Alexa terbangun, gadis itu terkagetkan oleh suara ketukan di pintu kamarnya. Perlahan sambil mengucek matanya, gadis itu segera beranjak dari atas bed dan berjalan ke arah pintu. Alexa mengintip keluar dari lubang kecil di atas pintu, dan gadis itu mengerenyitkan keningnya. Terlihat petugas hotel membawa meja dorong yang berisi aneka makanan dan minuman.
"Siapa yang memesannya.., apakah salah kamar?" gadis itu membatin. Tetapi karena tidak mau melihat petugas itu menunggu, Alexa segera membuka pintu secara perlahan.
"Permisi Miss..., mau mengantarkan makanan untuk Miss Alexa." dengan senyum ramah, petugas hotel itu meminta ijin Alexa untuk memasukkan makanan ke dalam kamar. Gadis itu kaget, bagaimana bisa pelayan room service bisa mengetahui namanua.
"Sebentar.., sebentar mas. Saya merasa tidak memesan makanan ini, siapa yang menyuruhmu untuk mengantarkannya kesini." merasa tidak memesan, Alexa berniat menolaknya.
"Tolonglah saya Miss.., saya bisa mendapatkan teguran dari manajer restoran, jika pelanggan menolak makanan dan minuman yang saya kirimkan. Saya hanya menjalankan perintah Miss.., untuk siapa yang memesan, tadi sambungan telpon dilakukan oleh pelanggan yang berada di Presidential Suites. Saya berharap Miss Alexa mau menerimanya." petugas hotel itu merayu gadis itu untuk menerima makanan dan minuman yang sudah dia bawa.
Melihat ekspresi lesu yang ditunjukkan oleh petugas hotel bagian F & B, akhirnya Alexa merasa tidak tega. Secara kebetulan juga, perutnya juga merasa lapar sehabis bangun tidur. Melihat tampilan makanan dengan garnis yang menarik, membuat air liurnya keluar. Akhirnya tanpa berpikir panjang, Alexa segera membuka pintu dengan lebar kemudian mempersilakan petugas hotel itu untuk memasukkan meja dorong berisi makanan.
"Terima kasih Miss atas kerja samanya, jika Miss sudah selesai menikmatinya, Miss bisa menempatkan kembali peralatan makan dan minum uang kotor di luar pintu. Room service akan segera membereskan dan membersihkannya." ucap petugas tersebut dengan mata bersinar. Setelah membungkukkan badannya, petugas itu segera meninggalkan ruangan.
"Kenapa juga aku harus berpikir siapa yang mengirimkan makanan kemari, toh perutku juga sudah merasa lapar. Habis makan, aku akan lekas berangkat mandi, dan akan keluar ke lobby untuk mencari teman dan mengajaknya jalan-jalan sebentar." pikir Alexa Dengan cepat, Alexa mengambil piring dan mulai menikmati makanan dengan segera.
"Woww..., pantas saja hotelnya masuk dalam peringkat hotel bintang lima. Masakannya sangat terasa nikmat." gumam lirih gadis itu, sambil tanpa henti mulutnya mencicipi makanan yang tersaji.
Tidak lama kemudian, gadis itu mulai merasa kenyang. Dengan cekatan, Alexa meletakkan makanan yang belum tersentuh di atas meja, dengan harapan akan kembali menikmatinya seusai jalan-jalan. Peralatan makan yang kotor dengan segera dibereskan kemudian gadis itu segera meletakkannya di depan pintu kamar sesuai saran yang diberikan petugas hotel tadi.
"Hai Lexa..., sudah makan kamu??" tiba-tiba Alexa dikejutkan oleh suara Boss Ridwan yang juga sedang ada di luar pintu.
"Syukurlah sudah Boss. Maaf ya, Alexa mau membersihkan badan dulu. Karena begitu tiba di kamar, tadi langsung tidur dan dilanjutkan dengan makan. Permisi Boss.." tidak mau laki-laki mata keranjang itu mendatanginya, Alexa segera bergegas masuk kembali ke dalam kamar.
Gadis itu segera menyiapkan pakaian ganti, kemudian perlahan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
"Kenapa aku sedikit merasa curiga ya?? Sepertinya bukan Boss Ridwan deh yang mengatur pemberian kamar untukku. Karena suites di lantai ini hanya ada dua kamar, satu kupakai, satunya lagi ada di depan kamar." Alexa kembali bertanya-tanya tentang jatah kamar yang dia peroleh.
"Aku akan menanyakan pada Alana dan Aniss saja sesampainya di lobby. Siapa tahu ini hanya perasaanku saja." akhirnya Alexa menenangkan dirinya, kemudian gadis itu segera masuk ke dalam bath up dan merendam tubuhnya di dalam.
