Usai makan malam, Jef menunggu Kimmy di kursi panjang sederhana di ruang tengah sambil menghisap rokoknya. Wanita itu tengah membereskan piring bekas makan malam mereka. Dan tidak berapa lama, Kimmy datang menghampirinya dengan menyodorkan cangkir di atas meja hadapannya.
"Aku buatkan kopi untukmu," ucap Kimmy dengan seulas senyum.
"Terima kasih," ucap Jef kemudian mematikan rokoknya.
Kimmy duduk di kursi single, sorot matanya tertuju pada sebuah paper bag yang tergeletak di atas meja.
"Oh ya, ini untukmu." Jef memberikan paper bag tersebut, seakan tahu apa yang sedang ada dalam pikiran Kimmy.
"Apa ini?" tanya Kimmy seraya mengintip isi paper bag tersebut, dan ternyata isinya pakaian serta sabuk yang terpisah.
"Harusnya kau tidak perlu memberiku apapun, bagaimana jika kak Belle-"
"Aku tidak akan memberikan apapun padamu tanpa izinnya," pangkas Jef.
Kimmy sedikit ragu, apa Belle benar-benar mengizinkan Jef memberikan sesuatu padanya.
"Jangan lupa di pakai!" pinta Jef tanpa memandang ke arah Kimmy, wanita itupun menganggukan kepalanya.
"Iya, terima kasih. Jangan lupa di minum kopinya!" ucap dan pinta Kimmy.
Jef pun lekas menyeruput kopi tersebut, selain di siapkan makan dan di masakin, ini juga merupakan pertama kalinya ia di buatkan kopi oleh seseorang yang menyandang sebagai istrinya.
Sambil menyeruput kopi, ekor mata Jef melirik ke arah Kimmy mencuri pandang. Kimmy benar-benar memperlakukannya layaknya sebagai seorang suami.
Jef mengalihkan pandangannya ke sembarang arah, saat Kimmy menyadari jika ia tengah memperhatikan wanita tersebut.
"Kalau kau sudah ngantuk, tidur lebih dulu. Istirahatlah! Ini sudah malam," ujar Jef kembali membuka suara setelah beberapa saat terdiam.
"Kau tidak apa-apa ku tinggal sendiri di sini?" Kimmy merasa segan jika harus membiarkan pria itu sendiri, meski sebenarnya ia pun tidak nyaman berlama-lama berduaan dengan Jef.
"Tidak apa-apa," jawab Jef.
"Ya sudah, aku ke kamar duluan, ya," pamit Kimmy lalu beranjak dari sana.
Setelah Kimmy pergi dari sana, Jef kembali menyulat rokoknya. Meresap rokok tersebut seraya memejamkan kedua matanya, kepalanya bersandar pada sandaran kursi.
Denting suara notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya, ia refleks membuka mata dan merogoh benda pipih yang terselip di saku celana hitamnya.
Mama.
Malam, Jef. Bagaimana kabar Kimmy? Apa sudah ada tanda-tanda dia akan hamil?
Jef menghembuskan napas sedikit kasar mendapat pesan tersebut. Bagaimana akan ada tanda-tanda hamil jika ia saja belum pernah menyentuhnya. Jef menggerakan jemarinya mengetikkan sebuah balasan.
Jef Abellard.
Kimmy baik-baik saja, ma. Jika sudah ada kabar yang lebih baik, aku akan segera hubungi mama.
Mama.
Baiklah. Mama tunggu kabar baiknya. Selamat malam, selamat beristirahat.
Jef menaruh hp nya di atas meja, ia kembali menyandarkan kepalanya, memejamkan kedua mata, mengusap wajah serta menghela napas panjang. Sesuai tujuannya datang ke sini, yaitu segera menuntaskan keinginan mamanya agar ia bisa keluar dari situasi yang amat rumit.
Jef bergegas bangkit dari duduknya, menyambar ponsel di atas meja kemudian berjalan ke arah kamar dimana Kimmy berada.
Begitu pintu kamar teesebut ia buka, ia mendapati istri gelapnya itu tengah terlelap. Jef masuk dan menutup pintunya pelan-pelan agar Kimmy tidak sampai terbangun. Lalu berjalan ke arah tempat tidur dan berdiri di depan Kimmy.
Jef melambai-lambaikan tangannya beberapa kali di wajah Kimmy untuk memastikan Kimmy sudah benar-benar tidur. Setelah bisa di pastikan Kimmy sudah sangat nyenyak, ia mulai mendaratkan tubuhnya di tempat tidur yang masih kosong. Sebelum itu, ia membuka sepatu yang masih terpasang di kakinya, serta dasi yang masih menggantung di lehernya. Ia juga sengaja membuka dua kancing bagian atas kemejanya, sebab ruangan kamar itu tidak memiliki pendingin ruangan.
Jef menoleh ke arah samping, kembali memandang wajah wanita yang saat ini tidur bersamanya. Keinginan sang ibu mulai terngiang di telinganya. Sehingga hal tersebut bisa membuat Jef sedikit saja menghilangkan keraguannya untuk menyentuh Kimmy.
Perlahan Jef mengikis jarak, sedikit bangun untuk mengungkung tubuh Kimmy di bawahnya. Meski tidak memiliki kesiapan mengkhianati Belle, Jef harus tetap melakukan itu.
Ia memajukan wajahnya mendekati Kimmy, hangatnya napas Kimmy terasa menghempas ke seluruh wajahnya. Begitu akan mencium bibir wanita yang berada di bawah tubuhnya, si pemilik bibir membuka mata.
"Aaaaaaaa...." teriak Kimmy refleks mendorong tubuh Jef, sehingga pria itu jatuh ke lantai.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Trisnawati Ilyas
apes banget nasibmu Jeff🤭🤭🤭niat mau nyium Kimmy malah pantatnya yg nyium lantai😂😂😂
2022-10-24
3
Ira Wati
hahaha kaget ya Kim 😂😂
2022-04-28
1
Iiq Rahmawaty
ksian amat kimmy diksih rmh yg biasa,,kmar pun ga ada AC,, parah ni belle
2022-04-19
0