Bab 12

Hari berganti, tibalah saatnya Angga dan Diana melakukan wisata ke Bali. Menyewa hotel yang mewah dan mahal, melakukan bulan madu kedua. Mereka Jalan-jalan menjelajahi semua kawasan wisata yang ia senangi.

Itulah, dimana ada uang, segalanya mudah di dapat dan di nikmati bagi kehidupan Rangga saat ini. Rangga tidak menyadari bahwa anak dan istrinya yang terdahulu, hanya untuk sekedar mengisi perut saja harus memeras keringat. Namun, bukanya di kehidupan rumah tangga Rangga dengan Diana tidak pernah di warnai pertengkaran.

"Mas Rangga, buat apa membeli boneka?" tanya Diana saat sudah di penghujung acara mereka mencari oleh-oleh.

"Untuk oleh-oleh anak yang aku temui di swalan waktu itu." Rangga tersenyum senang, mengingat pertemuanya dengan Jenita.

Diana menatap suaminya yang sedang memilih boneka dengan dahi berkerut. "Kamu ini ada-ada saja Mas, kenal juga nggak, anak siapa juga nggak tahu, main beli-beli saja. Sudah gitu boneka itu kan mahal!" Diana nerocos kesal.

Rangga tidak menghiraukan omelan Istrinya justeru mengambil boneka Teddy Bear. Rangga ingat saat di Mall, Jenita memegang boneka itu seperti menyukainya.

Rangga minta pedagang untuk mengemas boneka tersebut.

Merasa di abaikan Diana kesal, kemudian meninggalkan tempat itu. Rangga bergegas mengejarnya menenteng boneka dan juga oleh-oleh yang lain.

"Kok kamu malah duluan sih... nggak bantu aku bawa belanjaan ini kan banyak Na" kata Rangga memang tampak keberatan membawa banyak oleh-oleh yang Diana beli.

"Siapa suruh! membeli boneka segala! berat kan!" Diana kemudian masuk kedalam taksi di ikuti Rangga.

Di dalam taksi mereka saling diam hingga sampai di hotel. Diana turun dari taksi terlebih dahulu meninggalkan Angga. Angga hanya menggeleng melihat kelakuan istrinya.

"Diana... hanya gara-gara aku beli boneka saja, kok kamu ngambek sampai begitu sih?!" Rangga ikutan kesal. Sambil meletakkan oleh-oleh di dalam kamar hotel. Mereka sudah siap-siap sebab siang nanti akan kembali.

"Sebenarnya siapa anak itu Mas?!" Diana menatap Angga horor.

"Maksudnya apa? aku kan sudah bilang, aku nggak kenal sama anak itu! kamu kan tahu Diana! kalau aku suka banget sama anak kecil!" teriak Angga.

"Ya sudah! kalau kamu suka sama anak kecil! kumpulkan saja seluruh anak-anak, dan belikan boneka satu persatu!" Diana menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur.

Angga semakin kesal sebenarnya bukan itu jawaban yang ingin di dengar olehnya

"Ok! kalau memang kamu nggak suka aku menyayangi anak orang! kamu berusaha dong memberi aku anak!" Angga duduk di ranjang memunggungi Diana.

"MAS!" bentak Diana.

"APA? KARENA KAMU NGGAK SUKA PUNYA ANAK DARI AKU KAN?! IYA KAN?!" Rangga menunjuk wajah Diana.

"Brak" Diana bangun lalu membanting koper yang sudah di susun rapi.

"Kecilkan suaramu Mas! anak itu pasti anakmu dengan wanita lain kan!" Diana tak mau kalah.

"BICARA APA KAMU?! HAH!!" Angga benar-benar emosi.

"Nggak usah menyangkal lagi Mas! aku bukan anak kecil, wajah anak itu mirip sekali sama kamu?!"

"Hah!" Rangga ambil jaket yang tergeletak di meja sambil berlalu, menendang koper yang di banting Diana tadi hingga membentur tembok. Rangga kemudian keluar dari hotel meninggalkan Diana.

Rangga kembali memesan taksi menuju sebuah Desa. Sampai di tempat ia duduk menyendiri. Rangga menikmat pemandangan sawah nan indah, tempat yang jauh dari hiruk pikuk keramaian. Ini lah yang ia butuhkan saat ini.

Ia mendongak menatap bukit, berjajar pepohonan dari kejauhan banyak wisatawan yang baru menuruni bukit. Karena matahari sudah terik mungkin sudah saatnya mereka mencari tempat yang teduh.

Rangga memutar bola matanya, tatkala ada yang mengusik duduk nya. Rangga menepis ulat berwarna hijau berjalan di lengan. Otaknya kembali ke tujuh tahun yang lalu.

Flashback on.

"Mas Angga... tolong..." Kartika menangis, sambil mengibaskan tangan.

"Ada apa?" Rangga berlari menghampiri, saat itu mereka sedang berada disawah.

"Hiks hiks, ulat Mas, aku takut..." rengek Kartika manja.

Angga segera menepis ulat hijau yang merayap di lengan Kartika. Kartika memang orang paling pemberani tetapi takut dengan yang namanya ulat. Kartika menghambur memeluk Angga dari depan, lalu menantap ulat, yang masih berjalan di tanah.

Flashback off.

Senyum terukir di bibir Angga, saat menatap ulat yang masih berjalan dari rumput satu ke rumut yang lain. Wajah Kartika menari di ingatan. Dulu ketika bersama Kartika belum pernah bertengkar.

Kartika selalu lembut bertutur kata. Menjaga perasaan ketika ingin bicara. Sangat berbeda dengan Diana. Jika Rangga berbicara satu kata Diana akan mejawab lima kata. Pertengkaran seperti ini sering terjadi.

"Tidak! aku tidak boleh memikirkan masalalu, masa depanku adalah Diana!" Angga segera berdiri lalu kembali ke hotel.

********

Di kebun binatang, Kartika bersama Jenita sedang memberi makan monyet dengan melempar-lempar kacang.

"Tidak boleh loh, memberi makan hewan kecuali petugas" Devan mengingatkan.

"Memang iya Om?" Jenita berputar menghadap Devan bersandar di pagar monyet.

"Iya dong... baca tuh tulisan" Devan menunjuk plang.

Jeni menoleh. Lalu membaca plang. Di- la- ra- ng mem- be- ri- ma- kan." Jeni mengeja karena baru kelas satu wajar jika belum bisa membaca tulisan dengan lancar. "Selain petugas." Kartika menambahkan. Mereka pun terkekeh.

Ya. Devan saat ini sedang mengajak Kartika dan Jeni jalan-jalan ke kebun binatang.

Mereka saat ini semakin akrab Devan menepati janjinya setiap pulang dan berangkat kerja mengantar jemput Kartika.

"Bun, Jeni lihat burung itu ya" Jenita menunjuk ke arah buruk merak.

"Iya, tapi ingat! jangan jauh-jauh." pesan Kartika. Menggerak-gerakkan kedua jarinya.

"Siap bun" Jeni mendekati pagar burung.

"Kita seperti suami istri yang punya anak satu ya" Devano mengukir senyum.

"Pak"

"Apa?"

"Beneran? bapak, belum punya Istri?" tanya Kartika khawatir.

"Kenapa? kamu naksir saya?" Devano terkekeh. "Ow" kuku tajam Kartika mendarat di lengan Devan.

"Makanya, jangan bercanda terus... saya tuh takut, dekat dengan bapak, nanti kalau Pak Devan ternyata sudah punya istri, terus saya dilabrak orang, kan malu-maluin,"

Devan diam, kemudian merogoh dompet. " Baca ktp saya. Saya sudah nikah belum?" Devano gemas mendengar pertanyaan Kartika setiap hari.

"Iya, saya percaya, maaf Pak saya tidak punya maksud apa pun."

Keduanya saling diam Devan lalu berdiri mendekati Jeni. Tampak Devan menyiuli burung, membuat Jenita tertawa kegirangan.

Sementara Kartika memangku tangan. Dia merenung, ingat setiap Angga datang ke pabrik selalu bergandengan dengan Diana. Hatinya terbakar. Sebenarnya jika ingin melabrak dia punya hak. Namun, Kartika berpikir 1000 kali, untuk melakukan itu. Tampaknya, Diana juga tidak mengetahui bahwa Rangga mempunyai anak istri. Kartika menarik nafas dalam merasakan kegetiran di hati.

Kartika akan menyusun rencana, jika sudah mendapat pekerjaan yang lain, akan keluar dari pekerjaan sekarang. Tidak kuat lagi lama-lama di tempat itu. Sementara Angga seperti sengaja mengumbar kemesraan dengan wanita kaya itu.

Kartika menatap Jeni yang sedang di gandeng Devan. Dia bertekat akan mengugat cerai suaminya. Tidak ada yang perlu dipertimbangkan lagi.

Untuk Jeni, Kartika akan menjelaskan jika dia mengerti nanti.

"Kita pulang yuk, sudah sore" kata Devan membuyarkan lamunan Kartika.

"Ayo" mereka pun pulang.

"Sudah terimakasih belum sama Om, kan sudah di ajak jalan-jalan?" tanya Kartika. Ketika mobil Devan sudah berjalan.

"Terimakasih Om" Jenita duduk didepan bersama Devan. Lalu Kartika duduk di tengah.

"Sama-sama cantik, nanti kapan-kapan kita jalan-jalan lagi ya"

"Beneran Om?"

"Beneran dong."

Tidak lama kemudian, Kartika dan Jenita tertidur. Devan menoleh sebentar menatap Jeni, dan beralih memandang Kartika dari kaca spion. Devan mengulas senyum.

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

jenita itu anakx ranggakh maaf aku lupa cerita awalx

2022-06-22

0

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

wahh jd pgn ke bali

2022-05-05

0

VLav

VLav

hayoloh serangga, itu anakmu ikut oleng ke mas devan 🤪

2022-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!