Alexa mengikuti langkah Johan, dan akhirnya berhenti di depan sebuah mobil jeep Cherokee limited edition menunggu mereka di tengah hutan tersebut. Johan langsung membukakan pintu mobil di belakang dan meminta Alexa untuk memasukinya. Gadis itu terkejut melihat Ravendra yang duduk di dalam dengan mengarahkan matanya ke depan tanpa melihatnya. Tiba-tiba gadis itu teringat dengan apa yang dilihatnya beberapa jam yang lalu, bagaimana darah segar berwarna merah mengalir dari mulut laki-laki yang duduk di depannya itu. Tanpa sadar, Alexa berhenti dan memundurkan kakinya beberapa langkah ke belakang.
"Miss Alexa.., berita dari bagian BMKG baru saja memberi tahu kami jika hujan lebat akan segera turun. Rombongan dari PT. Andromega semuanya juga kita evakuasi, cepatlah naik! Kita berkejaran dengan waktu, karena kita tidak akan dapat melawan alam." suara Johan di belakangnya menyadarkan Alexa, dan terlihat Ravendra tetap terdiam menatap ke depan.
Alexa tidak bergerak, gadis itu masih merasa ngeri dan shock dengan keadaan yang dilihatnya itu. Hanya dalam satu hari, Alexa merasakan nasib buruk telah menghantuinya.
"Johan.., cepatlah! Apakah kamu akan sanggup menghadapi badai yang sebentar lagi akan datang?" suara berat Ravendra tiba-tiba terdengar seperti memberi peringatan pada Johan. Tanpa bicara, Johan mengangkat pantat Alexa dari belakang dan segera memasukkannya ke dalam mobil, di samping tempat duduk Ravendra.
"Maaf Miss.." ucap Johan pelan. Mata Alexa melotot memindai wajah Johan, tetapi laki-laki itu tidak memiliki pilihan lain.
"Apakah ada yang mau kita datangi Tuan Muda.., atau kita akan langsung menuju ke hotel?" Johan bertanya pada Alexander. Laki-laki yang duduk di samping Alexa itu terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu..
"Johan sepertinya kita tidak akan dapat mencapai hotel tepat waktu. Hujan badai akan menghadang kita, jalan satu-satunya kita menuju mansion untuk menghindari terjangan badai. Beritakan kabar ini pada pemandu jalannya outbound agar mereka mencari plan lain untuk menyelamatkan orang-orang dari perusahaan kita." tiba-tiba seperti seorang peramal, Ravendra menyampaikan kabar buruk pada Johan. Alexa menatap wajah Ravendra yang belum menyapanya dari tadi.
"Siap Tuan Muda.." selesai menjawab, Johan langsung mengambil ponsel dan melakukan panggilan langsung.
"Aku tidak mau tahu.. segera selamatkan orang-orang dari perusahaan Andromega. Ide siapa yang mengadakan kegiatan sampai ke hutan ini, bisa-bisanya malah mencari masalah." terdengar suara Johan berdebat dengan penanggung jawab acara.
Tanpa berkata-kata lagi, Johan langsung mengakhiri panggilan telpon.
"Bicara dengan siapa kamu Jo..?" tanya Ravendra lagi.
"Penanggung jawab kegiatan menyampaikan katanya Kathleen menolak untuk dievakuasi keluar. Perempuan itu ngeyel untuk diajak keluar, dan masih ingin melanjutkan aktivitas mereka. Tetapi Tuan Muda tidak perlu khawatir, saya sudah memaksa mereka untuk segera keluar dari hutan ini dan menuju tempat penampungan bencana di dekat area sini." Johan menjawab pertanyaan Ravendra, kemudian laki-laki itu mulai menjalankan mesin mobil. Tidak lama kemudian, mobil itu mulai berjalan perlahan meninggalkan tempat itu.
"Urusi perempuan itu.., jika aku masih melihat lagi perempuan itu membuat ulah.., keluarkan dia dari perusahaan! Aku tidak mau, dia membawa korban gadis-gadis dalam perusahaan kita untuk dia berikan pada laki-laki mesum yang selalu bersamanya." dahi Alexa berkerenyit mendengar perkataan Ravendra. Gadis itu mencoba menebak-nebak identitas apa yang dimiliki oleh laki-laki itu, tetapi kembali pemandangan beberapa jam lalu membuatnya untuk bungkam di depan mereka.
