Saga memandangi wajah Lesya yang saat ini sedang terlelap. perlahan telapak tangannya menyentuh pipi Lesya yang masih memerah.
"apa ini sakit?" lirihnya sembari mengusap lembut wajah Lesya dan sesekali menyibak helai rambut yang menutupinya.
entah mengapa, hati Saga teriritasi melihat kesesihan di wajah lelap istrinya itu. ia tak hentinya memandangi wajah tersebut, hingga ia kehilangan kesadarannya dengan kepala di atas ranjang dan badannya masih terduduk di lantai. sementara tangannya masih berada di pipi Lesya.
setelah tidur sekitar dua jam, Lesya lebih dulu membuka kedua matanya. saat itu ia terhenyak karena melihat Saga yang tertidur dengan posisi seperti itu.
Lesya perlahan menurunkan telapak tangan Saga, dan kini ia memilih langsung pergi kedalam kamar mandi.
Ditatapnya sebuah cermin yang menampakkan gambar dirinya. "masih sedikit sakit!" ucap Lesya mengelus bekas tamparan semalam. "kenapa kamu sangat menyebalkan Saga, terkadang kamu baik, dan terkadang kamu juga jahat denganku!"
karena sudah selesai dengan kegiatannya di kamar mandi, Lesya akhirnya keluar dengan mengenakan bathrobe. namun saat ia membuka kenop pintu kamar mandinya, Lesya di kejutkan dengan Saga yang berada di depan pintu.
karena tidak ingin berdebat, Lesya langsung melewati Saga yang tengah menunggunya keluar sejak tadi.
namun saat itu Saga meraih lpeegelangan tangan Lesya.
"lepaskan!" bukannya melepaskan tangan Lesya, kini Saga menarik Lesya dan mendusukannya di tepian ranjang.
tanpa mengeluarkan perkataan apapun Saga sudah membawa air hangat dengan handuk.
Saga menempelkan Handuk yang tadi sudah ia celupkan kedalam air hangat tepat di pipi Lesya yang semalam ia tampar dengan keras.
saat itu pula, Lesya menahan tangan Saga! seketika Saga menatap lekat Lesya yang saat ini tengah menatapnya datar. Sesaat ia berhenti, namun tangan Saga yang satunya menarik tangan Lesya agar melepaskan tangannya dan kemudian lanjut mengompres pipi Lesya.
akhirnya Lesya hanya pasrah dengan perlakuan Saga yang saat ini tengah mengompres pipinya yang sedikit lebam. Lesya menatap kearah manapun asalkan tidak melihat ke arah Saga. namun sebaliknya, justru Saga terus menatap wajah Lesya.
'Kenapa aku sangat menyukai bagian itu? hidungnya, matanya dan bibirnya!' entah kenapa Saga malah fokus dengan bagian lain bukannya fokus pada lebam yang ada di wajah Lesya.
💜💜
Setelah mengompres Lesya, Saga memutuskan untuk langsung bersiap kesekolah. ia memasuki area sekokah perlahan. setelah memarkirkan motornya, Saga berjalan menuju kelasnya.
"woy..kenapa lu Ga, murung amat!"Alden merangkul pundak Saga dari belakang beberapa detik, dan setelah itu ia berjalan mensejajarkan dengan Saga.
namun Saga enggan untuk menjawab pertanyaa Saga, ia masih diam dan tetap berjalan menuju kelasnya. dan ketika mereka sampai di depan pintu ada dikta yang melihat kedatangan Saga dan juga Alden.
"Saga, jawab napa! gua tanya lu kenapa murung kaya ayam kesambet aja!" lagi-lagi Alden menanyakan perihal yang membuat Saga tidak terlihat baik.
Saga lalu menghembuskan nafasnya dengan berat, dan kini menatap Alden dan juga Dikta bergantian. "gua semalem nampar Lesya!" ucapnya dengan nada sendu.
"apa? lu nampar pujaan hati gua Ga?" gila lu!" Alden menarik kerah baju Saga dan bersiap untuk membogem Saga, namun saat itu Dikta segera menahan Alden.
"tunggu Al, lu jangan bersikap anarkis. apalagi saat ini yang ada di hadapan lu itu sahabat lu sendiri!" Dikta mencoba menasehati Alden yang saat itu meradang karena Saga menampar Lesya.
"itu emang salah gua, dan gua nyesel udah lakuin hal itu!"
"tapi lu gak bisa main tampar cewe dong Ga, apalagi itu Lesya!" tambah Alden.
