Bab 4

Kartika berjalan cepat mengejar langkah kaki panjang pria yang mirip suaminya. "Mas Angga" pekik Kartika. Namun pria itu sudah masuk keruangan lalu menutup pintu.

Kartika berhenti menatap pintu, ruangan yang tertutup rapat. Tangannya diangkat keatas ingin mengetuk. Namun, dia mengurungkan niat, khawatir menggangu privasi orang. Ya jika pria tadi memang benar suaminya? tetapi jika bukan betapa malunya Tika.

Tetapi kenapa ada orang semirip itu. Caranya berjalan, dan lambaian tangan nya pun persis.

Kartika bingung harus berbuat apa. Tika menjadi teringat Jenita anaknya. Dari lahir dia belum pernah melihat Ayahnya selain hanya di fhoto. Wajar jika anaknya merindukan sosok Ayahnya.

"Ya Allah... pertemukan kami" doa itu yang selalu dipanjatkan. Walaupun kepergian Angga yang tidak ada kabar berita, sudah melukai hatinya. Namun, yang ada dalam benak Kartika, ia ingin keluarga kecilnya berkumpul.

"Tika... kamu aku cari-cari kok disini, ayo cepat makan, nanti keburu masuk" kata Sekar memanggil Kartika. Kartika pun balik badan kemudian meninggalkan tempat itu, kembali ke kantin.

"Tik, cepat makan, kamu kenapa? tinggal waktu 10 menit lagi loh" Sekar mengagetkan Kartika yang sedang melamun, hanya mengaduk-aduk makanan. Kartika masih memikirkan sosok laki-laki yang mirip Angga tadi.

"Oh iya Sekar, aku makan" Kartika pun cepat menyelesaikan makan, karena waktu tinggal sedikit lagi.

Selesai makan, mereka kembali ke dapur dan melewati pintu dimana laki-laki yang mirip suaminya tadi, masuk.

"Sekar, ini ruangan siapa?" tanya Kartika penasaran.

"Oh, itu ruangan bu Diana, pemilik DIANA BAKERY, kenapa, gitu?" Sekar menoleh Kartika yang berjalan disampingnya.

"Nggak kenapa-kenapa kok, ingin tahu saja, Bu Diana itu hebat ya Se, masih muda tapi sudah mempunya usaha, memang usianya berapa Tik " selidik Kartika.

"Ya, sekitar 28 tahun gitu, sama kamu lebih tua dia sedikit, konon pabrik ini milik bu Diana sendiri" terang Sekar.

"Oh gitu, pasti ortunya orang kaya raya ya Se" tebak Kartika.

"Ya jelas lah Tik, orang tua bu Diana orang kaya, beliau juga punya perusahaan sendiri, yang aku dengar sih, di kelola Pak Rangga menantunya." tutur Sekar.

"Rangga?!" Kartika terkejut. Rangga dan Angga beda-beda tipis, siapa sebenarnya pria itu?.

"Iya" pungkas Sekar, karena mereka sudah sampai di dapur.

Kartika segera mengenakan masker dan penutup kepala, begitu juga dengan yang lain lalu melanjutkan pekerjaanya.

*********

Hallo sayang" sapa Rangga yang baru masuk, lalu memeluk Diana dari belakang.

"Mas Rangga kemari kok nggak bilang-bilang?" tanya Diana terkejut. Diana sedang check keuangan pabrik. Sehingga tidak memperhatikan kedatangan suaminya.

"Aku kangen sama kamu" sahut Rangga bergelayut manja. Rangga yang baru pulang dari luar kota mengontrol usahannya langsung menemui Istrinya.

"Jangan menggombal" Diana mencebik mendongak keatas hingga kepalanya membentur dada suaminya . Diana menghentikan aktifitasnya lalu menarik suaminya mengajaknya duduk di sofa, ruangan kantor. Mereka melepas kangen.

"Beneran" Rangga tersenyum simpul.

"Kamu sudah makan?" tanya Rangga.

"Belum, aku pesan online saja ya" tanpa menunggu jawaban Rangga, Diana memesan makan siang.

"Bagaimana cabang elektronik yang di luar kota?"

"Bagus kok, kamu nggak menanyakan kabar aku bagaimana, kok malah menanyakan yang lain sih memang kamu tidak kangen?"

"Bukan begitu Mas, kamu sekarang ada disini segar bugar, ya sudah pasti sehat wal afiat lah" keduanya pun terkekeh. Tak lama kemudian pesanan makan siang datang, mereka makan siang bersama.

"Mas, sebentar lagi kan ulang tahun pernikahan kita yang kelima, aku ingin merayakan di Bali, sekaligus bulan madu kedua di sana, menurut Mas bagaimana?" tanya Dian penuh harap. Setelah makan mereka ngobrol di sofa.

"Terserah kamu saja, aku menurut, lagian nggak apa-apa sekali-sekali kita quality time, kamu jangan kerja terus, biar kita segera punya momongan" protes Rangga.

Diana diam, jika ditanya soal anak dia lalu bungkam. Rangga pun tidak bicara lagi, kemudian mengangkat tubuh ramping Diana membawanya ke kamar yang terletak di ruang kerja istrinya. Mereka melepas rindu yang sudah seminggu tidak bertemu.

**********

"Tika, kamu tinggal dimana sih? kapan-kapan aku boleh berkunjung dong" kata Sekar sudah selama seminggu mereka bekerja tapi belum saling tanya alamat.

"Aku tinggal di pasar minggu, dirumah Mbak aku, boleh lah, kalau kamu mau main" mereka pun semakin akrab, keduanya menjadi sahabat yang asyik.

"Se, aku deg degan deh, kira-kira aku diperpanjang nggak ya kerja disini" Kartika khawatir, sebab hari ini waktunya diumumkan lanjut bekerja atau sebaliknya.

"Semoga kamu lulus Tik, toh selama traning kamu lancar kok"

Kartika pun diam, yang membuat dia ragu, bukan kemampuannya untuk bekerja, tapi lebih takut jika karyawan senior yang bernama Adelia berbuat curang. Sebab, selama ini Adelia selalu memusuhi dirinya.

Sore harinya pekerja yang baru traning dikumpulkan oleh Mbak Nana. Ada lima orang Kartika salah satunya, mereka pun semua tegang.

"Kartika... selamat ya, hasil kerja kamu lumayan bagus, bahkan Bu Diana pun memuji hasil produksi kamu, biasanya sangat sulit untuk mencari tenaga ahli untuk membuat spekkoek, dan Makaron, tetapi sebagai tenaga baru hasil karyamu cukup lumayan, hari senin dan seterusnya kamu tetap bekerja" tutur Mbak Nana.

"Terimakasih Mbak, Bu Yoyoh... ini berkat bimbingan Mbak, dan juga Ibu" Kartika senang.

Adelia yang berdiri tidak jauh dari tempat itu pun kesal, sudah memberi tugas Kartika yang sulit, tetapi justeru di puji. Makaron dan spekkoek biasanya jarang yang bisa berhasil membuat terlebih karyawan yang baru masuk.

"Kalian boleh pulang" titah bu Yoyoh, sebagai pembimbing.

Kartika pun keluar dari dapur tersenyum senang, dia tidak usah bingung mencari pekerjaan lagi, apalagi pekerjaan ini, sesuai jurusan sekolah yang ia ambil dulu. Yakni, jurusan tata boga. Kartika jalan cepat menuju jalan raya ingin cepat pulang dan bertemu Jenita anaknya.

Namun, senyum itu menghilang saat sampai parkiran netranya tertuju kepada orang yang mirip suaminya bersandar di mobil sambil memainkan ponsel. Selama bekerja disini sudah dua kali, Kartika bertemu.

"Mas Angga" sapa Kartika tersenyum menatap orang yang di cintanya itu.

Rangga mendongak mengangkat kepalanya lalu menatap Kartika lekat. Keduanya saling pandang hingga beberapa menit.

"Prak" handphone yang dipegang Rangga terjatuh hingga hancur berkeping-keping. Keduanya beralih menatap handphone.

"Sayang... kenapa?" Diana yang baru keluar melihat suaminya yang sedang menatap handphone menghampiri.

Kartika terkesiap, mendengar panggilan Diana dengan sebutan sayang, hatinya tersayat sembilu.

"Nggak apa-apa Dian, hp aku jatuh" sahut Rangga singkat kemudian memungut handphone dan mengumpulkan.

"Kamu siapa?" tanya Diana kepada Kartika, selama Kartika bekerja tentu Diana belum pernah bertemu.

"Saya Kartika Bu, pekerja baru disini." Kartika tersenyum ramah menjawabnya santai.

"Kartika?" Diana mengingat nama itu sudah sering ia dengar walaupun belum melihat wajahnya. "Oh kamu yang baru berkerja seminggu yang lalu ya?"

"Betul Bu"

"Sayang... aku tunggu di mobil ya" kata Rangga kepada Diana melewati Kartika yang masih belum bisa mencerna apa yang terjadi.

Terpopuler

Comments

Hajjah Hartini Effendi

Hajjah Hartini Effendi

ternyata memang Angga suami Tika, tapi seperti nya Angga pura² tidak mengenal Tika

sedih banget, sabar y Tika

2025-03-06

0

himawatidewi satyawira

himawatidewi satyawira

ketauan dah ni

2024-09-21

1

Uneh Wee

Uneh Wee

kartika semoga kau dapat kn kabahagiaan ...

2022-12-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!