“ udah dong mama papa ngomong nya Aiden dah lapar nih.” Ucap Aiden tanpa mengalihkan tatapannya dari nasi goreng yang berada di atas meja tersebut.
“ ganggu aja den” gerutu nyonya Elika
“ emang oma ngapain sampai Aiden ganggu Aiden kan bilang nya sama mama papa bukan sama oma kali” ucap aiden kesal. Sedangkan Rey dan Zela juga ikut bingung
“ Aiden nggak baik bicara begitu sama orang yang lebih dewasa nak” ucap Zela lembut sambil menggoyang goyang kan tangan nya ke kiri dan ke kanan.
“ iya mama, oma maafkan Aiden nya” ucap Aiden menunduk
“ iya nggak papa kok, oma nggak marah. Ya udah kita makan yuk kelihatan nya ini enak."
Mereka pun mulai memakan nasi goring masakan Zela setelah selesai berdoa. Nasi goreng dengan cabikan daging ayam dan telor ceplok dan tambahan toping bawang goreng, rasa nikmat dan lezat yang terasa di nasi goreng buatan Zela membuat mereka melahapnya dengan cepat bahkan Rey, nyonya Elika dan Aiden masih merasa kurang.
“ Emm, enak nya, Aiden mau nambah tapi sayang nasi goreng nya udah habis. Lain kali mama buatin lagi nya.” Pinta Aiden di anggukin oleh Rey dan nyonya Elika, bahkan Rey tanpa sadar mengangguk anggukkan kepalanya dengan antusias, membuat Zela tertawa kecil di ikuti Aiden dan nyonya Elika sedangkan Rey menggaruk kepalanya yang tak gatal karena malu.
Setelahnya mereka berbincang bincang sebentar Rey pun mengajak Aiden dan nyonya Elika untuk pulang yah walaupun dengan banyak macam bujukan agar Aiden mau pulang.
“ zel, kami pulang nya. Makasih atas masakan nya tadi dan maaf kalau ngerepotin.” Kata Rey
“ iya sama sama mas Rey, nggak repotin kok malah aku senang Aiden main kesini” kata Zela sambil tersenyum
“ astaga dia benar benar sangat cantik” gumam Rey di dalam hati nya
“ nak zela tinggal dimana nak ?” Tanya nyonya Elika
“ di jalan xx xx tan” ucap Zela
“ eh kita satu kompleks dong. Kami juga tinggal di sana loh, rumah kamu yang mana nak ” ucap nyonya Elika
“ oh benar kah tan, rumah Zela yang nomor 76 rumah yang berwarna gold tan” ucap Zela
“ iya iya iya, tante tau itu tapi tante tidak pernah melihat ada orang nya di rumah itu sayang makanya tante nggak tau kamu tinggalnya di sana.” Kata nyonya Elika
“ iya tan, Zela jarang tinggal di sana palingan kalau zela malas pulang ke rumah papa Zela akan tidur di rumah itu tan. Tapi kalau sekarang Zela udah tinggal di sana kok tan” terang Zela
“ emang nya kamu nggak tinggal di rumah papa kamu lagi nya?” Tanya nyonya Elika heran sedangkan Rey dari tadi hanya menyimak saja, kalau Aiden sudah dari tadi tidur dipangkuan zela.
“ EMM nggak lagi tan, Azela udah tinggal sendiri nggak tinggal sama papa lagi” ucap Zela tersenyum kecut
“ emang sebelumnya tinggal hanya berdua sama papa zel?” Tanya Rey buka suara tidak tau kenapa Rey mulai penasaran pada kehidupan zela
“ tidak mas, sebelumnya zela tinggalnya sama papa dan mama tiri saya, saya juga punya 1 saudara tiri perempuan.” Ucap Zela dan di anggukin oleh nyonya Elika dan Rey setelah itu tidak ada lagi percakapan antara mereka.
“ kalau orang tante tinggal di rumah nomor berapa tan? Baru kalau Zela senggang boleh main kesana” ucap Zela mengalihkan kembali percakapan
“ rumah kami ada di paling ujung sayang rumah berwarna putih berlantai 3 rumah kami nggak di beri nomor” jawab nyonya Elika
“ besok datang lah ke rumah Aiden pasti senang sekali bisa ketemu mama nya. Kamu juga bisa berkenalan dengan suami tampan tante dia orang nya baik kok.” Sambung nyonya Elika
“ nanti Zela pikir pikir tan kalau Zela nggak ada kerjaan Zela akan datang” jawab Zela tersenyum.
