David terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi namun musuhnya terus mengejar mereka.
''Ve kau baik-baik saja?." teriak David.
''Iya kak aku masih hidup sekarang!!," balas Velia teriak dengan tetap merunduk di posisinya.
''Tenang saja kau tidak akan mati!!, aku masih ingin menikmati hasil keajaiban tangan kotor mu itu,'' ucap David.
"Tidak akan mati apa nya?? sekarang saja ratusan peluru melayang-layang di kepala ku!! mungkin ini akhir jalan ninja ku!," batin Velia.
"Aakkhh!!," rintih Luna yang terkena tembakan di lengan nya.
Velia melihat darah segar terus menetes dari lengan Luna. Ia tak tak tahu harus berbuat apa dengan situasi yang kacau saat ini.
Luna tidak bisa lagi membalas tembakan dari musuh-musuhnya yang bertambah.
"Kak apa kau baik-baik saja?," tanya David.
"Aku baik-baik saja tapi untuk saat ini kita tidak bisa melawan mereka jadi kita harus tetap bertahan sampai bala bantuan datang," ucap Luna yang ikut merunduk.
Velia merasa tidak berguna kali ini, orang-orang yang bersamanya saat ini telah menolongnya dari maut beberapa kali.
"Jika hari ini aku mati karena membantu mereka setidaknya aku tidak mati sia-sia dan tidak ada penyesalan sekali pun!," pikir Velia.
Dengan tekad kuat dan sedikit gemetar Velia mengambil pistol yang tergeletak di dekat Luna lalu menembaki mobil yang berada di belakangnya saat ini
*Door!!
Door!!
Door*!!
Tak ada yang menyangka semua tembakan Velia tepat sasaran. Peluru itu melesat tepat mengenai kepala pengemudi membuat mobil mereka hilang kendali dan terpelanting begitu juga dengan mobil berikutnya.
Mendengar suara ledakan di belakangnya Luna bangkit lalu menoleh kebelakang. Dia terperangah melihat kekacauan yang di buat adik barunya ini membuat mereka selamat.
David pun melambatkan laju mobilnya lalu menepi. Mereka bertiga keluar dari mobil.
David tidak kalah terkejut melihat pemandangan yang kacau itu. Pandangannya beralih ke arah Velia yang penuh luka goresan dengan tangan memegang pistol.
"Aku masih hidup!!." teriak Velia sembari melompat-lompat kegirangan.
Tak lama kemudian nampak beberapa mobil hitam mendekat ke arah mereka.
Velia sudah siap mengarahkan pistol nya saat melihat seorang pria tampan dengan setelan jas hitam keluar dari salah satu mobil itu.
"Jangan Ve!! mereka teman kita!!," seru Luna sembari mencegat tangan Velia menarik pelatuk pistol.
Pria itu mendekat ke arah Luna lalu berkata. "Aku kira kau butuh bantuan?? tapi lihat yang terjadi Baby??," ucap pria itu dengan nada kemayu seperti wanita.
Velia langsung ambruk. Ia terduduk lemas bukan karena peristiwa yang hampir merenggut nyawanya tapi karena dirinya kecewa dengan pria yang juga ada di hadapan nya ini.
"Rasanya aku baru terbang ke langit ke tujuh, sekarang jatuh ke dalam inti bumi," gumam Velia yang terus memandangi wajah pria itu.
"Sangat sia-sia sekali ketampanannya ini!," lanjutnya.
David membantu Velia bangun. "Ayo kita pulang saja sekarang!," ucap David sembari menuntun Velia ke mobil pria itu, Luna pun mengikuti mereka.
Dalam perjalanan Velia hanya terdiam membisu membuat David berfikir adik barunya ini mengalami trauma yang cukup berat setelah kejadian tadi.
Sesampainya di rumah Velia masuk begitu saja ke dalam kamar untuk membersihkan diri.
Dia merendamkan tubuhnya di dalam bath up namun tak sedikitpun Velia merasakan perih bahkan sakit pada bekas goresan kaca mobil yang mengenai tubuhnya.
Velia tidak berlama-lama di dalam kamar mandi saat teringat keadaan Luna yang terluka.
Dengan cepat Velia memakai pakaian lalu keluar menemui Luna.
"Kak Luna!!," panggil Velia begitu melihat Luna, David dan pria yang tadi bersama mereka.
Dengan senyum Luna membalas panggilan adiknya itu. "Kemarilah!,"
Velia berjalan ke arah mereka lalu duduk di sofa dekat pria kemayu itu.
"Hay cantik kenalkan namaku Jeremy sering di panggil Jery!," ucap pria itu sembari mengulurkan tangannya.
Velia membalas uluran tangan itu lalu berkata. "Aku Velia!," ucap nya ketus.
David terlihat baru saja selesai mengobati luka Luna kemudian David mendekat ke arah Velia.
"Sini aku obati dulu luka mu!," ucap David.
"Mana yang kau sebut luka??," balas Velia sembari menunjukan lengannya yang tergores kaca.
"Terus kau sebut ini apa??!!," ucap David sembari menunjuk-nunjuk luka gores yang terlihat meskipun dengan mata rabun.
"Tidak perlu di obati, aku baik-baik saja!," tolak Velia.
David menarik lengan Velia lalu memberinya obat merah dengan sangat pelan. David mendongkakkan kepala lalu melihat ekspresi Velia yang biasa saja.
David dengan sengaja menekan kuat-kuat luka itu namun tetap saja tidak ada reaksi kesakitan dari Velia.
"Apa sakit??," tanya David yang terus menekan luka yang masih mengeluarkan sedikit darah.
"Tidak!." Velia menggelengkan kepala. David menekan semua luka goresan di tubuh Velia bahkan Jeje yang melihat jadi penasaran dan ikut menekan luka-luka itu.
David berharap Velia menjerit kesakitan namun percuma saja.
Velia menghela nafas melihat tingkah pria-pria gila itu. "Hentikan!!, atau tidak aku akan memukul kepala kalian!!," bentak Velia.
Para pria aneh itu pun menghentikan kegiatan mereka. Luna yang melihat ke konyolan adik dan asisten pribadinya itu hanya tertawa kecil.
"Sudah kalian hentikan saja, aku tidak bisa membantu kalian dengan tangan terluka kalau dia mengamuk!," canda Luna.
Velia memutar bola mata jengah.
"Luka ku ini tidak penting, ada yang lebih penting dari ini!!," ucap Velia membuat suasana jadi tegang.
"Jangan pikirkan orang-orang yang kau bunuh tadi, kau tidak akan di penjara karena hal itu!," ucap David.
"Bukan itu!!," jawab Velia.
"Tenang Mommy dan Daddy tidak akan marah padamu!," sela Luna.a
"Bukan itu!!," jawab Velia lagi.
"Terus apa??!!," ucap mereka serempak.
"Siapa mereka??," tanya Velia penasaran.
"Mereka musuh Luna!, eehh musuh keluarga kita lebih tepatnya!," jawab David yang mendapat tatapan tajam dari kakaknya.
Luna merasa belum saatnya mengungkap identitas mereka yang sebenarnya.
"Apa kak Luna anggota polisi?!," tanya Velia yang ingin mendapatkan jawaban yang sebenarnya.
"Bukan, aku bukan anggota polisi!," tegas Luna.
"Dia bukan polisi tapi mafia!," kata David membuat Velia terlonjak kaget.
"APAA??!!, Mafiaaa??!! kak David tidak membohongiku kak ?," Velia menoleh ke arah David dengan tatapan menyelidik.
"Eeumm benar yang di katakan David, aku ini seorang mafia begitu juga Jery," jelas Luna.
Velia menutup mulutnya dengan kedua tangan. Sekali lagi takdir memberikan kejutan yang tak terduga. Ia tak menyangka ada di keluarga mafia saat ini.
"Lalu siapa ketua mafia nya??!!," tanya Velia masih penasaran.
"Daddy!!," jawab David dan Luna serempak.
Velia menghela nafas dalam kali ini. Ia langsung masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintu.
"Kenapa kita memberitahu nya sekarang??," ucap Luna sembari menendang kaki David.
"Biar saja dia tahu sekarang itu lebih baik!, kita akan tahu apa keputusannya nanti setelah mengetahui kebenaran ini!," ucap David lalu ia pun masuk ke dalam kamarnya.
Luna menoleh ke arah Jery namun pria kemayu itu hanya mengangkat bahunya seolah ia pun tak tahu apa-apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Femmy Panigoro Fey
yeyyyy
2022-10-29
0