Entah kemana langkah kaki membawa Lesya. ia terus menyusuri jalan dengan hembusan angin malam. saat itu ia tengah mabuk sehingga tidak mengenali arah jalan pulang dengan pakaiannya yang lumayan terbuka.
Lesya luntang lantung di jalanan yang bukan arah ke rumahnya, entah apa yang di campur ke dalam minumannya hingga ia bisa semabuk ini.
"suit..suit.."
Lesya tidak memperdulikan siulan dari dua orang pemuda yang ada di sebuah warung pinggir jalan yang berpakaian cukup rapi. mungkin mereka seumuran dengan Saga yang notabene nya anak sekolahan.
kedua pemuda itupun sekarang berjalan mensejajari Lesya. Lesya yang masih mabuk beejalan tidak beraturan dan menabrak kedua pemida itu ke kanan dan kekiri.
"wah lo mabuk ya.." salah satu pemida itu melorik satu temannya lagi dan..
"hahaha.. rejeki nomplok ni" ucap mereka bersamaan.
"cantik yuk ikut kita, kita seneng-seneng!"
ucap pemuda itu seraya menyentuh Lesya. Lesya dengan cepat menghempaskan tangan dari pemuda itu.
"jadi lu mau ngajak kita main-main cantik? oke aku suka yang galak-galak kaya gini!"
"jangan macem-macem, aku gak kenal sama kalian!" ucap Lesya dengan nada suara yang sedikit ngelantur, khas orang mabuk.
"kalau gitu ayo kita kenalan di atas ranjang sayang.." ucap pemuda itu sembari mengelus pipi Lesya
"jangan kurang ajar ya.. cuh.."
"brengs*k, sudah kita bawa saja dia" Kedua pemuda itu dengan kasar menarik Lesya. dan selang beberapa menit keduanya berhasil membawa Lesya kesebuah gesung kosong. namu disana terdapat ruangan yang cukup layak untuk di tempati.
brugh
mereka menjatuhkan badan Lesya di atas tempat tidur hingga Lesya hanya terkulai lemah sembari memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.
"hahaha.. untung kita mempunyai tempat ini, tempat biasa kita menikm*ti gadis-gadis sepertinya."
dan pemuda itu pun semakin mendekat dengan Lesya dan berniat untuk melakukan sesuatu.
💜💜
Saga terus mentusuri jalanan yang sunyi hingga pukul setengah 12 malam, namun ia belum menemukan seseorang yang ia cari.
drrtttt drrttt
sebuah panggilan video dari Liyora membuat Saga mengalihkan pandangannya dari jalanan, namun ia memutuskan untuk tetap melanjutkannya tanpa mengangkat panggilan video itu terlebih dulu.
hingga panggilan itu beberapa kali, akhirnya Saga memutuskan untuk mengangkatnya.
"ada apa Liyora, aku sedang sibuk nanti saja kita lanjutkan!"
"kamu kenapa si Saga, tadi ka.u yang nyuruh aku video call kamu saat aku buka kado dari kamu! tapi kamu malah giniin aku. oke kalo gitu terserah kamu!"
klik
Liyora menutup panggilan videonya denga emosi, namun Saga masih memilih untuk mencari keberadaan Lesya.
"lu kemana si Lesya.." Saga memukul pengemudinya dengan wajah frustasi.
"mending gua telfon kak Saka"
tut...tut...
"halo, ada apa Saga?" sahut Saka di telefon
"gini kak, apa Lesya udah smpek di rumah?"
"kakak dari tadi di ruang tamu buat priksa berkas, gak ada Lesya pulang. bukannya Lesya tadi pergi sama kamu?"
"tadi emang sama aku, tapi udah aku turunin di jalan!"
"apa? gila kamu Saga! lalu dimana dia malam-malam begini"
klik
Saga langsung mematikan panggilannya tanpa membalas ucapan dari Saka.
Saga lalu kembali melajukan mobilnya dengan cepat. ia kembali ketempat awak ia menurunkan Lesya, namun tak seorangpun ia temui untuk di tanyai soal Lesya.
"labih baik gua pulang dulu, gua minya bantuan sama kak Saka buat nyari Lesya"
Saga melajukan mobilnya dalam kecepatan tinggi, hingga pukul 1 dini hari ia baru sampai di rumahnya.
belum sempat ia membuka kenop pintu rumahnya, pintu tersebut sudah terbuka dari dalam.