“ oke tante tunggu nya lagian besok kan hari minggu” jawab nyonya Elika dibalas Zela tersenyum dan menganggukkan kepalanya
“ yah udah kami balik nya sayang kamu pasti udah capek mangku aiden gitu” kata nyonya Elika
“ nggak papa tan” jawab Zela
Nyonya Elika dan Rey pamit untuk pulang Aiden pun sudah digendong oleh Rey karena bocah kecil itu sangat terlelap dalam tidur nya. Setelah mereka pulang Zela memeriksa berkas berkas tentang penghasilan café nya beserta berkas yang di buat khusus untuk bahan bahan yang sudah habis maupun bahan bahan yang sudah di kirim maupun di beli langsung dari pasar. Semua itu di lakukan oleh asisten ya di café yaitu sang sahabat yang tak lain adalah Celsi.
Celsi dan Zela sudah bersahabat sejak mereka masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, di mana pertama kali mereka bertemu hingga sampai sekarang mereka bersama. Mereka melewatkan sedih dan senang bersama, melewati masa masa sulit bersama dan saling menguatkan bila salah satu sedang mengalami kesusahan. Celsi bukan berasal dari keluarga yang berada tapi itu bukan penghambat persahabatan mereka, Azela selalu ada disaat Celsi membutuhkan apapun, Celsi tinggal berempat dengan ibu dan kedua adik nya yang masih sekolah sedangkan ayah nya sudah meninggal sejak Celsi masih duduk di bangku sma. Celsi lah tulang punggung di keluarga nya sejak meninggalnya sang papa karena sang ibu memiliki sakit asma hingga celsi sangat menjaga ketat sang ibu, sedangkan sang adik laki laki yang paling besar masih duduk di bangku sma kelas 3 dan satu lagi masih duduk di bangku smp. Azela bagaikan malaikat penolong bagi Celsi dimana pada masa masa sulitnya Zela lah yang selalu ada untuk keluarga mereka hingga membuat mereka merasa berhutang budi sekali dengan Zela bahkan dulu saat ayah Celsi sedang sakit mereka di usir dari rumah mereka karena tidak bisa membayar sewa rumah mereka dan saat mereka sedang luntang lanting tidak tau harus kemana mereka bertemu dengan Zela yang saat itu terkena hukuman dari mama tiri nya tidak bisa masuk rumah sehingga mereka bisa bertemu dan Zela yang mengetahui kesusahaan keluarga Chelsea langsung mengajak keluarga Celsi ke rumah pribadi nya. Zela juga membelikan rumah kepada mereka dengan dalih mereka dapat membayar bila sudah mempunyai uang tidak hanya itu Zela juga membayar uang berobat ayah dan ibu nya Celsi.
Tidak terasa hari sudah sore Zela berencana pulang ke rumah Celsi karena kalau di rumahnya pasti sangat sepi karena Zela hanya tinggal sendiri tanpa pembantu, besok baru ada 3 pembantu yang akan datang yang tak lain bik Sumi, bik dani, dan pak dono suami dari bik sumi. Bik sumi dan bik dani lah pengasuh zela sejak kecil hingga Zela membawa mereka ke rumah pribadi nya setelah ia di usir oleh sang papa dari rumah nya yang dulu. setelah waktunya pulang Zela dan Celsi berangkat pulang dengan membawa cake untuk ibu dan kedua adik Celsi.
“ ibu, Celsi pulang ni sama Zela” teriak Celsi setelah mereka sudah masuk ke rumah minimalis tersebut, sedangkan Zela hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan sang sahabat yang tidak pernah berubah.
“ astaga cel, nggak usah pake teriak nak kirain hutan apa” omel sang mama ke sang anak yang dibalas cengegesan oleh celsi
“ ehhhh, iya ibu ku sayang, ummah…” kata Celsi sambil mencium pipi ibunya dan tangan sang ibu
“ bu, sehat ?” Tanya Zela sambil menyalami ibu Erja ibu kandung Celsi
“ ehh nak Zela, ibu sehat nak, kabar kamu bagaimana EMM. Pasti kamu lagi ada masalah karena kan kamu jarang datang nya kemari.” Ucap ibu erja lembut
“ ehh ibu tau aja, Zela rindu ibu sama adik” jawab Zela
“ ya udah ayo masuk, kamu langsung mandi aja sana sama Celsi ibu udah buat makanan” kata ibu Erja
“ iya ibu ku sayang, ummah Zela mandi dulu” ucap Zela mengecup pipi ibu Erja. Bagi Zela ibu Erja sudah menjadi mama kedua untuk nya.
🌼🌼🌼🌼🌼
tinggalkan jejak reader ku tercinta 😚😚😚😚😚😚😚😚😚😚😚😚😚😚😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Mama lilik Lilik
di usir hujan di husir,banyak kata² yg salah🙏🏻
2023-08-23
1
Erna Fadhilah
untungnya punya sahabat yg udah nganggap keluarga jadi lumayan buat hiburan
2022-10-05
1