Melihat gadis itu bersedekap mengisyaratkan kedinginan, Ravendra mengambil pengatur suhu di dalam mobil. Laki-laki itu melakukan pengaturan suhu dalam mode hangat, kemudian menoleh pada gadis muda yang duduk di sampingnya.
"Masih merasa kedinginan..?" ucap Ravendra dengan nada bicara lembut. Alexa menoleh ke arah laki-laki itu, kemudian menggelengkan kepalanya.
"Tidak bisa bicara.., bukannya kamu tadi secara ekspresif menyampaikan ide-ide brilianmu sampai membius peserta rapat yang lain? Sepertinya tadi di ruang kerjaku, kamu juga sangat jelas berbicara pada Johan." Ravendra berkomentar tentang diamnya Alexa, yang bertolak belakang dengan kejadian beberapa jam yang lalu.
"Jengkel saja..., ada orang iseng memaksa seorang gadis untuk masuk mobil mereka. Kita ini hidup di negara Indonesia, tata krama, aturan harus tetap kita jaga" ucap Alexa dengan terpaksa.
"Ha.., ha.., ha... ini bukan iseng Miss Alexa.. Ini namanya layanan dari atasan untuk mengantarkan pulang anak buahnya. Kami tidak suka kamu berdesak-desakan di dalam bis, berhimpitan dengan banyak orang yang tidak kamu kenal. Itu bahaya untukmu.." Johan dari kursi depan ikut menanggapi Alexa.
Alexa tetap terdiam, dan saat melihat monumen di tengah perempatan jalan, sebagai tanda jika rumahnya tidak jauh dari satu..
"Tuan Johan..., tolong hentikan kurang lebih lima puluh meter dari monumen itu. Rumah saya sudah dekat, ada di sekitar situ." Alexa terpaksa berbicara dengan laki-laki menyebalkan itu.
"Jika kami ingin mengantarmu sampai di rumah.., kami harus lewat mana Miss?" tanpa diduga, Johan mengatakan jika ingin mengantarnya sampai di rumahnya.
"Maaf Tuan Johan..., rumahku berada di dalam gang sempit. Mobil tidak bisa masuk ke wilayah itu, turunkan saja saya di depan gang. Saya akan berjalan kaki untuk masuk ke dalam." bukan bermaksud untuk menolak, tetapi memang rumahnya berada di dalam gang sempit. Dia harus selalu bersusah payah jika menuju ke tempat tinggalnya.
Tanpa menjawab, Johan menghentikan mobil di tempat yang diminta gadis itu. Ravendra melihat Alexa dengan tatapan dingin, tetapi ketika mobil berhenti laki-laki itu tanpa diduga membuka pintu mobil dan turun dari dalam mobil. Alexa segera melakukan hal yang sama, tetapi saat gadis muda itu akan melangkah..
"Aku akan mengantarmu sampai rumah." ucap Ravendra dengan nada dingin. Alexa melirik laki-laki itu dengan tanda tanya.
"Tidak perlu Tuan.., aku bisa berjalan sendiri masuk ke dalam gang. Tidak jauh kok.. masuk ke dalamnya." dengan halus Alexa menolak tawaran dari laki-laki itu. Laki-laki itu kembali menatap Alexa dengan tatapan dingin dan tanpa penolakan. Akhirnya Alexa diam saja ketika Ravendra sudah berada di sampingnya. Johan segera memarkirkan mobil, kemudian mengikuti dua orang itu berjalan di depannya.
Dengan salah tingkah Alexa berjalan beriringan dengan laki-laki berwajah pucat itu. Dia sendiri merasa bingung dengan dirinya sendiri, saat berada di dekat laki-laki itu, Alexa merasa speechless.
"Panggil aku dengan nama panggilanku Ravend.., jangan panggil Tuan Muda." tiba-tiba Ravendra mengajak Alexa bicara.
"Ya.., sepertinya usiamu jauh lebih tua dariku. Aku akan memanggilmu Kak Ravend.." kedua orang itu segera memasuki gang sempit yang hanya digunakan untuk berjalan kaki dan naik motor. Alexa menganggukkan kepala jika berpapasan dengan tetangganya, dan para tetangga itu berkumpul melihati gadis itu yang berjalan dengan dikawal oleh dua orang laki-laki.
"Kak Alex..., rumahku kecil. Aku hanya tinggal berdua dengan mamaku, aku harap kakak dan Tuan Johan tidak kaget ketika sampai di rumahku." agar tidak membuat laki-laki itu terkejut dengan rumahnya, Alexa memberi tahu terlebih dahulu tentang keadaan rumahnya. Ravendra dan Johan tidak menanggapi, mereka hanya diam.
********
Nyonya Sarah sedang menyirami anggrek di depan rumahnya, dan ketika melihat putri gadisnya berjalan dengan dua orang laki-laki muda, perempuan itu mengerenyitkan dahinya. Perlahan perempuan itu menyelesaikan pekerjaannya, kemudian meletakkan alat penyemprot tanaman di nakas yang ada di samping teras rumah.
"Lexa.., kamu sudah pulang nak?? Dengan siapa ini pulangnya?" Nyonya Sarah langsung menyambut kedatangan putrinya, dan Alexa mencium punggung tangan mamanya. Ravendra dan Johan menganggukkan kepala dan memberi senyum pada Nyonya Sarah.
"Kami hanya memastikan jika putri ibu sampai di rumah dengan selamat." ucap Johan karena melihat pertanyaan di mata Nyonya Sarah.
"Tidak boleh begitu nak.., mumpung sudah sampai sini. Ayo mampir, duduk-duduk sebentar. Ibu akan menyediakan minuman hangat untuk kalian." Nyonya Sarah memaksa kedua laki-laki itu untuk mampir, Johan menatap mata Ravendra dan ketika melihat laki-laki itu menganggukkan kepala.
"Baik bu.. karena menghormati ibu.., kami akan mampir sebentar." ucap Johan tidak mau mengecewakan hati orang tuanya. Kedua laki-laki itu kemudian mengikuti Alexa masuk ke dalam rumah.
Ravendra dan Johan mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Sebuah rumah yang kecil tetapi terlihat bersih dan asri, karena banyak tanaman yang ditanam disitu. Rumah itu terasa adem kalau siang, dan terasa hangat jika menjelang sore dan malam hari. Alexa sebenarnya merasa malas, karena kedatangan mereka. Tetapi Johan adalah atasannya di perusahaan, dan Ravendra belum dia ketahui identitasnya.
"Kak Ravend..., Tuan Johan.., bagaimana jika aku tinggal mandi sebentar?? Badanku sudah lengket semuanya, sebentar lagi mama juga akan kembali kesini." merasa gerah dan hari sudah hampir malam, Alexa meminta ijin untuk membersihkan badan.
"Panggil langsung namanya saja..., tidak perlu pakai Tuan di depannya!" terdengar suara Ravendra memberi tahu Alexa, dan Johan menganggukkan kepalanya. Saat Alexa akan meninggalkan mereka, dari arah dapur Nyonya Sarah membawa tiga cangkir minuman panas dan camilan di atas nampan.
"Mam.., Lexa mandi dulu ya!! Tolong temani kak Johan dan kak Ravend." melihatnya mamanya ke ruang tamu, Alexa minta ijin untuk meninggalkan mereka. Tanpa menjawab, Nyonya Sarah menganggukkan kepala.
"Silakan diminum teh panasnya...!" Nyonya Sarah mempersilakan Ravendra dan Johan untuk mencicipi minuman buatannya. Tanpa disuruh lagi, kedua laki-laki itu mengambil cangkir kemudian menyesap minuman itu secara perlahan.
"Kalian ini kenal Alexa dimana..?? Baru kali ini, Alexa membawa temannya pulang ke rumah. Biasanya sampai Tante berkali-kali memintanya untuk bergaul dan mencari banyak teman, tetapi gadis itu tetap saja lebih menyukai sendiri. Yah.., mungkin karena dia minder." ucap Nyonya Sarah yang mendadak terlihat kesedihan di matanya.
"Dimana papanya Alexa Tant..?" Johan terkejut, karena tiba-tiba Ravendra tertarik untuk mengetahui kehidupan seseorang. Biasanya laki-laki itu selalu berusaha menutup dirinya dari pergaulan hidupnya. Mendengar pertanyaan itu, Nyonya Sarah tersenyum pahit.
"Tante mohon..., kalian jangan pernah menanyakan hal itu pada Alexa ya! Tante tidak mau, kesedihan mendatangi putri tante satu-satunya itu." tidak mau menjawab pertanyaan Ravendra, Nyonya Sarah malah melarang mereka menanyakan langsung hal itu pada Alexa.
"Maaf Tante.., jika pertanyaan Ravend terlalu menyinggung privacy tante!" menyadari kekeliruan dari pertanyaannya, Ravendra segera minta maaf.
Beberapa saat mereka terdiam, dan ketika Ravendra menatap ke belakang Nyonya Sarah, matanya bertubrukan dengan mata Alexa yang juga tanpa sengaja sedang menatapnya. Untuk sejenak mereka terlihat gugup.
*************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
Sapta
maaf thypo☺️
2022-05-14
0
vio~~~~
kok kak Alex..🤔
2022-05-14
0
❤ $he ¥ ❤
💜💛💜💛💜
2022-04-10
0