Saga membaringkan Lesya di ranjang miliknya. kini keluar keringat dingin, namun berbeda dengan keringat dingin yang pertama, melainkan keringat dingin karena melihat darah yang mengalir dari dahi Lesya.
"mba bangun mba," Saga terlihat bingung dengan kondisi Lesya saat ini.
karena ada rasa panik dan sedikit cemas, akhirnya ia memutuskan untuk mengobati luka yang ada di dahi Lesya. hingga ritual mengobati selesai, lesya pun tak kunjung bangun dari pingsannya.
"haduh gimana ni kok gak sadar-sadar si," Saga lalu memeriksa leher lesya dan mengerutkan dahinya "masih idup kok! tapi kok gak bangun-bangun, apa gua kasih nafas buatan aja!"
sempat ragu, namun kini Saga mulai mendekatkan bibirnya dengan milik Lesya dan..
brugg..
"ahh sakit pinggang gua.." racau Saga yang memegangi pinggangnya sembari menatap ke arah Lesya yang mulai bangun dari posisinya.
"eh mba, kasar banget si!" sungut Saga
"lagian kami kenapa monyong-monyongin bibir kamu di depan ku, atau jangan-jangan kamu mau ambil kesempatan dalam kesempitan!" kini lesya menatap Saga penuh selidik.
"maleslah debat sama cewe tua, mending gua tidur" Saga langsung menjatuhkan badannya tepat di sebelah Lesya.
"eh kamu mau apa?"
"tidurlah mba, mau ngapain lagi?"
"kamu tidur di bawah, aku yang tidur disini"
"aelah mba, pelit amat. inikan kamar gua ngapain mba yang ngatur-ngatur si" Saga berdecak kesal.
"gak bisa kamu buruan tidur di bawah"
"silahkan mba aja yang tidur di bawah. ini kamar gua, yang datang belakangan minggir" tanpa rikuh Saga menggeser tubuh Lesya hingga terjatuh ke lantai.
bug..
"ssshh" Lesya mendesis karena merasa nyeri akibat terjatuh karena dorongan Saga.
karena tidak ingin ribut terlalu lama, akhirnya Lesya memilih langsung mengambil bantal dan selimut dan tidur di karpet yang ada di bawah.
"eh selimut gua"
tanpa membalas ucapan Saga, Lesya segera memejamkan matanya tak ingin berdebat lagi.
💜💜
seperti hari-hari biasa, Saga datang ke sekolahnya dengan motor sportnya. ketika ia sampai di sekolahnya, ia sudah di hadang oleh seorang gadis cantik.
"mati gua!" ingin rasanya Saga berputar arah, namun apakah ia berani untuk melakukan itu? tentu saja tidak! ia pun menghentikan motornya dan turun menemui gadis itu.
plakk..
"liyora, apa yang kamu lakuin? kamu nampar aku!"
Saga mengusap pipi kirinya yang terasa panas.
"coba kamu pikir apa yang kamu lakuin saga! kamu lupa waktu studytour kamu nembak aku, dan sekarang?" masih menggantung dari ucapan liyora, dan kini Saga masih menunggu tujuan dari perkataan liyora.
"dan sekarang kamu menikah dengan orang lain! bahkan umurnya lebih tua dari kamu" bulir air mata mulai jatuh dari pelupuk mata liyora. dengan rasa bersalahnya Saga mengusap lembut pipi liyora menghapus air mata yang mengalirdi wajah ayunya.
"tenang yora ini hanya sementara, aku hutuh waktu untuk memperbaiki semua"
mendengar penjelasan dari Saga, kini Liyora menatap Saga dengan penuh tanda tanya.
"apa yang kamu maksud sementara Saga?" tatap nanar Liyora.
"aku gak bisa jelasin ini sekarang, yang penting kamu harus percaya sama aku!"
"gimana aku percaya sama kamu kalo sekarang kamu gak mau jujur sama aku?" Liyora berusaha membuat Saga untuk mengatakan semuanya, namun Saga tetap menutupi apa kesepakatan yang ia buat dengan istrinya.
"tunggu liyora, di saat yang tepat aku akan cerita semuanya dan segera mengakhiri drama yang baru aku alami!"
Saga menarik tubuh liyora kedalam pelukannya seraya membenamkam kepala liyora di dada bidangnya. "setelah semua selesai aku akan lamar kamu, tapi aku minta kamu percaya sama aku yora!" liyora pun mengangguk pelan sehingga membuat Saga mengembangkan senyumnya.
dan setelah menjelaskan kepada liyora, kini Saga pun pergi ke kelasnya. ia berjalan santai kemudian duduk di bangkunya.