"mana Lesya?" Saka mengedarkan pandangannya, namun hanya Saga yang ia temukan.
"aku gak tau kak, ini aku mau minta bantuan kakak buat nyari!"
"emang kenapa si kamu turunin Lesya segala?"
"panjang ceritanya kak, nanti aku ceritain. tapi sekarang kakak ikut aku nyariin dia"
"ya udah ayo.."
brrmmm
deru suara mesin mobil memasuki halaman rumah, saat itu Saga dan Saka tertegun melihat seseorang yang turun daei mobil tersebut.
"Lesya!!" ujar Saga sembari mendekat ke arah Lesya yang saat itu di gendong oleh Dikta.
"kenapa Lesya ada sama lu Ta?" utanya Saga yang saat itu mengikuti Dikta membawa Lesya masuk ke rumahnya. sedangkan Saka yang membukakan pintu.
"nanti gua jelasin"
"okey, sekarang bawa sini istri gua!" Saga pun mengambil alih posisi Dikta, kini Saga yang membawa Lesya kedalam kamar dan kini membaringkannya yang di ikuti oleh Dikta dan juga Saka.
"apa yang terjadi dengan Lesya Dikta? kenapa tubuhnya luka-luka seperti ini?" Saka terlihat cemas tak kalah dengan kecemasan yanh di tunjukkan oleh Saga.
Dikta menghela nafas panjangnya "jadi gini kak Saka!"
____Flashback on____
"bukannya itu mba Lesya, dengan siapa dia?" Dikta enggan memanggil Lesya, namun karena ia curiga dengan sikap kedua pemuda itu ia mendekat.
"jangan macem-macem, aku gak kenal sama kalian!" ucap Lesya dengan nada suara yang sedikit ngelantur, khas orang mabuk.
"kalau gitu ayo kita kenalan di atas ranjang sayang.." ucap pemuda itu sembari mengelus pipi Lesya
"jangan kurang ajar ya.. cuh.."
"brengs*k, sudah kita bawa saja dia" Kedua pemuda itu dengan kasar menarik Lesya. dan selang beberapa menit keduanya berhasil membawa Lesya kesebuah gesung kosong. namu disana terdapat ruangan yang cukup layak untuk di tempati.
brugh
mereka menjatuhkan badan Lesya di atas tempat tidur hingga Lesya hanya terkulai lemah sembari memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.
"hahaha.. untung kita mempunyai tempat ini, tempat biasa kita menikm*ti gadis-gadis sepertinya."
dan pemuda itu pun semakin mendekat dengan Lesya dan berniat untuk melakukan sesuatu.
dan ketika bibir pemuda itu hampir menempel dipermukaan kulit Lesya Dikta memutuskan untuk menghajar kedua pemuda itu!
bug bug bug
kedua pemuda itupun dilibas habis oleh Dikta seperti yang ia lakukan terhadap orang suruhan Liyora. namun saat ia berusaha membawa Lesya pergi, salah satu pemuda itu hendak memukulnya dengan sebuah bangku yang reyot.
dan saat itu Lesya membuka matanya dan, "Arvin.."
brakkhh
bangku tersebut mengenai badan dan tangan Lesya sehingga meninggalkan beberapa luka. dan dengan sigap Dikta kembali menghajarnya hingga terkapar.
"mba Lesya bangun..." karena Lesya yang tak kunjung sadar kini Dikta memutuskan untuk membawanya ke rumah Saga.
____Flashback off____
"jadi seperti itu kak ceritanya, tadi mba Lesya hampir di lecehin sama dua orang pemuda"
"lihat Saga apa yang terjadi dengan kelakuan kamu yang nurunin Lesya sembarangan"
"itu gak penting, yang terpenting siapa Arvin?" Saga memijat keningnya yang tak pusing.
"dan nama Arvin juga yang ia sebut saat tadi lo lihat gua sama mba Lesya,Ga."
'jadi Lesya kira Dikta itu seseorang yang bernama Arvin, sampai-sampai diu..'
Saga tak melanjutkan kata-katanya karena di dalam sanubarinya ada gelenyar perih yang menyayat.
'gua harus cari tau siapa Arvin!"
.
.bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments