Alexa menyobek kertas penunjuk arah kemudian menjatuhkan ke tanah. Dengan segera gadis itu mengambil langkah ke kiri, dan berlari meninggalkan laki-laki mata keranjang itu. Sebenarnya bisa saja dia menghajar laki-laki yang kurang ajar dengannya, mengingat sejak dari kecil Nyonya Sarah mengikutkannya dalam latihan taekwondo. Dan hitam dalam peringkat taekwondo sudah dia peroleh ketika masih duduk di bangku SMA. Tetapi mengingat dia harus menjaga hubungan atasan dan bawahan dalam perusahaan, Alexa memutuskan untuk mengalah.
"Ada sungai kecil di bawah sana ternyata. Wow bening sekali airnya.., kesana ah sebentar, untuk mencuci mukaku biar segar." mata Alexa langsung berbinar ketika melihat gemercik air di bawah sana. Sebuah air terjun kecil tampak indah mengalirkan air dari jurug di atasnya. Perlahan gadis itu menuruni titian kecil yang sudah ada disitu, menandakan jika lokasi itu sering didatangi manusia.
Suara binatang Tonggeret bersahut-sahutan menambah keriangan suasana, dan untungnya Alexa bukan seorang gadis penakut yang merasa ngeri mendengar suara-suara itu. Sebaliknya ketenangan mendengarkan suara itu tampak membuatnya merasa senang dan bahagia. Seakan melupakan hal apa yang barusan dia alami, Alexa dengan riang menurunkan kakinya di dalam air yang setinggi betisnya. Batu-batuan kecil tertata sangat indah di dalam air yang tampak bening. Gadis itu mengeluarkan ponselnya, kemudian dengan mengambil latar belakang air terjun, Alexa mengambil foto selfie.
Gadis itu kemudian duduk di atas batu besar yang ada di tengah kali, kemudian menggulir whattsapps, dan membuat status di media sosial tersebut. "Ada kalanya kita butuh sendiri untuk menikmati dan meresapi apa artinya keindahan.." tanda emoticon cinta, diselipkan Alexa pada unggahan di story aplikasi whattsapps.
Tidak lama kemudian, ponsel Alexa berbunyi menandakan banyak temannya sudah melihat unggahannya tersebut. Gadis itu tidak mau direpotkan untuk satu persatu membuka dan membalas komentar di whattsapps, tetapi kembali memasukkan ponsel ke dalam tasnya. Beberapa waktu dihabiskan Alexa sambil melamun di tempat itu, tiba-tiba...
"Sraakkk... brukk.." telinga Alexa menangkap suara mencurigakan tidak jauh dari situ. Segera gadis itu mengambil sikap siaga.
"Ada suara apa itu?" Alexa bertanya pada dirinya sendiri. Dengan segera Alexa berdiri dan naik kembali ke atas daratan. Gadis itu mengedarkan pandangannya, dan setelah mengambil nafas panjang, Alexa berjalan mendekati ke arah sumber suara.
Tidak lama Alexa berjalan.., dia melihat sesosok tubuh laki-laki yang sangat dia kenal sedang berdiri membelakanginya. Tubuh tinggi tegap tampak berdiri membelakanginya.
"Seperti badan kak Ravend jika dari belakang..., benarkah laki-laki itu yang ada disini?? Tetapi apa yang dilakukannya, dan kenapa juga tidak ada kak Johan?" Alexa terpaku menatap punggung Ravendra dari belakang. Terlihat ekor binatang yang menjuntai ke bawah terlihat dari sela-sela lengan laki-laki itu.
"Kak Ravend..., itukah kamu?" Alexa memberanikan diri memanggil laki-laki yang berdiri membelakanginya itu dengan suara perlahan.
Laki-laki itu membalikkan badan, dan Alexa langsung memundurkan langkahnya ke belakang. Tetesan darah segar tampak mengalir di kedua sudut mulut laki-laki itu, tetapi dengan cepat Ravendra mengusapnya. Tubuh Alexa terasa bergetar, dan tanpa kata gadis itu langsung berlari kencang tanpa menengok ke belakang. Bayangan wajah Ravendra yang belepotan darah di sekitar mulutnya terbayang jelas di matanya. Gadis itu terus berlari tanpa istirahat sama sekali, sampai akhirnya terlihat punggung tiga orang di depannya. Tanpa bicara, Alexa memeluk punggung seorang gadis yang sedang berjalan.
"Alexa..., what happend?? Kemana rombonganmu, dan apa yang terjadi padamu?" Alana memekik melihat Alexa tiba-tiba sudah memeluknya erat dari belakang.
