Saga berlari mengejar Liyora yang saat ini menangis meninggalakn Saga yang ada di belakangnya. Saga berlari dan meraih lengan Liyora.
"jangan salah paham Liyora, aku bisa jelasin semuanya!" Saga berusaha menjelaskan kepada Liyora yang sedang marah terhadapnya.
"salah paham kamu bilang? kamu sendiri tadi yang bilang bulan madu, dan selama itu kamu tidak menjawab panggilan telfon dariku! itu yang kamu bilang salah paham?" Liyora terlihat sangat kesal dengan emosinya yang menggebu-gebu.
"dengar dulu penjelasan dariku Liyora!"
Saga memegang kedua pundak Liyora dan menatapnya lekat.
dan Saga mulai menceritakan semua kejadian saat dirinya di luar negeri termasuk yang merencanakannya adalah ibunya. namun satu hal yang ia tutupi, yaitu saat dirinya menjadikan Lesya istri seutuhnya.
"kamu gak bohongin aku kan Saga?" Liyora mendongak menatap mata Saga yang saat itu juga sedang menatapnya.
"apa kamu perlu bukti?" tanya Saga, dan seketika Liyora mengangguk. saat itu Saga mengerutkan dahinya.
"apa yang harus aku buktikan" saat itu Liyora mebisikkan sesuatu ketelinga Saga.
"tapi Liyora?"
"aku gak mau penolakan! kalau kamu memang sayang sama aku, kamu harus lakuin itu!" dengan sangat ragu-ragu Saga akhirnya mengangguki apa yang di dibisikan oleh Liyora.
Selang beberapa hari Liyora mengadakan sebuah pesta yang sangat meriah. ia mengundang seisi sekolah. dan saat itu Saga hadir dengan membawa Lesya.
di acara tersebut juga ada Alden dan juga Dikta yang ikut hadir.
"hai temen-temen, havefun ya di acara aku sama Saga... ngomong-ngonong ini tepat enam bulan hari jadi kami loh.."
ucap Liyora sebari bergelayut manja di lengan Saga.
entah kenapa saat itu hati Lesya merasa tidak senang dengan ucapan Liyora. 'enam bulan? itu berarti Saga dan Liyora jadian tepat dimana aku dan Saga juga menikah hati itu!' itulah yang terbesit di benak Lesya.
"eh tapi si Saga kan udah punya istri Ra, lu mau jadi pelakor ni" ucap salah satu teman mereka yang hadir.
saat itu Saga hendak menghampiri orang tersebet dengan tangan yang mengepal, namun Liyora menahannya. dan justru saat ini ia yang melangkah maju.
"aku tau memang Saga sudah beristri" itulah jawaban dari Liyora.
'apa sebenarnya yang di rencanakan Liyora' Dijta terua bertanya-tanya di dalam hatinya mengenai ucapan Liyora yang justru memancing pertanyaan-pertanyaan yang mengarah ke arah pernikahan Saga dan juga Lesya.
sedangkan Alden, Alden justru tidak memperhatikan ucapan Liyora melainkan terua memandangi Lesya yang berada di sebelahnya.
"kalau kamu tau dia punya istri itu berarti kamu orang ketiga dong Ra" sahut teman yang lainnya.
"itulah yang ingin aku perjelas!" Liyora berjalan ke arah Lesya yang masih belum mengatakan sepatah katapun dari mulutnya. "dia yang orang ketiga, dia juga yang pelakor!" ucap Liyora sembari menunjuk tepat di wajah Lesya.
saat itu Lesya memilih diam, ia begitu terlihat tenang dan tidak menanggapi ucapan dari Liyora. namun Liyora terus mengatakan hal yang membuat Lesya terlihat rendah di mata teman-temannya.
"dia itu cewe tua yang gak laku yang berusaha ngedapetin anak konglomerat di dareah sini!" tambah Lesya.
"Liyora cukup, lo jaga bicara lo!" sahut Alden yang saat itu kesadarannya sudah tidak melulu tentang Lesya.
"kenapa Alden? kamu tau kan cerita yang sebenarnya! kamu taukan siapa yang akan dinikahi Lesya saat itu"
"ya memang saat itu Lesya mau nikah sama kak Saka, tapi karna kak Saka nikah sama cewenya, makanya Saga yang harus gantiin" itulah yang di ucapkan Alden.
"Alden, lebih baik lu diem kalo lo gak tau kemana Liyora akan membawa hal yang lu ucapkan!" Dikta menimpali ucapan Adlen.
"nah itu yang mau aku jelaskan. itu berarti si cewe tua ini emang gak ada harga dirikan temn-temen. buktinya dia tetep mau jikah sama lain orang yang bahkan umurnya masih di bawahnya kan?"
"iya rendahan banget si, penampilannya aja yang elegan, tapi harga dirinya nol" selentingan seperti ini mulai banyak terdengar di ruangan itu.
sedangkan Lesya, entah kenapa ia tidak membela diri sama sekali. ia hanya menatap datar ke arah Saga yang saat itu tak berani menatapnya sama sekali.