"woe ada pengantin baru ni.." ucap alden teman sekelasnya. seketika semuanya bertepuk tangan dengan sorak sorai memenuhi ruangan.
" lo beneran nikah Ga?" sahut Dikta yang kini menghampiri Saga dengan tatapan menyelidik.
"iya gua udah nikah"
"terus nasib liyora gimana ga?" alden menimpali ucapan Saga.
"ya liyora tetep cewe gua lah, kenapa lo tanya kaya gitu? atau lo mau nikung gua?"
"nanya doang ga, sensi amat!" jelas alden.
"tapi apa liyora mau pacaran sama cowo yang notabene nya suami orang!" kini Dikta kembali angkat bicara.
"gua udah jelasin semuanya, dan yora mau ngertiin gua!"
"maksud lo jelasin gimana ga?" seseorsng yang dingin kini menajadi seseorang yang berbeda.
"gua bakal ceraiin tu cewe tua setelah urusan gua selesai Dik!"
"weh parah lu ga, lu mau bikin anak orang janda?" sahut alden dan kini duduk di atas meja. "tapi tu cewe tua yang lu maksud umur berapa si, cantik nggak?"
"kenapa lu nanya-nanya gitu, segala macem cantik apa engga lagi!"
"ya kali aja tu cewe bisalah gue gebet" mendengar candaan yang terlontar dari alden kini Saga pun terkekeh.
"lebih baik lo pikirin ucapan lo tadi ga! lo belum mengenal istri lo dengan baik."kini giliran Dikta yang kembali berbicara.
"buat apa gua mengenal cewe tua itu, gua kan udah punya liyora!" enteng Saga menimpali ucapan Dikta.
"menurut lo itu bener? siapa tau istri lo itu emang jodoh lo!"
"ahh gak mungkinlah, gua masih 17 tahun sedangkan dia udah 21. ya kali gua mau idup selamanya sama mba-mba dengan status istri gua!"
"gak banyak kok selisihnya, jadi masih mingkinlah"
"udah jangan ribut, mending kita nanti dateng ke rumah Saga buat liyat istrinya kek apa sekalian kita kan bisa tau dia cocok ngga kalo gue gebet" lagi-lagi alden mengajak bercanda kedua sahabatnya itu.
"boleh-boleh, tapi sorean ke rumah gua. soalnya dia ngantor pulangnya sore."jelas Saga.
"oh jadi dia itu wanita karir, kenapa dia mau nikah sama bocah petentang petenteng kaya lo" Dikta memang sedikit pedas jika berbicara, namun dia juga memang to the poin.
"ya gua itu nikah sama dia karna gantiin kakak gua. dan parahnya sekarang gua tinggal serumah sama kaka gua dan istrinya. bete lah gua, mereka seneng-seneng eh gua yang di suruh nikah sama tu cewe tua."
"kok dia mau, dan lo juga mau kok bisa?"sahut alden
"dia mau karna alasan persahabat bokapnya sama bokap gua. sedangkan gua, gua gak mau perusahaan bokap gua collabs." kini Saga mengubah posisinya berdiri "karna selain sahabatan lama perusahaan milik om Guntara itu perusahaan yang nanem saham terbesar di perusahaan bokap"
"oh jadi gitu!"hanya inilah yang terucap dari mulut Dikta.
"eh eh terus gimana sama malam pertama kalian. kaya aoa si malem pertama" itulah alden yang memang sedikit sembrono saat berbicara.
"congor lu Al, gua sikat juga lu" sahut Saga sembari menoyor kepala alden.
meskipun pertanyaan itu bersifat pribadi, namun Saga tetap menjawabnya. "gua udah bikin kesepakatan sama dia, dan kami gak boleh berkontak fisik yang mengarah kesana."
"lo yakin gak akan kegoda sama tu cewe tua yang sekarang istri lo" goda Alden yang menaik turunkan alisnya.
mendengar ucapan dari alden, bayangan yanh semalam ia lihat kembali mencul sehingga membuat Saga terpagut dengan ingatannya.
"woy.. di tanyain malah bengong, kesambet lu ya" Alden menepuk pundak Saga.
"denger cerita lo gua penasaran sama istri lo, sejelek apa dia kok lo bisa nolak cewe karir yang kekayaannya kaya sultan" kini Dikta kembali menimpali ucapan Saga
"ya udah nanti sore kalian dateng aja ke rumah sekitar jam lima, dia pasti udah di rumah"
.
.
.Bersambung
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
nabil Nabil
ntar dideketin cowo lain ketar ketir
2022-07-13
1
Fida
lanjuttt
2022-06-24
1