"gua cuman gak suka di pergi malem-malem untuk menemui lelaki lain, karna itu bisa mencoreng nama baik keluarga!" Saga berdalih dengan nama baik keluarga. ia tidak mengakui bahwa ia melakukan hal itu karena cemburu yang mulai timbul.
"emang lu tau Lesya ketemu sama siapa Ga?" tanya Dikta.
"Arvin, gua yakin itu Arvin!" ucap Saga tegas sembari menatap ke arah depan.
Dikta mngerutkan dahinya ke.udian menatao Alden dan juga Saga. 'apa lebih baik gua bilang soal Arvin! gak, ini bukan waktu yang tepat.'Dikta menggeleng-gelengkan kepalanya. dan hal itu di sadari oleh Alden dan Saga.
"lu kenapa Ta?"
"eh enggak, kepala gua pegel!" Dikta terhenyak saat Alden melontarkan pertanyaan barusan.
"apa kalian sudah menemukan informasi tentang Arvin!" tanya Saga penuh selidik.
"nihil Ga, gua sama Liyora gak nemuin apa-apa!" ucap Alden.
"jadi kalian ngasih tau Liyora?"
"iya sayang.. aku tau dan aku ingin bantu!"sahut Liyora yang mendadak datang dari arah belakang.
"sayang? kamu lupa dengan ucapan kamu semalam Liyora? kamu meminta kita putus jika aku mengejar Lesya bukan?" ucap datar Saga.
"semalam aku hanya emosi sayang dan aku tidak serius mengatakan itu!" ucap Liyora dan bergelayut manja di lengan Saga.
"tapi aku serius untuk tidak melanjutkan hubungan kita!"
jedar
bagai di sambar petir saat Loyora mendengar Saga untuk mengakhiri hubungan mereka. padahal Liyora hanya mengancam, namun ia tidak menyangka Saga akan membuat itu serius.
"gak!aku gak mau kita putus! sebenarnya apa yang memvuat kamu seperti ini Ga?" liyora mebangkup wajah Saga dengan kedua telapak tangannya. "apa ini semua gara-gara Lesya! cewe tua mur*han itu?"
Saga lalu melepas tangan Liyora dari wajahnya "aku emang suka dan sayang sama kamu Liyora! tapi aku gak suka dengan sikap kasar kamu dan sikap kekanakan kamu yang seperti semalam Liyora!" Saga berhenti sejenak dengan ucapannya "jadi aku pikir lebih baik kita akhiri saja!" Saga lalu melenggang pergi meninggalakn Liyora dan kedua sahabatnya itu.
sementara itu, seperti biasa Lesya pergi ke kantor dengan banyak pekerjaan yang ada di ruangannya. banyak sekali berkas yang harus ia tanda tangani dan juga ia selesaikan.
saat ini Lesya begitu serius dengan pekerjaanya, hingga ia melirik kesebuah arloji yang ia kenakan. jarum jam sudah menunjukkan pukul satu siang. "astaga, ternyata sudah siang, lebih baik aku keluar sebentar untuk mencari makan. aku tidak selera dengan makanan yang ada di kantor."
tok tok tok
belum sempat ia meninggalkan tempat duduknya, pintu sudah di ketuk terlebih dulu dari luar. "masuk.."
tap tap tap.
langkah kaki Seseorang memasuku ruangan tersebut dengan beberapa kantung makanan yang ada di tangannya.
"Saga, ada apa kamu datang kesini?" tanya Lesya dengan raut wajah bingung.
"emm aku bawa makanan untukmu!"
"aku tidak membutuhkannya! kau bisa membawanya pergi!" ketus Lesya.
"sebagai istri kamu harus menurutiku Lesya! kau harus menghabiskannya."
entah sejak kapan Saga menggunakan 'aku dan kamu' saat berbicara dengan Lesya. namun Lesya sepertinya belum menyadarinya.
"apa kau mau jadi istri durhaka!"
"baiklah aku akan memakannya, kau boleh pergi dari tempat ini!"
"kenapa aku harus pergi. ini adalah kantor istriku, jadi aku bisa semauku untuk tetap disini"
"terserah kau saja" ucap Lesya sembari memeriksa berkas-berkas dimejanya.
sementara itu, Saga yang melihat Lesya belum menyentuh makanannya, Saga segera menyiapkannya untuk Lesya dan,
"Aaaa... buka mulutmu!"
"aku akan makan sendiri nanti setelah menyelesaikan pekerjaanku!"
"Aaaa.... biar aku yang menyuapi!" dengan ragu-ragu Lesya membuka mulutnya dan mulai mengunyah makanan yang di suapi oleh suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments