Tiba-tiba sepasang tangan menutup kedua mata Alexa dari belakang, sontak tangan gadis itu mencoba melepaskan tangan tersebut. Betapa terkejutnya Alexa, ketika gadis itu menengadahkan wajahnya, tampak di atasnya wajah Ravendra yang sedang menatapnya dengan mengulum sebuah senyuman. Tidak dapat disangka, jantung gadis itu tiba-tiba berdetak keras ketika mata mereka saling berpandangan.
"Cup.." sebuah kecupan di kening Alexa, menyadarkan gadis itu. Alexa langsung melotot, saat gadis itu menyadari jika laki-laki dingin itu mencuri kecupan pertamanya. Sontak, kedua tangan gadis itu menyingkirkan wajah laki-laki yang masih menatapnya dari atas wajahnya. Ravendra tersenyum, dan tanpa bicara laki-laki itu berjalan ke depan Alexa, kemudian duduk di depan gadis itu.
"Terima kasih Lexa.., kamu bersedia menghadiri undanganku kesini.." ucap lirih Ravendra pada gadis itu. Laki-laki itu meraih tangan Alexa, kemudian memberi kecupan di punggung tangan gadis itu. Merasa risih, meskipun hatinya deg-degan, Alexa menarik kembali telapak tangannya dari pegangan laki-laki yang duduk di depannya itu.
"Kak Ravend.., sepertinya kita tidak memiliki hubungan sedekat ini. Jujur saja, aku keberatan dengan sikapmu padaku. Main sosor ke kening, tangan seseorang.., tanpa permisi dan mendapatkan ijin terlebih dahulu. Apa anda tahu.., kecupan pertama hilang karena seseorang yang angkuh sepertimu." merasa keberatan dengan tindakan impulsive Ravendra, Alexa mengungkapkan isi hatinya.
Ravendra hanya tersenyum tidak menjawab, laki-laki itu malah memberi isyarat pada seseorang yang ada di belakangnya. Tidak lama kemudian, seorang waiters sudah menghampiri mereka dengan membawa sebuah minuman botol berisi Champagne dengan merek Night Orient. Kening Alexa langsung berkerut melihat waiters langsung menuang minuman, tangannya terangkat untuk memberi isyarat jika dia tidak menginginkannya..
"Jangan khawatir Alexa.., aku sengaja memilihkan minuman yang tidak memabukkan untukmu." ucap Ravendra perlahan, matanya terus menatap ke wajah Alexa dengan mengulum senyum di bibirnya.
Mendengar perkataan itu, waiters melanjutkan pekerjaannya. Ravendra langsung menyilakan Alexa untuk segera menyecap champagne yang suada dituang di gelas sloki. Tidak mau hanya menjadi objek tatapan laki-laki itu, Alexa mengambil sloki kemudian menyesap perlahan minuman dari slokinya. Rasa manis ke arah pahit segera terasa di indera pengecap gadis itu, dan rasa hangat mengalir ke tenggorokannya dengan perlahan. Meskipun, Alexa sedikitpun tidak merasakan kenikmatan, tetapi gadis itu kembali meneguk sekali lagi dan meletakkan sloki kembali di atas meja.
"Bagaimana.., segar kan? Aku tahu, kamu tidak terbiasa untuk minum alkohol, aku pilihkan minuman itu untukmu." ucap Ravendra dengan tidak mengalihkan pandangannya.
Tidak lama, waiters yang lain mengantarkan beef steak kembali ke atas meja. Ravendra langsung mengambil piring, kemudian memotong-motong daging menjadi potongan kecil-kecil. Setelah selesai, tidak diduga laki-laki itu meletakkan piring di depan Alexa. Kemudian kembali, Ravendra melakukan hal yang sama dengan beef steak di piring satunya.
"Makanlah Lexa..!" dengan suara lirih Ravendra meminta Alexa untuk segera menikmati makanannya. Karena merasa lapar, Alexa langsung menghabiskan steak di atas piringnya dalam waktu yang cepat. Gadis itu tidak mempedulikan tentang table manner sama sekali, tetapi Ravendra hanya tersenyum melihap perilaku Alexa.
Beberapa saat setelah mereka menghabiskan makan malam, Alexa sudah merasa gelisah dan ingin meninggalkan tempat itu. Tetapi laki-laki itu masih terlihat nyaman duduk disitu.
"Lexa.., maafkan sikapku selama ini! Aku tidak bisa mengendalikan hati dan perasaan jika sudah berada di dekatmu. Aku harap, kamu bisa memahamiku.." ucap Ravendra tiba-tiba pada gadis itu. Alexa mengangkat wajahnya, gadis itu sama sekali tidak menyangka jika Ravendra akan memiliki inisiatif untuk meminta maaf darinya.
"Ya sama-sama.., akupun juga sama. Maafkan juga.." setelah mengingat, jika diapun sering bersikap tidak sopan pada laki-laki itu, akhirnya Alexa juga melakukan hal yang sama. Ravendra tersenyum kemudian kembali mengambil tangan Alexa, dan sekali lagi memberi kecupan di punggung tangan gadis itu.
"Kenapa sih.., kakak dari tadi cium-cium tangan Alexa. Aku tidak suka.." sambil menarik tangannya, Alexa berbicara dengan nada tinggi...
"Tidak apa-apa Lexa.., suka saja." jawab Ravendra sambil mengulum senyum.
**************
Keesokan harinya
Seperti yang sudah disampaikan rekan-rekannya, ternyata Miss Kathleen benar mengadakan acara untuk membuat permainan di tengah hutan Pinus, yang berada tidak jauh dari lokasi hotel. Mereka akan melakukan outbound yang diadakan pada pukul lima pagi. Untungnya sebelum istirahat malam, Alexa sudah menyalakan alarm pukul empat pagi.
Dengan agak malas Alexa segera bangkit dan bergegas meninggalkan tempat tidurnya. Tidak mau ketinggalan dengan teman-temannya yang lain, Alexa segera bersiap.
"Aku akan mandi dulu saja sebentar, mungkin mataku akan terbuka jika terkena air." gumam Alexa. Segera Alexa menuju kamar mandi, dan menjalani ritual paginya.
Tidak berapa lama, gadis itu selesai membersihkan tubuhnya. Melihat beberapa potong kue yang sengaja dia sisakan dari kemarin di atas meja, Alexa segera mengisi perutnya sambil menyalakan tea pot. Satu cangkir teh panas menemani gadis itu mengisi perutnya.
"Drttt..., drttt.." ponsel Alexa tiba-tiba bergetar di atas meja. Melihat sekilas ternyata Aniss yang melakukan panggilan, Alexa segera menerima panggilan tersebut.
"Ya An.., sudah kumpul di depan?" gadis itu langsung menyapa Aniss.
"Yupz.., segera turun ya, kita join." sahut Aniss menanggapi Naura.
"Okay..., wait a minute! Aku habiskan air teh dulu." Alexa langsung mengakhiri panggilan telpon dari Aniss. Segera gadis itu mengambil topi, dan mengenakan sepatu sport. Setelah mengenakan tas selempang untuk tempat dompet dan ponsel, Alexa segera keluar dari pintu kamar.
Ternyata lampu-lampu hotel masih terlihat terang, karena memang pagi masih gelap. Sedikit ngeri, Alexa berjalan menyusuri selasar hotel dengan bersedekap, karena udara dingin terasa menembus kulitnya. Begitu sampai di depan pintu lift, gadis itu segera menekan tombol menuju lobby. Untungnya tidak menunggu lama, pintu lift sudah terbuka. Segera Alexa memasuki lift dan menekan tombol lobby.
Sesampainya di lobby, Naura tersenyum melihat beberapa rekannya sudah berada di halaman hotel. Segera Alexa bergabung dengan mereka.
"Tunggu dulu Lex.., kita akan diantar pakai shuttle menuju hutan Pinus." ucap Alana dengan jaket Hoodie di kepalanya.
"Ya.., dimana teman yang lain?" tanya Alexa sambil mengedarkan pandangannya.
"Rado sama Ronny baru diminta tolong Miss Kathleen ambil peralatan di kamarnya. Irwan . ga tahu tadi kemana. Tapi semua sudah kumpul kok disini, tinggal kamu saja yang belakangan." Aniss menjelaskan. Alexa tersenyum kecut, dia berpikir sudah luar biasa bisa bersiap jam segitu, ternyata teman-temannya sudah jauh lebih awal daripada dia.
"Masuk shuttle duluan yuk. Dingin banget disini.." Aniss menarik tangan Alexa, saat melihat beberapa shuttle sudah siap mengantar mereka ke pinggir hutan pinus. Karena merasa kedinginan juga, Alexa mengikuti Aniss dan Alana masuk ke dalam shuttle.
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
❤ $he ¥ ❤
♥♥♥♥
2022-04-10
0