Ravendra tanpa berkedip melihat penampilan Alexa mempresentasikan konsep desain melalui layar komputernya. Bibirnya dari tadi membuat senyuman kecil, melihat kepiawaian gadis itu menyampaikan materi. Baru kali ini, dia menemukan pegawai baru dalam perusahaannya dengan ide brilian, dan menyampaikan ide-idenya langsung pada para petinggi perusahaan.
"Sebentar Miss Alexa.., jadi menurut ide dari IT Design.. kita akan mengesampingkan kemungkinan pasar yang lain, hanya akan melirik pasar untuk kids?? Apakah itu tidak berarti perusahaan kita akan bunuh diri?" tiba-tiba dengan pandangan kurang suka, Miss Kathleen mengajukan pertanyaan. Para peserta rapat yang lain ikut terpengaruh dengan pertanyaan itu, mereka menyetujui apa yang disampaikan Miss Kathleen.
Mendengar pertanyaan itu, Alexa terlihat tersenyum. Senyuman itu seperti mengetuk hati Ravendra, sehingga tanpa sadar, jari-jari Ravendra mengusap lembut pipi dan bibir gadis itu melalui layar komputer.
"Miss Kathleen..., mohon jangan salah mempersepsikan apa yang barusan saya presentasikan. Seperti tadi saya sampaikan, kita hanya akan melirik fokus baru dengan memperhatikan stock barang di gudang. Selain itu, saat ini kita bisa melihat bagaimana dunia media sosial. Kids saat ini banyak yang digunakan sebagai ajang, dan bahkan terkesan dieksploitasi oleh orang tua mereka terutama mamanya. Untuk itu, kita berusaha untuk memancing awareness dan memasukkan unsur edukasi di dalamnya untuk merangsang pertumbuhan motorik mereka." Alexa terdengar memperjelas penjelasannya, dan terlihat tidak ada kegugupan dalam cara dia menyampaikan presentasi.
"Di satu sisi, kita tetap akan melanjutkan pasar yang sudah ada. Hanya untuk trend tahun ini, kita memfokuskan untuk menggarap nick market dengan mengintip pasar kids. Saya rasa marketing division lebih memahami akan hal ini. Keberadaan saya menyampaikan meteri presentasi karena sebagai wakil dari IT Design Division." Miss Kathleen merasa tertampar dengan penyampaian jawaban yang diberikan Alexa. Memang sebelumnya IT Design di bawah koordinasi dari Marketing Division, tetapi akhir-akhir ini melihat perkembangan, IT design dipecah sendiri dengan Ridwan ditunjuk menjadi manajer divisi. Beberapa anggota Direksi yang mengikuti rapat, manggut-manggut mendengar penjelasan Alexa.
"Alexa..., kamu memiliki magnet gadis kecil. Aku akan menyelidikimu.." Ravendra bergumam sendiri, kembali senyuman muncul di bibirnya. Laki-laki itu membayangkan pembawaan Alexa, yang sendiri, kecil tetapi memiliki keberanian. Bahkan berkali-kali gadis itu terlibat adu mulut dengan asisten pribadinya Johan.
Ravendra melihat gelas berisi air berwarna merah di atas mejanya. Laki-laki itu mengulurkan tangannya, kemudian meraih gelas itu. Saat akan menenggak minuman langsung dari gelasnya, tiba-tiba dia teringat Alexa yang seperti memendam pertanyaan dengan air yang ada di dalam gelasnya itu.
"Apakah gadis itu mengetahui isi dari gelas ini ya?" gumam Ravendra kembali, sambil memutar-mutar gelas yang ada di tangannya.
"Kan juice buah naga juga berwarna merah..., pasti gadis itu tidak berpikiran terlalu jauh." Ravendra menepis kekhawatirannya, laki-laki itu segera menenggak minuman itu langsung dari gelasnya. Karena rapat dilanjutkan dengan laporan-laporan dari divisi yang lain, minat Ravendra untuk memperhatikan dan berbicara dalam rapat menjadi hilang.
Laki-laki itu mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja, kemudian menekan nomor ponsel Johan. Tidak berapa lama, Johan yang sedang memimpin jalannya rapat menerima panggilan telpon tersebut.
"Aku akan mengakhiri video conference nya, dan sampaikan jika aku tidak akan berbicara dalam rapat. Mengenai konsep yang dipresentasikan gadis kecil itu, eksekusi aku menyetujuinya." tanpa mendengarkan perkataan keberatan dari asisten pribadinya, Ravendra mengambil keputusan secara sepihak. Laki-laki itu kemudian mematikan panggilan telponnya.
************
Pukul lima sore, seperti biasa Alexa segera bergegas menuju halte bis untuk menempuh perjalanan pulang. Gadis itu selalu menolak jika ada rekan yang menawarkannya untuk mengantarkannya pulang. Dia terbiasa mandiri sejak kecil, dan selalu ditekankan oleh Nyonya Sarah agar mengandalkan tenaga dan kekuatannya sendiri.
"Tin.., tin.. tin..." suara klakson tiga kali mengagetkan gadis itu, Alexa menoleh ke arah sumber suara dan melihat dengan angkuhnya Miss Kathleen berada dalam mobil tersebut. Disampingnya duduk laki-laki muda, yang pernah mengerjai Alexa saat pertama kali gadis itu masuk kerja.
"Miss Alexa..., jika bisnya mogok bagaimana pulangnya.., mau jalan kaki?" Miss Kathleen berbicara dengan nada sarkasme pada gadis itu. Penjelasan Alexa pada rapat dengan Direksi tadi siang tanpa sengaja membuat perempuan itu merasa tersindir.
"Tidak masalah Miss..., toh saat ini banyak ojek online juga. Miss Kathleen tidak perlu untuk terlalu memperhatikan saya. Terima kasih perhatiannya, mohon maaf saya jalan duluan." boro-boro tersinggung dengan ucapan perempuan itu, Alexa malah menjawabnya dengan jawaban pedas.
Bersungut-sungut Miss Kathleen melihat Alexa dengan tatapan nanar, dan hatinya bertambah panas ketika melihat laki-laki muda tanpa berkedip menatap gadis muda itu.
Tanpa mereka sadari interaksi Miss Kathleen dengan Alexa, diamati oleh laki-laki muda yang berada dalam mobil Bentley yang berada di belakang mereka. Hanya dengan melirik laki-laki yang berada di belakang setir kemudi, laki-laki itu memahami apa yang diinginkan Tuan Mudanya. Tanpa kata, laki-laki itu menginjak pedal gas dan menyalip mobil yang dibawa Miss Kathleen.
"Ciitt.." suara decit ban mobil beradu dengan aspal mengejutkan Alexa, dan menyebabkan gadis itu memundurkan kaki beberapa langkah ke belakang.
"Miss Alexa ..., masuk.." terdengar suara Johan meminta gadis itu masuk ke dalam mobilnya. Melihat wajah Johan muncul dari jendela mobil, Alexa menggelengkan kepala dan meninggalkan mobil itu. Tanpa diduga, Johan membuka pintu mobil dan berlari mengejar Alexa. Tanpa bicara apapun, Johan menarik tangan gadis itu dan membawanya ke mobil. Mata Miss Kathleen terbelalak melihat pandangan di depannya. Asisten pribadi CEO yang tampan dengan badan dan tinggi proporsional terlihat mendatangi Alexa, dan hal itu menjadikan hatinya panas.
"Hoy... lepaskan, aku tidak mau..." teriak Alexa dengan suara keras. Orang-orang yang berada di sekitar itu melihat mereka dengan penuh tanda tanya.
"Tin.., tin.., tin..." suara klakson mobil di belakang mereka terus berbunyi, karena Johan menghentikan mobilnya menghalangi mobil-mobil yang ada di belakangnya. Karena Alexa terus memberontak, Johan menutup mulut gadis itu dan segera mengangkat tubuh Alexa kemudian memasukkannya ke dalam mobil.
"Aaakh.., dasar pemaksa." teriak Alexa.., dan tiba-tiba dirinya kaget. Karena saat Johan memasukkannya ke dalam mobil, tubuhnya membentur sisi tubuh laki-laki berwajah pucat itu. Spontan Naura menggeser tubuhnya lebih mendekat ke pintu.
"Turuti kata-kataku..., ini perintah!" ucap Johan dengan nada tinggi. Sebenarnya laki-laki itu tidak mau memaksa Alexa, tetapi perintah dari Tuan Mudanya harus selalu dia laksanakan.
Alexa terdiam, dengan bibir cemberut, Alexa tidak mau memandang laki-laki yang duduk di sampingnya itu. Tanpa sadar aura dingin tiba-tiba seperti tertiup ke arahnya, dan gadis itu seperti menggigil kedinginan. Bulu kuduknya seperti berdiri, dan laki-laki yang duduk di sampingnya itu melihat sambil tersenyum.
*************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
❤ $he ¥ ❤
💚❤💟💙
2022-04-10
2