Ravendra menatap Alexa tanpa berkedip, tampak kekesalan terlihat di matanya. Johan melihatnya dari sudut ruangan sambil mengaduk minuman yang ada di gelasnya. Merasa serba salah dengan apa yang akan dilakukannya, Alexa berdiri untuk meninggalkan Ravendra sendiri.
"Apakah kamu merasa aku sudah mengijinkanmu pergi?" tiba-tiba terdengar suara Ravendra melarang gadis itu pergi. Alexa kaget, dia kembali menoleh ke mata laki-laki itu. Sejenak pandangan mata mereka beradu.
"Dimana letak hakmu melarangku pergi Tuan Muda.., aku manusia bebas, tidak terikat oleh apapun. Hanya perkataan mama sepenuhnya yang akan aku turuti." dengan sarkasme, Alexa menjawab pertanyaan Ravendra sambil tersenyum sinis.
Tanpa diduga, tangan Ravendra menangkap pergelangan tangan Alexa.. kemudian mendudukan gadis itu kembali ke kursinya. Aura dingin tiba-tiba seperti berhembus dan masuk ke bulu kuduk Alexa. Tatapan mata Ravendra sangat tajam seakan menembus ke ulu hati Alexa, dan gadis itu mendadak seperti kehilangan suaranya. Perlahan Alexa menundukkan wajahnya ke bawah..., tapi tangan Ravendra dengan cepat memegang dagu gadis itu, keduanya kembali bertatapan.
Beberapa saat untuk waktu yang cukup lama, Ravendra hanya menatap Alexa tanpa bersuara. Sedangkan gadis itu hanya diam dan kembali memaksa untuk memalingkan pandangannya. Dari sudut ruangan, Johan tanpa kata ikut merasa tegang melihat apa yang dilakukan oleh Tuan Mudanya, tetapi diapun tidak berani menginterupsi perilaku Ravendra. Namun, saat melihat tersudutnya gadis itu, muncul rasa belas kasih di hati laki-laki itu. Karena dalam kondisi apapun, Johan juga merasa jika Alexa tidak bersalah. Rasa posesif dari Tuan Mudanya yang menjadikan gadis itu menjadi tersudut.
"Hot coffee Lexa.." untuk mengurangi ketegangan, Johan mengantarkan satu cangkir kopi panas ke depan gadis itu.
"Terima kasih Kak Jo.." ucap Alexa lirih, dan Johan menjawab dengan isyarat menggerakkan bahunya ke atas. Gadis itu segera mengaduk gelas di cangkir dengan menggunakan sendok kopi. Perlahan Alexa mengambil kopi dalam sendok, kemudian menyesapnya perlahan. Setelah beberapa saat, Alexa bisa kembali menguasai perasaanya.
"Kak Ravend.., jika memang keberangkatanku tadi pagi merupakan kesalahanku, Lexa minta maaf kak. Hanya saja, perlu juga kakak mengingatnya..., dari kecil saya tidak suka dipaksa. Kerasnya hidup yang menempaku menjadi seperti ini kak." tidak mau memperlama urusan dengan laki-laki itu, Alexa berinisiatif mengajukan permintaan maaf.
"Kita belum lama berkenalan, perkenalan kitapun juga dilakukan secara tidak sengaja. Apakah aku tidak terlihat seperti perempuan gampangan, jika semudah itu laki-laki dapat membawaku." Alexa menambahkan perkataannya.
Ravendra mengalihkan tatapannya dari wajah Alexa.., setelah menghela nafas, laki-laki itu berdiri dan meninggalkan Alexa sendiri. Di dekat jendela, Ravendra berdiri dan menatap keluar, tetapi tidak lama kemudian laki-laki itu berpindah menuju tempat minuman. Melihat laki-laki itu masih belum bergeser dari tempatnya terakhir, Alexa mengikuti berdiri dan berjalan menghampiri meja yang menyajikan makanan.
Saat gadis itu melihat ke jam tangan yang melingkari pergelangan tangannya, waktu sudah berada di angka 12.45 menit. Berarti dia hanya memiliki waktu lima belas menit untuk menyelesaikan makan siangnya. Merasa hanya memiliki waktu terbatas untuk menikmati makan siang, Alexa memilih menu makanan yang praktis, padahal makanan yang tersedia disini sangat bervariatif. Untungnya, tadi pagi Alexa sudah mengisi perut dengan nasi goreng, sehingga pilihan menu praktis yang dia ambil adalah salad buah.
Johan menghampiri Alexa yang masih berdiri sambil menikmati salad buah. Laki-laki itu dengan tatapan prihatin kembali melihat pada gadis itu.
"Kenapa ga makan..., jadi kehilangan nafsu makan ya?? Tidak perlu diambil hati perlakuan Tuan Muda.., sebenarnya Tuan Muda itu baik." tanpa diminta, Johan mencoba menetralisir perasaan Alexa.
Gadis itu tersenyum kecut.., dia malas berpendapat tentang Ravendra, gadis itu memasukkan sendok kembali ke bibirnya yang mungil.
"Tidak perlu meragukanku Kak Jo..., hanya perlakuan seperti itu tidak akan menindasku. Perlakuan yang lebih dari itu, sudah sering aku dapatkan di saat-saat lalu." Alexa meletakkan piring di meja, kemudian tanpa pamit, gadis itu segera keluar meninggalkan private room.
Ravendra terkejut melihat keberanian gadis itu kembali meninggalkannya tanpa berpamitan, dengan tatapan penasaran laki-laki itu melihati Alexa sampai keluar dari ruangan itu.
***********
Johnny berlari menyusul Alexa yang sudah berada di depan pintu lift. Laki-laki itu sengaja menunggui gadis itu, karena merasa kurang suka dengan tatapan membully yang diberikan Ravendra pada Alexa.
"Kamu baik-baik saja Alexa...?" tanya Johnny dengan nada khawatir melihat gadis itu hanya diam. Alexa menoleh ke anak laki-laki itu, meskipun mereka baru saling mengenal tadi pagi, tetapi Alexa memiliki firasat jika Johnny merupakan anak yang baik.
"Aku tidak apa-apa John..., hanya sedikit kesal saja. Jujur saja.., aku tidak menyukai orang-orang yang suka menindas orang lain sesuka hatinya. Tapi yah..., kupikir-pikir.. aku juga sih tadi pagi yang salah pada mereka." sambil tersenyum kecut, Alexa menjawab pertanyaan Johnny.
Pintu lift tiba-tiba terbuka, dan gadis itu langsung masuk ke dalamnya. Johnny mengikuti di belakangnya.
"Untunglah.., melihat tatapan dua orang tadi, jujur Lexa..., hatiku seperti tersedot keluar. Siapa sih mereka.., seenaknya saja memperlakukan kamu seperti itu?" dengan tatapan tidak suka, Johnny mengajukan pertanyaan pada gadis itu.
"Pesanku padamu John.. sebagai pegawai baru. Pada siapapun.., bersikaplah rendah hati, tidak perlu mencari musuh atau bahkan memancing kekesalan pada orang lain. Yang kecil tadi sepertinya asisten pribadi CEO, tetapi laki-lakinya yang membawaku ke dalam tadi, aku juga belum mengetahui identitas sebenarnya." ucap Alexa sambil tersenyum.
Johnny mengerenyitkan dahinya, laki-laki itu memandang pada Alexa. Tiba-tiba pintu lift berhenti, dan rupanya mereka sudah sampai ke lantai yang mereka tuju. Johnny keluar lift lebih dulu, kemudian menunggui Alexa berjalan keluar juga.
"Kembalilah ke tempat kerjamu Johnn.., aku juga akan segera kembali ke ruanganku." Alexa langsung meninggalkan pegawai baru itu sendiri, dan sesampainya di pintu ruangan, gadis itu melihat kelima rekan kerjanya sedang kasak-kusuk membicarakan sesuatu.
Tetapi karena masih menahan rasa kesal, Alexa merasa malas mencari tahu. Gadis itu langsung melangkah menuju kubiknya tanpa menyapa mereka. Tetapi keterkejutan melandanya sesaat, ketika melihat sudah tersedia beberapa paket lunch box yang hampir memenuhi meja kerjanya.
"Irwan.., Aniss.., Rado.., Lana..., Ronn... siapa yang meletakkan paket makanan di mejaku??" teriak Alexa sambil menoleh ke arah rekan-rekannya.
"Itulah Lexa.., yang membuat kami berbincang disini. Kamunya saja yang mengabaikan kami.." sahut Alana sambil mendatangi ke kubik Alexa.
"Yang mengirim dari bagian food and beverage Lex..., mereka hanya diminta mengantarkan semua ini untuk makan siangmu. Kata pelayan yang mengantar tadi, mereka bilang jika kamu belum makan siang." Irwan berjalan menghampiri Alexa, dan keterkejutan laki-laki itu bertambah ketika melihat banyak sekali lunch box yang memenuhi meja kerja Alexa.
Alexa mendekat ke arah mejanya, dan ada sebuah note yang tertempel di salah satu lunch box. Gadis itu segera mengambil dan membacanya..
"Makan yang baik dan benar..., Lexa." senyuman sinis muncul di bibir Alexa, ketika membaca tulisan itu. Tetapi karena merasa masih lapar, Alexa mengambil satu lunch box yang ada tulisannya salmon steak.
"Irwan..., aku cukup satu saja. Lainnya, bagi-bagi tuh sama teman yang lain." Alexa berbicara pada Irwan yang masih ada di belakangnya. Tanpa menunggu pengulangan perintah, Irwan dengan cepat mengambil lunch box dan membawanya ke kubik rekan-rekannya.
Tanpa bicara, Alexa menyalakan perangkat komputer dan mulai membuka lunch box untuk melanjutkan makan siangnya. Tiba-tiba kehangatan merasuki hatinya.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
❤ $he ¥ ❤
namanya....Typho Kak Author...😊😊
semangat...semangatt...
2022-04-10
1