Rey pun langsung mengangkat panggilan telepon itu, tapi dia sangat terkejut saat mendengarkan bahwa sang istri tercinta mengalami sebuah kecelakaan dan sekarang sudah di larikan ke rumah sakit.
Rey pun langsung berlari ke lobi perusahaan nya dan langsung menancap gas mobil nya tanpa memperdulikan tatapan aneh dari pada karyawan nya.
Rey mengendarai mobil nya dengan kecepatan di atas rata rata tampa memikirkan keselamatan nya sendiri karena yang hanya ada di pikiran nya saat ini hanya lah sang istri yang sangat ia cintai.
“sayang, bertahan lah untukku, untuk aku dan aiden. Aku tak akan sanggup bila hidup tanpamu.” Gumam Rey yang selalu berdoa akan keselamatan ayudia
Sesampai nya di rumah sakit tempat ayudia di larikan Rey langsung saja berlari kedalam dan memarkir mobil nya dengan sembarangan. Dia langsung saja menanyakan kepada Represionis di mana letak dari ruang UGD. setelah tau Rey pun langsung berlari ke sana. di depan ruang UGD Ansel melihat mama dan papa nya beserta aiden yang duduk disana dengan menangis dan kebetulan dengan dokter yang baru saja keluar.
“ dokter, dokter bagaimana keadaan istri saya” Tanya Rey cepat
“ maaf kan kami tuan. Kami sudah melakukan yang terbaik tapi Tuhan berkehendak lain. maaf kan kami, selamat siang.” Ucap sang dokter dan hal itu mampu membuat seluruh tenaga Rey menghilang.
" apa maksudmu sialan. kau pasti sedang bergurau bagaimana mungkin istriku meninggalkanku dan anak kami" Raung Ansel tak terima
" maafkan kami tuan, kami sudah berusaha sekuat mungkin. kami hanyalah manusia biasa penentu hidup dan mati hanyalah sang pencipta" ucap dokter itu pelan sembari memegang pundak Ansel yang tampak sangat rapuh
Rey tak bisa berkata apa apa lagi, ia berjalan dengan gontai ke dalam ruangan UGD tersebut, di sana dia dapat melihat sang istri yang sangat dia cintai tergurai tak bernyawa dengan wajah yang putih seputih kapas.
“ sayang, bangun lah aku sudah berada di sini. Jangan pecanda ini tak lucu bangun lah buka matamu sayang.” Tangisan pilu Rey memenuhi ruangan tersebut hingga membuat nyonya Elika, tuan Jimmy dan Aiden ikut menangis begitu pula dengan para dokter dan suster.
“ sayang bangunlah. Kata kan pada ku aku harus apa sayang agar kau ingin membuka mata mu.” Ucap Rey dengan mengguncang tubuh tak bernyawa Ayudia ia Menangis dan meraung agar Ayudia kembali.
“ lihat lah Aiden kita masih membutuhkan mu. Kami Sangat membutuhkan mu sayang jangan tinggalkan kami ku mohon, aku sangat memohon sayang” ucap Rey menangis pilu sambil mengelus rambut Ayudia dengan sayang.
Getaran di bahu Rey semakin kencang. Suaranya berubah serak dan parau. Ia menarik nafas dalam dalam, mencoba menghirup oksigen banyak banyak agar kesadaran ya tetap terjaga. Sesak, sakit, dan hancur di rasakan Rey secara bersamaan.
Nyonya Elika mencoba untuk menenangkan Rey, mengatakan untuk mengikhlaskan kan sang istri agar dapat berpulang dengan tenang. Hingga beberapa saat Rey pun sudah mulai tenang dia mendekati ayudia dan berbisik lembut di telinga nya.
“ sayang aku ikhlas jika kepergianmu adalah hal yang terbaik untukmu, walau ini sangat menyakitkan bagiku aku akan berusaha untuk ikhlas jika ini untuk kebaikanmu. Aku akan selalu menjaga buah hati kita, aku akan merawatnya dengan baik tanpa kekurangan apapun sekalipun itu kasih sayang. Tenang lah di sana dan tunggu aku.” Ucap Rey dengan deraian air mata yang tidak mau berhenti.
Flashback….
Zela yang mendengarkan cerita Rey ikut merasa sesak bahkan Azela pun menitihkan air mata nya hingga membuat Rey panik.
“ hei, kamu kenapa” ucap Rey mengelus kepala Azela. Bukan nya berhenti menangis bahkan sebalik nya Azela bahkan tambah menangis.
“ sudah sudah jangan menangis lagi nanti cantik nya hilang” kata Rey sambil menghapus air mata Azela
“ saya nggak papa mas Rey, saya hanya teringat dengan mendiang ibu saja yang juga meninggalkan saya waktu saya masih kecil.” Ucap azela.
“ sudah lah jangan menangisi nya, ikhlas kan dan doa kan lah ibu mu agar dia tenang di alam sana.” Ucap Rey lembut
“ emm” Azela menganggukkan kepala nya membenarkan perkataan Rey.
“ mama, papa. Ayo kita pulang aiden sudah siap bermain.” Ucap Aiden yang tiba tiba sudah ada di dekat mereka hingga mengejutkan mereka berdua.
“ sayang ngagetin aja. udah siap main nya?. Teman kamu tadi mana?” Tanya Azela lembut
“ sudah pulang ma. Aiden nggak ada teman lagi jadi Aiden udahan deh mainnya.” Kata Aiden.
Karena sudah capek bermain aiden meminta untuk mereka makan di resto yang ada di mall. Mereka berjalan sambil bergandengan dengan aiden yang berada di tengah tengah. Mereka terlihat persis seperti sebuah keluarga kecil yang sangat bahagia. Mereka sambil bercanda tertawa selama mereka berjalan ke lokasi resto yang ada di sana.
Sesampai nya di resto mereka pun mulai memesan makanan mereka. Saat mereka sedang menunggu pesanan mereka, mereka saling bertukar cerita hingga suara seseorang mengalihkan perhatian mereka.
“ hei, kalian nunggu pesanan ya, aku gabung ya, aku juga mau makan.” Ucap Mona yang ternyata juga sedang berada di sana.
“ oh, boleh silahkan non” kata Azela karena dia melihat Rey tidak menyahuti ucapan mona bahkan aiden pun langsung sibuk memain mainkan rambut nya.
“ kamu! Kamu kenapa ada di sini” ucap Mona dengan suara yang terdengar kesal, apalagi saat ia melihat Zela sangat akrap dengan Rey apalagi Aiden sangat menyukai Azela.
“ kalau kamu mau ikut gabung duduk lah, suara kamu sangat ribut” ucap Rey tajam hingga dapat membungkam mona. Mona langsung saja duduk di sebelah Rey dengan memanyunkan bibir nya 5 senti.
🌼🌼🌼🌼🌼
terimakasih sudah mau mampir para reader ku tercinta.
jangan lupa tinggalkan jejak ya
i love you
❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
²²🇳🇮🇩🇦
sih mona ganggu aja 🙄 klo mau ikut gabung ya gak usah nyerocos tuh mulut
2022-05-15
3