
Cklek! Pintu kamar hotel terbuka. Seseorang membukanya dari luar. Lindsey terkejut minta ampun dan menoleh ke arah pintu. Jantungnya berdetak kencang tidak karuan.
“Katie?”
“Kamu sedang apa di sini?” Dan orang tersebut adalah Carlos. Orang terdekat dan yang dipercaya oleh Jarvis. Laki-laki yang pernah menjadi pasangan kencan buta Lindsey. Namun Carlos mengenalnya sebagai Katie.
Carlos? Matilah aku. Apa dia mendengar percakapanku barusan? batin Lindsey.
Lindsey mematikan panggilannya dan segera menarik tangan Carlos, membawanya keluar dari hotel sebelum Jarvis melihat mereka. Sebenarnya Lindsey juga tidak tahu kemana dia harus membawa Carlos pergi. Namun langkah kakinya membawa mereka ke taman yang berada di belakang hotel. Carlos pun diam anteng saja mengikuti Lindsey. Dia tidak bertanya kemana Lindsey akan membawanya. Itu karena Lindsey menggenggam tangan Carlos. Mungkin jika Lindsey menculiknya, Carlos dengan senang hati menyerahkan dirinya.
Kini, Lindsey duduk berdampingan dengan Carlos di bangku taman. Suasana di antara mereka kikuk, keduanya diam tak bersuara. Sementara angin bertiup menyaksikan keheningan di tengah mereka. Jelas saja mereka diam. Mereka sama-sama terkejut.
Lindsey yang terkejut karena kedatangan Carlos di saat Lindsey sedang bertelepon, membicarakan dia dan bosnya, sedangkan Carlos yang terkejut dengan keberadaan wanita yang disukainya berada di kamar hotel bosnya.
“Hmm.. Carlos..”
“Apa kamu pergi kencan buta dengan bosku juga?” ucap Carlos dan Lindsey secara bersamaan, memecah keheningan di malam itu.
Bersambung...
Halo. Terima kasih sudah membaca novel ini. Jangan lupa berikan dukunganmu kepada Author dengan memberikan: like, tips, komentar, dan hadiah vote. Tambahkan novel ini ke favorite kamu agar mengetahui up episode terbaru. Episode terbaru akan segera diupdate hari ini.
Bantu novel ini masuk ke ranking dengan memberikan like dan komentar agar novel ini semakin dikenal banyak orang🤗❤️ Terima Kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Nabila
Nah Lesty dalam delima gimana menjelaskan ke Carlos sekarang hadehhhh 🙈🙈🙈🙈
2022-09-21
1
Lovesekebon
Haddehh 🙈
2022-06-11
1
Sonia Sonari
jeger... ikut kager 😂
2022-06-09
2