*************
Setelah mengirimkan chat pada Aniss dan Alana, Alexa segera menuju lobby menggunakan lift. Beberapa saat gadis itu menunggu pintu lift terbuka, sambil sesekali menengok ke belakang. Alexa khawatir jika tiba-tiba di belakangnya ada Boss Ridwan. Untungnya tidak lama kemudian, pintu lift terbuka. Tanpa melihat situasi, gadis itu segera masuk ke dalam.
"Ehmm.., mau kemana nih?" Alexa menengadahkan wajahnya karena mendengar suara deheman di depannya. Terlihat Johan senyum-senyum melihatnya.
"Tuan Johan.., kenapa Tuan ada disini?" tanpa sadar, Alexa malah bertanya kenapa Johan juga ada disini.
"Kamu itu aneh dan lucu Lexa.. Ya jelas sah-sah saja jika aku juga berada di hotel ini. Apakah kamu tidak sadar, kamu berada disini itu karena siapa?? Fasilitas perusahaan kan, ya wajar saja dong.. jika aku juga berada disini." sambil tersenyum smirk, Johan menggoda Alexa. Gadis itu baru tersadar apa yang tadi dia ucapkan pada laki-laki itu.
"Iya deh..., Alexa salah bicara. Maafkan atas kesalahanku Tuan Johan.." Alexa langsung meminta maaf pada laki-laki itu, karena bagaimanapun Johan adalah asisten pribadi dari CEO perusahaan ini. Meskipun sudah bekerja sekian lama di perusahaan, belum pernah sekalipun Alexa merasa bertemu dengan CEO Perusahaan Andromega.
"Kenapa kamu merubah panggilanmu padaku..? Bukannya kamu sudah biasa memanggilku Kak Jo.., kenapa kali ini berubah menjadi Tuan lagi." Johan memprotes panggilan yang diberikan gadis itu padanya.
"Sesuai dengan aturan kantor Tuan Johan. Lagian aku sekarang bisa berada disini karena perusahaan, jadi pertemuan kita di dalam lift ini juga karena perusahaan. Tidak salah dong.., jika aku memanggil atasan dengan sebutan Tuan." dengan mudah, Alexa membalikkan perkataan yang diucapkan Johan tadi. Laki-laki itu tersenyum nyengir sambil geleng-geleng kepala melihat kepintaran gadis itu.
Tidak lama kemudian, pintu lift segera berhenti di depan pintu lobby. Johan terdiam, dia sengaja memberi kesempatan gadis itu untuk keluar lebih dulu. Tanpa menyapa dan pamitan dengan laki-laki itu, Alexa langsung melangkahkan kakinya keluar. Johan dengan perlahan berjalan di belakang gadis itu.
"Lexa..., Alexa.., kita disini." terdengar suara Aniss memanggilnya. Alexa menengok ke arah sumber suara, dan dia melihat empat orang sudah menunggunya di kursi tunggu depan receptionis. Aniss, Lana, Ronny dan Irwan terlihat duduk di sofa yang tersedia untuk kursi transit tamu hotel.
"Sudah lama kalian menunggunya?" tanya Alexa sambil memberi senyum pada mereka.
"Yah adalah kalau hanya dua puluh menit. Tapi kita maklumlah..., menunggu Tuan Putri kita memang harus bersabar." sahut Aniss menggoda Alexa.
Alexa tersipu malu, dia juga lupa sudah membuat janji, karena lumayan lama dia tertidur, dan makan dulu sebelum mandi.
"Sorry deh.., by the way.. kalian dapat kamar di lantai berapa?? Masak aku di lantai lima, satu lantai pula dengan Boss Ridwan." Alexa mengeluh keberatan.
"Kita di lantai tujuh Lexa.. Kebetulan aku dapat satu kamar dengan Aniss. Rado dan Irwan juga di lantai yang sama dengan kami. Ronny tuh.. yang agak jauh dari kita." Alana menceritakan kamar mereka.
"Twin sharing.., tetapi kenapa aku mendapatkan satu kamar sendiri. Dan kamarku sangat mewah lagi.., jangan-jangan.." Alexa berpikir sendiri tentang perbedaan fasilitas yang dia terima dengan temannya yang lain.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
ENDAH_SULIS
lebih bagus asisten CEO itu bersikap dingin juga walaupun gak sedingin bos nya...tp gak gaje bgini... kesannya kurang berwibawa
2023-07-07
0
❤ $he ¥ ❤
ada udang di balik rempeyekk...Lexaa....wkwkwkwk...
2022-04-10
1