Di sepeanjang perjalanan pulang, Alden tak henti-hentinya membicarakan tentang Lesya. ia begitu mengagumi apa yang dimiliki oleh Lesya yang tangkas dalam banyak hal.
namun berbeda dengan Alden, justru Dikta hanya terdiam sembari mendengar semua ocehan Alden. hingga mereka berhenti di suatu tempat, dimana mereka sering menghabiskan waktu.
Alden duduk di sebuah sofa kesukaannya. ya, mereka berada di basecam mereka yang tempo hari mereka datangi.
sementara Dikta, ia sibuk berkutat dengan gitarnya namun masih bisa mendengar semua yang diucapkan oleh Alden.
"gua kira istrinya Saga itu tua gak menarik seperti yang di bilang sama Saga, tapi apa yang gua liat tadi? justru dia lebih cantik daripada istrinya kak Saka, yakan Ta?!"
"itu menurut lo" sahut Dikta yang mulai memetik senar gitarnya.
jreng..
"iyalah, gua liatnya dia itu perfect kan! kaya gitu di bilang tua sama Saga? mana masakannya enak banget lagi, di tambah dia itu wanita karir"
"kalo yang gua lihat, dia itu sepertinya bisa si nuntun Saga buat lebih dewasa. pribadinya juga kelihatan baik"
baru kali ini Dikta memuji seorang wanita, dan ini pun istri dari sahabatnya sendiri yang baru sekali ia temui. padahal banyak cewek-cewek yang berusaha deketin dia tapi gak pernah ia berkata apapun tentang cewek-cewek tersebut.
"eghem.. ada yang terpesona ni kayaknya!"
mendengar celotehan dari mulut Alden, Dikta hanya menyunggingkan senyumnya sekilas.
"mending lo tu yang insaf, gak usah jadi playboy. kali ini sasaran lo kayaknya gak mudah Al" Dikta mengingatkan.
"hahah" kekehan itu keluar dari mulut Alden begitu saja seakan mementahkan ucapan Dikta. "tapi mba Lesya itu beneran perfect banget buat gua Ta, liat gua" Alden berdiri di depan Dikta dengan berpose seperti model.
"liyat tampang gua cakep, gua tinggi, kantong gua juga tebel. cewe mana si yang gak mau sama gua Ta?" Alden cengengesan sembari membanggakan dirinya sendiri.
"oh ya satu lagi Ta, lo tadi sempet liyatkan mba Lesya, bueh... body goals banget kan Ta?"
mendengar ucapan Alden, Dikta hanya menggeleng sekilas. "fikiran lo itu ngeres Al"
namun setelah ia menimpali ucapan dari Alden, kini banyangan di kamar Saga kembali melintasi pikirannya. namun ia segera tersadar dan mengusap wajahnya kasar. 'apa yang gua bayangin tadi'
Di tempat lain kini Saga mengekori Lesya yang sibuk memasang horden baru.
"geseran dikit kekanan Ga. eh agak ke kiri atas"
Saga lalu melepaskan horden yang ia pegang hingga semua berantakan.
"SAGA" Lesya kini menatapnya tajam.
"gua bingung tau mba, lu tu nyuruh gua kesana kesini ke atas ke bawah,gua capek! mana tadi waktu di gazebo lu ngarate gua, sakit semua ni badan biru-biru!".
Lesya lalu turun dari sofa yang ia naiki untuk memasang horden dan kini mendekat ke arah Saga.
tanpa aba-aba, Lesya menarik Saga hingga terduduk di atas ranjang.
"eh mba, lu mau apa?" ucap Saga seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.
"dasar bocah mesum, sini tangan kamu"
"eh jangan mba mau di apain?"
tanpa menjawab pertanyaan dari Saga, Lesya langsung mengompres tangan Saga yang sedikit biru dengan air hangat, setelah itu ia mengoleskan salep dan sedikit meniup memar yang ada di lengan Saga.
sontak, Saga tertegun atas perilaku dari Lesya yang sedikit banyak memberi getaran di sudut hatinya.
"udah, jadi sekarang gak usah alesan. sekarang bantuin pasang."
seketika Lesya dan Saga berkutat dengan horden. dan dalam waktu beberapa menit mereka pun berhasil memasangnya.
"woah.." Lesya menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur dengan posisi terlentang dengan pakaian tidurnya yang sedikit terbuka di bagian atas.
ada gelenyar yang tidak biasa saat Saga tidak sengaja melihat sesuatu di depan sana yang terlihat belahannya sedikit.
glek..
Saga menelan salivanya dengan susah payah. ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, namun nalurinya sebagai lelaki justru mendorongnya untuk melihat lagi ke arah sana.
seperti orang terhipnotis ia tiba-tiba memeluk Lesya yang sedang berbaring.
"Sa.." belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, Lesya terdiam karna saat itu ia melihat Saga yang terpejam.
"hah ni bocah udah molor aja"memang sedari tadi Lesya tidak memperhatikan Saga yang sebenarnya memang belum tidur namun hanya berpura-pura tidur.
'mana susah banget tangannya mau di angkat, ni bocah makan apaan si kecil-kecil kok berat banget'
Lesya berusaha melepas pelukan dari Saga, namun karena tetap tidak bisa Lesya akhirnya memutuskan untuk diam.
Lesya lalu menoleh ke arah Saga, namun saat itu ia tak sadar telah memperhatikan wajah Saga.
'ya Tuhan, kenapa suamiku seperti bayi. masih polos juga ni wajahnya.'
Karena tubuhnya yang sudah letih, akhirnya setelah beberapa menit ia memperhatikan wajah Saga, Lesya terlelap begitu saja.
"huff...." Saga akhirnya bernafas lega karena Lesya yang tidak tau bahwa ia hanya pura-pura tidur.
Saga lalu perlahan bangkit dan turun dari tempat tidur, ia memutuskan untuk segera pergi ke kamar mandi.
perlahan Saga menanggalkam semua pakaiannya dan langsung menyiramkan air shower yang dingin.
"woah.. untung tadi gak ketauan. mana ni junior gak bisa kerja sama lagi, terpaksa kan gua harus mandi air dingin."
setelah di kamar mandi beberapa saat, akhirnya Saga memutuskan untuk keluar. namun, saat ia membuka pintu kamar mandi, ia tidak melihat keberadaan dari Lesya.
"kemana tu cewe tua, kok gak ada?"
Saga mengedarkan pandangannya kesetiap sudut kamar, namun ia tidak menemukan Lesya sama sekali. "ini bagus, dia malah gak tau kalo gua tadi mandi. mending gua ganti baju abis itu gua cari cewe tua itu dimana.
sementara Saga berganti pakaian, Lesya masih berada di dapur untuk mengambil mimuman dingin.
brugh..
"aw..." lesya mengusap dahinya yang membentur dada bidang seseorang.
"Lesya.." Saka mengerutkan keningnya, lalu pandangannya berubah saat melihat pakaian yang di kenakan oleh Lesya.
sebenarnya pakaiannya masih wajar, hanya sedikit terbuka karena tanpa lengan dan sedikit rendah di baian dada.
"Saka, ada apa kamu disini?"
"aku ingin minum, dan kau?"
Lesya hanya menunjukkan apa yang ia bawa dan kemudian nemilih untuk kembali. namun sebelum ia pergi, Saka meraih mengannya.
"ada apa, apa kau ada perlu denganku?"
"emm.. apa kau berpakaian seperti ini untuk menggoda adikku!"
mendengar ucapan dari Saka seketika Lesya menghempaskan tangan Saka begitu kencang.
ingin rasanya Lesya menampar Saka dengan kencang namun ia menahannya dan, "lalu apa urusannya denganmu jika aku menggoda suamiku sendiri"
deg..
seseorang yang baru turun pun seketika menghentikan langkah kakinya.
"wah... ada apa ini, kalian ingin melanjutkan pertunangan yang gagal kemarin?" celetukan dari Saga membuat keduanya mengerutkan dahi.
"jaga mulutmu Saga, jangan kurang aja dengan kakakmu!" sarkas Saka menimpali ucapan Saga.
Saga pun ingin kembali menimpali ucapan dari Saka, namun Lesya sudah lebih dulu menarik Saga ke dalam kamar.
brakk
Lesya menutup pintu dengan kencang dan sesaat ia melepas tangan Saga begitu saja tanpa mengucapkan apapun.
"hei mba lesya, kenapa langsung masuk kedalam selimut. kau malu karna tertangkap basah berduaan dengan kakaku?"
Saga memang mendengar ucapan yang terlontar dari Lesya saat membalas ucapan Saka saat di dapur, namun ia sengaja pura-pura tidak tau tentang itu.
"hei mba, gua ngomong lo" Lesya belum juga menimpali ucapan Saga.
"kalo suami ngomong itu di dengerin jika perlu istri yang memulai dan bahkan melayani!"Saga menarik selimut dengan kasar dan sontak hal itu membuat Lesya geram sehingga.
"kau ingin dilayani seperti apa?" ucap Lesya dan menarik Saga hingga hanya beberapa senti saja jarak mereka.
.
.bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
ani sumarni
saga en saka kan mrk da nikah knp ga pisah rmh aja mrk thor jgn satu rmh
2022-07-16
1
nabil Nabil
wah wah saya cemburu yhh...
2022-07-13
1