***********
Alexa tidak mampu mengeluarkan suara, untuk menceritakan apa yang barusan dia saksikan di depan matanya. Alana segera mengeluarkan air mineral, dan perlahan meminumkannya pada gadis itu. Tanpa kata, Alexa langsung menenggak habis air mineral tersebut langsung dari botolnya. Terlihat Rado memberi isyarat pada Alana untuk tidak menanyai gadis itu lebih lanjut. Melihat gadis itu sudah sedikit tenang, Alana kembali memeluk tubuh Alexa dengan erat.
"Alexa.., sudah enakan? Jika sudah, ayo kita segera lanjutkan perjalanan kita. Menurut map yang ada di tanganku, perjalanan kita tidak akan sampai 100 meter lagi, kita sudah akan sampai di tujuan kita. Di garis akhir." Rado segera mengajak mereka melanjutkan perjalanan, saat melihat Alexa sudah mulai tenang.
Alexa menganggukkan kepala menyetujui apa yang dikatakan Rado. Perlahan gadis itu mulai melangkahkan kakinya mengikuti teman-temannya yang lain. Mereka jalan dalam diam, dan tidak ada satupun dari mereka yang bertanya penyebab dari keadaan Alexa saat ini. Hanya sesekali mereka mencuri pandang pada gadis itu.
"Syukurlah.., akhirnya kita sudah sampai. Lihatlah.. itu tujuan akhir kita." seru Rado melihat beberapa orang sudah sampai di garis finish.
Tampak Miss Kathleen dengan ekspresi terkejut melihat Alexa berjalan dengan anggota kelompok yang lain, tetapi mengingat trik busuk yang barusan dia lakukan dengan Pram, perempuan itu memilih menghindar dari gadis itu. Untungnya Alexa juga tidak mengejarnya, karena gadis itu masih shock dengan pemandangan yang tanpa sengaja dia saksikan. Dari jauh terlihat Johan yang melihati Alexa dengan tatapan keprihatinan, dan entah apa yang ada di pikiran laki-laki itu.
"Alexa..., akhirnya kita ketemu lagi.." terlihat Aniss berlari mendatangi Alexa, gadis itu juga baru saja sampai di tempat itu.
"Iya An.., aku barusan gabung dengan kelompok Alana dan Rado, karena aku tertinggal dari kelompokku." Alexa menanggapi perkataan Aniss setelah kembali bisa menenangkan suasana hatinya. Dia memang sengaja berbicara sedikit keras, dengan harapan Miss Kathleen mendengarnya.
"Lho kok bisa..? Apakah kamu terpisah dengan anggota kelompokmu yang lain, sampai bisa bergabung dengan kelompoknya Alana?" mendengar jawaban AlexaAniss langsung ngegass mengkonfirmasi ucapan gadis itu.
"Sudahlah Ann.., tidak perlu dibahas lagi. Sebuah bad experience, yang penting kita sudah berkumpul lagi di tempat ini dalam keadaan utuh dan sehat. Itukan yang lebih penting?" Alexa memutuskan tidak memperpanjang masalah itu. Aniss menganggukkan kepalanya.
"Alexa.., bisakah kita bicara sebentar? Ada yang ingin aku sampaikan padamu." tiba-tiba Johan sudah berdiri di belakang Alexa, dan menepuk punggung gadis itu untuk mengajaknya bicara.
Alexa membalikkan badan, dan terlihat Johan di belakangnya. Dahi Alexa berkerenyit, hal apa yang akan dibicarakan Johan dengannya. Tetapi melihat bagaimana posisi Johan di perusahaan, Alexa memutuskan untuk menghormati laki-laki itu. Dengan cepat gadis itu menganggukkan kepala.
"Okay..., jika begitu ayo ikuti aku. Kita harus segera meninggalkan hutan ini lebih dulu." Johan segera berjalan di depan, dan meminta gadis itu mengikutinya. Sudah merasa hilang semangat mengikuti outbound, Alexa mengikuti Johan dan berjalan di belakangnya. Di tengah jalan, mereka berpapasan dengan Ridwan yang sedang berjalan dan sampai di garis finish. Laki-laki itu menatap tajam mata Alexa dan Johan secara bergantian.
"Mau kemana Tuan Johan.?" tanya Ridwan kemudian sambil matanya melirik Alexa.
"Bukan urusanmu Ridwan mengetahui apa yang akan aku lakukan." dengan sinis Johan menjawab pertanyaan Ridwan, dan Alexa langsung berjalan menempatkan diri disamping laki-laki itu.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
❤ $he ¥ ❤
💙💙💙💙
2022-04-10
0