Boss Ridwan tiba-tiba dengan tergesa-gesa mengumpulkan enam orang IT Design Team di ruang diskusi di pojok ruang kerja mereka. Mereka saling berpandangan, saling konfirmasi ada urusan apa mereka tiba-tiba dikumpulkan, Tidak ada angin dan tidak ada hujan.., tiba-tiba mereka diminta segera datang ke ruang diskusi. Tetapi tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui alasannya. Dengan perasaan malas, ketiga laki-laki dan tiga perempuan itu menuju ruang diskusi dengan penuh tanda tanya. Alexa menggandeng tangan Aniss, meskipun gadis itu belum mau bercerita padanya, Alexa tetap memberikan dukungan padanya.
"Lexa.., apakah kamu tahu.., untuk apa kita diminta ke discuss room?" Irwan bertanya pada Alexa. Tetapi karena memang Alexa juga tidak tahu untuk alasan apa mereka diminta datang, dia hanya mengangkat kedua bahunya ke atas.
"Kan.., saat ini dirimu anak buah tercinta dan kesayangan laki-laki itu. Pasti dong.., bujang lapuk itu sudah membocorkan informasi padamu." ucap Irwan lirih dengan tatapan menggoda Alexa. Tatapan marah muncul di mata gadis itu.
"Aku sumbat mulutmu pakai gumpalan kertas, atau kamu tutup mulutmu!" dengan kata-kata cenderung kasar, Alexa menanggapi perkataan Irwan.
"Hey..., ada gosip apaan nih?? Kok Miss Alexa tumben bisa sekesal ini padamu Ir.. Kamu buat kekacauan lagi ya." Alana rekan kerja mereka menimpali perkataan Alexa. Gadis itu langsung memvonis Irwan yang memulai keributan.
"Ha.., ha.., ha... sudah damai kok Lan... Biasa ada yang lagi didekatin tuh sama Boss kita, Mr. Ridwan.." bisik Irwan ke telinga Alana. Gadis itu langsung membelalakkan matanya tidak percaya. Tanpa diduga Irwan, Alana langsung berjalan mendekati Alexa.
"Lexa.., mending kamu batalin saja deh pilihanmu. Boss Ridwan itu bukan laki-laki yang baik, dia tidak cocok untukmu. Sudah banyak gadis yang menjadi kebrutalan laki-laki brengsek itu. Wajah sih bolehlah, tapi kelakuannya mesum habis. Untung aku dulu diselamatkan sama Rado.. , jika tidak aku sudah akan tersungkur di ketiak laki-laki itu." menganggap serius perkataan Irwan, Alana berusaha menyampaikan nasehat pada Alexa.
"Gila apa Lan.., memangnya aku buta tidak bisa melihat kelakuan bejat laki-laki. Irwan si tukang kompor, kamu percayai.. hadeh." tidak menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana perasaannya pada Boss Ridwan, Alexa menyalahkan Irwan sambil mengacungkan genggaman tangan ke arah laki-laki itu.
"Jadi..., ceritanya gue dikibulin nih sama tukang hoax ini?" mendengar perkataan Alexa, Alana langsung ikut melotot pada Irwan.
"Ha.., ha.., ha..., kena juga kamu Lan.. Makanya jadi gadis itu agak bengkok dan error dikit kenapa, jadi ada informasi tuh jangan langsung ditelan mentah-mentah." protes Irwan membela diri sambil tertawa ngakak.
Baru saja Alana akan memukul punggung laki-laki itu, dengan cepat gadis itu menarik tangannya kembali. Di depan pintu masuk, sudah berdiri Boss Ridwan yang menatap mereka dengan tatapan tajam. Enam orang itu menundukkan kepala sambil menahan senyum, kemudian mereka segera masuk ke discuss room dengan menutup mulutnya.
"Alexa duduk dekat dengan tempat duduk saya!" baru saja Alexa akan mengikuti Aniss duduk di dekat Irwan, suara tegas Boss Ridwan memintanya untuk mendekat padanya. Tidak mau berdebat dan meributkan hal sepele, dengan cepat Alexa mengikuti perintah laki-laki itu. Irwan menutup mulutnya, laki-laki itu tertawa kecil tetapi tidak mau ketahuan oleh Boss Ridwan.
"Okay.., baiklah karena tim kecil kita sudah berkumpul, aku akan menyampaikan informasi menggembirakan untuk kita semua. Tanpa kita sadari CEO perusahaan kita sangat mengapresiasi progress tim kita, yang selalu menyelesaikan semua tanggung jawab dengan excellent dalam waktu yang relatif singkat. Semua ini karena kita mendapatkan tambahan tim yang sangat handal yaitu Miss Alexa." Boss Ridwan mengawali pertemuan dengan informasi yang membanggakan mereka.
"Selanjutnya di akhir minggu ini, tim kita mendapatkan bonus untuk menginap di hotel berbintang yang ada di Star Hill. Kita akan bisa menghabiskan weekend dengan suasana yang menggembirakan, agar kita bisa melakukan healing, dan sekaligus relaksasi pemikiran kita." Boss Ridwan melanjutkan dengan kabar gembira.
"Beneran boss...?? Syukurlah sudah lama nih kita ga party." celetuk Rado sambil nyengir. Alana menyenggol Rado menggunakan lengannya.
*********
Saat istirahat
Alexa berjalan sendiri menuju pintu lift, karena kesibukannya menyelesaikan tugas Aniss, gadis itu sudah ditinggal teman-temannya untuk makan siang. Dengan santai, Naura berdiri menunggu pintu lift terbuka.
"Naura..., akhirnya kita bertemu lagi.." tiba-tiba terdengar suara laki-laki memanggilnya. Gadis itu menoleh ke samping, dan terlihat Dedy laki-laki yang tadi ditemuinya di bis kota sedang berjalan menuju ke tempatnya. Naura mengakui, ternyata laki-laki ini terlihat ganteng juga, ketika tidak mengenakan kaca mata.
"Terpukau ya melihat penampilanku tanpa kaca mata, bukan kamu saja sih. Yang lainnya banyak juga." ucap Johny cengar-cengir dengan maksud menggoda Naura.
"Mau aku bully kamu disini.., sama senior malah petentang-petenteng." tegur Alexa pura-pura marah, dan gadis itu memalingkan mukanya dengan segera.
"Maaf Lex..., please ya, maafin aku. Biar aku agak diseganin sama yang lainnya juga, karena tadi hanya karena aku anak baru disini, dibully di divisiku." melihat Alexa jadi mengacuhkannya, Johny segera meminta maaf pada gadis itu. Tidak lama kemudian pintu lift tiba-tiba terbuka, dan Alexa sudah terlanjur memasukkan sebelah kakinya ke dalam. Tatapan tajam Ravendrar seperti menguliti kulitnya, tetapi gadis itu tidak mungkin untuk membatalkan langkahnya.
"Berdirilah di dekat sini Miss Alexa.., masak perempuan berdiri di dekat pintu. Nanti kesenggol sama orang yang lalu lalang masuk." Johan dengan sengaja menggeser tempatnya berdiri, untuk memberi tempat bagi Alexa agar berdiri di samping Ravendra. Gadis itu tidak menjawab, dia hanya melirik laki-laki di sampingnya itu yang menatapnya dengan mata tajam.
"Na.., mau kan kamu maafin aku? Nanti aku bayarin deh ongkos naik bis kotanya saat kita pulang ke rumah." Johny yang tidak memahami situasi, terus berusaha melunakkan hati Alexa.
"Ya.., diamlah!" ucap Alexa cepat. Berdiri di samping Ravendra, gadis itu merasa seperti ditimpa air es. Sekujur tubuhnya mendadak kedinginan, dan segera Alexa bermaksud menggeser tubuhnya ke samping sedikit menjauh dari laki-laki itu. Tetapi naas baginya, tangan Ravendra dengan kencang memegangi agar tidak meninggalkannya.
Johny terpaku memandangi reaksi Alexa yang tiba-tiba diam seribu bahasa, bahkan saat tangannya dipegang dengan erat oleh laki-laki disampingnya, terlihat jika Alexa tidak berani berontak. Laki-laki itu berusaha mencuri pandang pada mereka, tetapi saat matanya beradu pandang dengan laki-laki yang memegang erat Alexa, tiba-tiba bibirnya menjadi kelu.
Ketika pintu lift sudah berhenti di roof top, Alexa berusaha melepaskan cekalan tangan Ravendra dari tangannya. Tetapi laki-laki itu malah merengkuhkan kedua tangannya di pundak gadis itu. Alexa menengadahkan wajahnya memberanikan diri menatap Ravendra, tetapi tanpa kata, laki-laki itu membawa Alexa dan langsung masuk ke private room. Johnny mengikuti mereka, tetapi Johan dengan cepat menahan laki-laki itu dengan tatapan menyeramkan.
"Lexa.., kamu tidak apa-apa?" Johnny memberanikan diri bertanya pada Alexa, ketika melihat gadis itu hanya terdiam diperlakukan oleh laki-laki itu.
Dengan senyum pahit, Alexa memandang Johnny dan menganggukkan kepala. Dia sengaja tidak berontak di roof top, daripada menimbulkan kecurigaan pada teman-temannya yang lain.
*****************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
❤ $he ¥ ❤
💙💟💙💟
2022-04-10
0