"dan asal kalian tau, Lesya bahkan ciuman sama Dikta waktu acara ultah aku waktu itu. iya kan sayang?" Liyora kembaki menggandeng lengan Saga.
"hemm" sahut Saga dan sesekali mengangguki ucapannya.
"itu salah paham" sergah Dikta "lo gak bisa giniin mba Lesya Liyora, lo bener-bener ya!"
"iya Ra lo gak bisa bicara kaya gitu, Lesya itu wanita baik-baik. dia mencium Dijta karna mengira Dikta itu Arvin!" celetukan Alden berhasil membuat Liyora menyunghingkan senyumnya.
"kalian dengarkan yang di bilang Alden. siapa lagi si laki-laki yang namanya Arvin?"
plok plok plok..
Liyora bertepuk tangan seraya berjalan menuju Lesya "sebenarnya berapa laki-laki yang lo deketin. atau emang lo udah tid*r sama banyak laki-laki? huh dasar mur*han!"
"Liyora" kali ini Saga yang angkat bicara, dan ketika Saga mendekat, Lesya melenggang pergi meninggalkan pesta tersebut.
"mba Lesya tunggu!" Saga hendak mengejar Lesya, namun lagi-lagi Liyora menahannya.
"kamu udah janji kan Saga!"
"aku memang janji mau ngakuin kamu sebagai pacar di hadapan temen-temen. tapi gak gini Ra, kamu gak berhak ngerendahin Lesya. dia itu wanita baik-baik"
Saga melanjutkan langkah kakinya untuk mengejar Lesya, namun. "kalo kamu berani ngejar dia, itu berarti kita putus" teriak Liyora.
"terserah kamu Liyora." itulah yang di ucapkan terakhir kali oleh Saga sebelum mebinggalkan tempat itu.
"lo keterlaluan Ra!" ucap Dikta yang menyusul pergi begitupun dengan Alden
"beraninya lo rendahin cewe yang gua suka Liyora!" ucap Alden.
-
brakk
Saga membuka pintu kamarnya, ia mencari keberadaan Lesya.
"mba Lesya.."
saat itu ia mendapati Lesya yang tengah mengerjakan sesuatu di dalam leptopnya.
"aku kira mba Lesya akan pergi karna marag setelah apa yang di ucapkan Liyora tadi" masih dengan nafas yang terengah-engah Saga berbicara secepat itu terhadap Lesya.
"jika itu yang kamu rencanakan! maaf Saga, aku tidak bisa pergi sekarang. aku hanya akan pergi setelah perjanjian kita selesai." masih dengan netranya yang tak memperhatikan Saga.
hal itu rupanya menganggu Saga. ia berharao Lesya akan menatapnya dan memarahinya. namun karena sikap lesya yang acuh, itu membuat Saga meradang.
"kenapa, kenapa lu gak marah? apa lu emang seperti yang di ucapkan Liyora heemm?"
mendengar suara Saga yang meninggi membuat Lesya mengerutkan dahinya. 'ada apa dengannya, seharusnya aku yang marah kenapa dia yang saat ini iningin menelan orang?'
'aku bahkan merasa hatiku di cabik-cabik apalagi dengan kamu yang gak bela aku sama sekali Saga!'tambahnya di dalam hatinya lagi.
"lebih baik kamu bersihkan diri kamu Saga, sepertinya kamu masih kesal karna kamu tidak bisa bersatu dengan Liyora. dan kamu menganggap semua ini karna aku penyebabnya bukan? seorang cewe tua!"
"apa, gua kesal? gua hanya..." 'gua kesel kenapa lu gak marah mba! harusnya lu buktiin sama mereka kalo lu itu high quality, lu istri gua! tapinlu malah pilih diem daei hinaan mereka!'
"males gua bahas ini! males bahas papun sama cewe yang gak bisa move on daei mantan pacarnya!"
"siapa yang kamu maksud?"kini Lesya menatap tajam Saga.
"Arvin lah siapa lagi! cowo yang selama ini pengen lu sentuh-sentuh. mungkin waktu di korea jika yang melakukan itu bukan gua dan orang itu Arvin, lu bakalan gak marah! bahkan mungkin lu yang nawarin diri sama dia meskioun kalian belum nikah!"
plak
telapak tangan Lesya mendarat di pipi kiri milik Saga. mungkin saat itu Saga merasa sangat perih dan panas dengan tenaga yang Lesya miliki.
"jangan bawa-bawa Arvin Saga!" Teriak Lesya seraya meninggalkan kamar dan memilih pergi ke gazebo belakang rumahnya.
Lesya menangis tersedu-sesu dengan memeluk kakinya sendiri. ia begitu tidak menyangka dengan pemikiran Saga saat ini mengenai dirinya.
"apa aku terlihat sangat rendah Arvin? dan apa aku memang Rendah Arvin?" Lesya mengusap air mata yang menganak sungai di wajahnya.
saat itu Saga sudah berdiri di belakang Lesya yang tengah tersedu. 'bahkan saat ini orang yang lu inget cuman Arvin Lesya!'
.
.
.bersambung
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments