Boss Ridwan terus berjalan di samping Alexa, dan Miss Kathleen tersenyum melihat kebersamaan mereka. Kehadiran Alexa di divisi IT Design, yang merupakan pemekaran dari Marketing Division membuat perhatian pekerja laki-laki saat ini bermuara pada gadis itu. Kondisi itu membuat Miss Kathleen merasa tersaingi, terlebih lagi asisten CEO Johan juga memiliki kedekatan dengan gadis itu. Bahkan kekasih gelapnya Pram, terlihat sering mencuri pandang dan mencari kesempatan untuk dapat dekat dengan Alexa. Jika Ridwan berhasil melakukan pendekatan pada gadis itu, Miss Kathleen yakin jika Alexa akan habis.
"Pram.., ayo kita satukan karyawan baru itu dengan Bossnya. Sepertinya kedua orang itu cocok deh jadi pasangan." Miss Kathleen membisikkan perkataan pada Pram. Laki-laki itu melihat ke arah Miss Kathleen dengan penuh tanda tanya. Melihat tatapan itu, perempuan muda itu dengan mudah mengartikan jika kekasihnya itu mencurigai ide yang terlintas dalam pikirannya.
"Dengarkan dulu! Kita hanya akan membantu Ridwan agar bisa mendapatkan Alexa. Lihatlah pandangan penuh cinta yang ditunjukkan Ridwan pada gadis itu. Tetapi lihat juga bagaimana reaksi Alexa, anaknya cuek sama sekali tidak memberi peluang pada laki-laki itu. Makanya begini, kita hanya akan membantu agar jalan mereka licin." ucap Miss Kathleen berusaha meyakinkan Pram.
"Begitukah.., tidak ada alasan lain kenapa kamu melakukan itu?" tanya Pram masih dengan pertanyaan penuh selidik. Perempuan muda itu menggelengkan kepala sambil tersenyum, kemudian membisikkan sesuatu di telinga laki-laki itu. Pram pun mengangguk-angguk tanda menyetujui perkataan yang dibisikkan Kathleen. Selesai membisikkan kalimat ke telinga kekasihnya, Miss Kathleen mendatangi kedua orang rekan timnya yang lain.
"Anthony..., Arya... kalian jalan agak cepat lagi ya. Coba kamu temukan petunjuk arah selanjutnya, kami akan mengikuti di belakang kalian!" tiba-tiba Miss Kathleen memberi perintah pada dua anggota tim mereka untuk lebih cepat berjalan.
"Siap Miss.., kami akan segera menemukannya." jawab Anthony dan Arya serentak. Kedua laki-laki muda itu segera menambah kecepatannya. Melihat cepatnya jalan kedua laki-laki di depan, dan Miss Kathleen yang selalu berbicara berbisik dengan Pram, muncul kecurigaan dan tanda tanya di hati Alexa. Tetapi sudah terbiasa melakukan pekerjaan dan aktivitas sendiri, sedikitpun Alexa tidak memiliki rasa takut melihat hal itu di depannya. Dia tetap melanjutkan mengikuti jalan setapak, dan tidak bertanya apapun pada mereka.
"Minum dulu Lexa.." tiba-tiba Boss Ridwan mengulurkan botol air mineral dari tangannya. Melirik jika botol itu sudah dibuka tutupnya oleh laki-laki itu, Alexa tidak mau menerimanya. Gadis itu malah dengan segera membuka tas, dan mengeluarkan air mineral dari back pack-nya.
"Itu untuk Boss saja, aku sudah mempersiapkannya juga kok." tanpa banyak kata, Alexa langsung meneguk air mineral langsung dari botolnya. Dengan pandangan kurang suka, Boss Ridwan melirik pada Alexa. Tetapi gadis itu mengacuhkan pandangan laki-laki itu padanya, dia tetap berjalan mengikuti petunjuk arah yang dibawa Boss Ridwan.
Beberapa saat mereka melanjutkan perjalanan, keempat rombongan kelompok mereka sudah tidak terlihat di depan mata. Alexa menoleh pada Boss Ridwan, untuk mengkonfirmasi keberadaan teman-teman mereka.
"Kemana ya Boss.. teman-teman kita. Masak begitu cepatnya mereka sudah pergi meninggalkan kita." tanya Alexa membuka percakapan pada Boss Ridwan. Laki-laki itu melihat ke depan, dan kebetulan mereka sampai di pertigaan kecil di depan mereka.
"Iya tuh.., masak cepat sekali mereka sudah jauh dari kita. Coba lihat petunjuk arah ini!" merasa tidak bisa mengetahui keberadaan orang-orang mereka, Ridwan menunjukkan arah pada gadis itu.
"Jika di map sih harusnya kita ambil kiri Lexa.. Tapi kok arah petunjuk mengarahkan kita untuk ambil langkah ke kanan ya." ucap Ridwan dengan penuh keraguan. Tetapi dalam hati, sebenarnya laki-laki itu merasa sangat senang sekali, karena mereka terpisah jauh dengan rombongan. Dia membatin dapat lebih mengenal dan mengutarakan perasaannya pada Alexa.
***********
Beberapa puluh meter mereka berjalan, Boss Ridwan dan Alexa tidak bisa menemui anggota kelompok mereka. Sebenarnya petunjuk arah yang mereka bawa sudah benar, tetapi Jack dan Miss Kathleen sudah merubah petunjuk yang dipasang di lokasi sebenarnya. Alexa dan Ridwan mengambil jalan yang memutar dan lebih terjal, meskipun mereka sampai pada garis finish yang sama.
"Lexa.., jangan cepat-cepat dong jalannya. Kita bisa menikmati lebih dulu pemandangan disini. Jangan khawatir, kita tidak akan tersesat meskipun jalan yang kita ambil itu keliru. Aku sudah pernah mengikuti kegiatan halang rintang disini." Ridwan menahan langkah Alexa.
Merasa kesal, Alexa menghentikan langkahnya menunggu Boss Ridwan menyusulnya. Tidak berapa lama, Ridwan sudah sampai di samping gadis itu. Tanpa diduga, seperti dengan teman dekat tiba-tiba Boss Rodwan meletakkan tangannya di pundak Alexa, terlihat seperti mengambil kesempatan merangkul gadis itu sambil berjalan. Alexa mengerenyitkan dahinya, kemudian tangan kirinya melepaskan tangan Ridwan dari pundaknya.
"Jangan begini Boss, Naura tidak suka ada laki-laki yang suka menyentuh sembarangan pada perempuan tanpa ada ikatan apapun." dengan nada kesal, Alexa menegur perlakuan yang ditunjukkan Ridwan.
"Yah kan gampang Lexa..., jika kita belum ada ikatan, kenapa kita tidak membuat ikatan itu sekarang?" sambil tersenyum licik, Ridwan bertanya dengan suara pelan pada gadis itu.
"Maksud Boss?" dengan nada tinggi, tanpa sadar Alexa berseru pada Boss Ridwan.
"Kenapa sih Lexa..? Kamu itu seorang gadis, bicaralah pelan jangan teriak-teriak." dengan senyum licik, Ridwan mengingatkan Alexa sambil kembali meletakkan tangannya di pundak gadis itu. Merasa jengkel, Alexa kembali mengambil tangan itu dan menghempaskannya ke samping. Tetapi tanpa diduga, tangan Boss Ridwan semakin berani. Laki-laki itu malah semakin mendekat pada Alexa, dan mendekatkan wajahnya pada wajah gadis itu.
"Plakk..." tamparan keras diarahkan Alexa ke pipi samping Boss Ridwan, dan dengan cepat gadis itu menundukkan dirinya berusaha melepaskan kungkungan dari laki-laki itu. Merasakan rasa sakit dan panas, Ridwan mengusap pipinya perlahan, dengan mata menyala laki-laki itu mengarahkan pandangannya pada gadis itu. Merasa terbebas dari kungkungan tangan laki-laki kurang ajar itu, dengan cepat Alexa melarikan diri meninggalkan Ridwan sendiri.
"Sialan.. panas juga tamparan yang diberikan gadis itu. Damn it..., lihat saja. Tidak akan lama lagi, kamu akan bertekuk lutut di bawah badanku." sambil mengumpat, Ridwan tersenyum dan mengejar lari gadis itu. Beberapa saat laki-laki itu kembali berjalan cepat untuk mengejar Alexa.., tapi untungnya di depan ada pertigaan lagi.
"****..., kenapa aku tidak memperhitungkan pertigaan ini ya. Kemana arah gadis itu berlari?" laki-laki itu berhenti, kemudian menengok ke kanan dan ke kiri untuk menentukan arah mana yang akan dia tuju.
Tiba-tiba boss Ridwan tersenyum, saat melihat tanda secuil kertas penunjuk arah yang jatuh ke atas tanah.
"Berarti gadis itu mengambil langkah ke kanan. Dia tidak menyadari, jika penunjuk arahnya sobek dan jatuh kesini. Keberuntungan memang selalu bersamaku." sambil tersenyum, Ridwan mengambil sobekan kertas itu dan selanjutnya laki-laki itu berbelok ke kanan. Ridwan tidak menyadari kecerdikan dari Naura, gadis itu sengaja membuat robekan kertas kemudian menjatuhkan ke tanah, untuk mengelabui Ridwan agar mengikuti arah tersebut.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
❤ $he ¥ ❤
👍👍👍👍
2022-04-10
0