"Siap Tuan Muda..., sepertinya prediksi Tuan Muda benar. Di depan hujan sudah mulai terlihat turun, kita harus menerobos hujan itu untuk dapat mencapai mansion Tuan muda." ucap Johan. Laki-laki itu terlihat sudah terbiasa menempuh perjalanan di tengah hutan yang lebat itu,
************
Hujan deras mengguyur mobil mereka, menambah suasana mencekam di hutan itu. Angin besar yang tiba-tiba bertiup membuat Alexa merasa ketakutan. Wajah Alexa tiba-tiba memucat pias, tangannya gemetaran. Alexander tiba-tiba menoleh dan merasakan ketakutan yang dirasakan oleh Alexa. Tanpa bicara, Alexander meraih tangan Alexa kemudian menggenggamnya. Alexa menatap mata laki-laki itu, dia sudah tidak mempedulikan pemandangan beberapa jam lalu yang dia lihat. Tiba-tiba Alexander meraih tengkuk Alexa, kemudian mendorongnya ke depan. Tidak lama kemudian wajah Alexa sudah berada di dada laki-laki itu, dan tangan Alexander dengan hangat mendekapnya. Merasakan kenyamananan berada di pelukan laki-laki itu, Alexa hanya diam tidak bereaksi apapun. Dari kaca mobil bagian atas depan, Johan tersenyum melihat interaksi kedekatan Tuan Mudanya dengan Alexa.
"Jeglarrr..., brakkk.., ciittt.." Johan menginjak rem mobil, ketika sebuah kilat menyambar dahan pohon dan terjatuh di depannya.
Alexa merasa kaget, dan tanpa sadar kedua tangannya mendekap tubuh Ravendra dan semakin membenamkan wajahnya di dada laki-laki itu. Bahkan detak jantung laki-laki itu terdengar jelas di telinganya. Kedua sudut bibir Ravendra melengkung ke atas, menandakan kebahagiaan mendatanginya saat ini.
"Ada apa Jo..?" tanya Ravendra tiba-tiba.
"Kilat Tuan Muda.. Sepertinya kita harus mencari jalan memutar untuk dapat mencapai mansion dengan cepat Tuan Muda," ucap Johan menawarkan alternatif lain untuk segera dapat sampai di mansion.
"Kamu aturlah Jo..., hujan ini akan berlangsung lama. Bahkan sampai malam hari, kita baru akan dapat keluar dari hutan ini, mungkin besok pagi. Kabari orang-orang dari perusahaan sesampainya mereka di tempat penampungan, kirimkan helikopter besok pagi untuk mengevakuasi mereka." secara tertata, terlihat Ravendra memperhatikan keselamatan orang-orang dari perusahaan Andromega. Laki-laki itu membuat pengaturan agar para karyawan perusahaan tersebut bisa kembali dengan selamat.
"Baik Tuan Muda.. segera sesampainya kita di mansion, semua akan kita atur." tanpa banyak bicara, Johan langsung menyanggupi arahan yang disampaikan Ravendra.
Setelah melewati perjalanan yang melelahkan, akhirnya jeep yang dibawa Johan memasuki sebuah bangunan megah tetapi menyeramkan di tengah hutan. Untungnya, Alexa terlelap dalam dekapan Ravendra, sehingga gadis muda itu tidak melihat bagian depan bangunan itu. Seorang laki-laki tua membukakan pintu gerbang dengan mengenakan sebuah payung.
"Cit..., cit..., cit..." puluhan kelelawar terbang seakan menyambut kedatangan Johan dan Ravendra ke mansion ini. Laki-laki itu mengangkat tangannya ke atas, dan binatang-binatang itu segera terbang menyingkir dari mereka.
"Selamat siang Tuan Muda..." seorang laki-laki tua yang tadi membukakan gerbang, menyambut kedatangan mereka.
"Siang.. Pablo.. ingatkan istrimu untuk menyiapkan kamar. Aku menggunakannya sekarang.." ucap Ravendra langsung memerintah laki-laki itu.
"Semua sudah siap Tuan Muda. Maria selalu membersihkan dan menyiapkan ruangan itu, agar selalu siap untuk ditempati secara mendadak. Tuan muda bisa langsung beristirahat di kamar itu." laki-laki yang dipanggil Pablo itu menjawab pertanyaan yang diberikan Ravendra.
Ketika melihat Ravendra keluar sambil mengangkat tubuh seorang gadis, dahi Pablo berkerenyit. Tapi Johan segera menepuk punggung laki-laki itu, memberinya isyarat untuk tidak bertanya tentang apa yang dia lihat di depannya. Pablo segera menghilangkan rasa penasarannya, dengan cepat laki-laki tua itu mengikuti langkah Ravendra yang langsung membawa Naura memasuki mansion.
*************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
Saenab
sebenarx siapa ravendra apakah dia vampir
2022-09-07
1
❤ $he ¥ ❤
semangatt...Kakak...Author...fokus..fokus...😊😍😊😍😊😍
2022-04-10
2