"Bagaimana ini? kalau Tristan tahu aku membuat masalah habislah aku!" ucap Tania menggigit ujung jarinya sembari mondar-mandir di dalam kamar.
*Ddrrttz
Ddrrttz
Ddrrttz*
Ponsel Tania bergetar ada panggilan masuk. Dengan ragu Tania menjawab teleponnya.
"Ha. Halo!," ucap Tania dengan terbata.
"*Apa kabar Tania!?, kenapa tidak memberi kabar beberapa bulan ini?," tanya seseorang dari seberang telepon.
"Oh aku baik-baik saja, maaf tidak memberi kabar aku sibuk menikmati liburanku," kata Tania.
Ooeek
Ooeek
Terdengar suara tangisan anak Tania.
"Kau dimana sekarang? kenapa ada suara tangisan bayi di situ?,"
"Oh aku lagi di rumah teman sekarang, dia punya anak bayi yang lucu sekali! sudah dulu yah aku sibuk. Bye!," ucap Tania.
"Bye. Aku akan mengunjungi mu nanti!."
Sambungan telepon pun terputus.
Tania meletakan ponselnya lalu mengurus bayi nya yang sedang rewel karena sehabis imunisasi tadi.
"Aku akan membuat perhitungan lagi dengan mu Velia bahkan kali ini seluruh keluarga mu akan merasakan akibatnya!." gerutu Tania dalam hati.
Haattcchii
Haattcchii
"Apa kau sedang flu?," tanya Luna.
"Tidak!, aku sangat sehat sekarang lagi pula tubuh ku takut sakit nanti ada yang marah-marah lagi!," ucap Velia menatap sinis ke arah David.
David membalas Velia dengan tatapan tajam.
Luna yang melihatnya hanya bisa menepuk jidat. "Mereka ini apa tidak bisa akur sebentar saja! pusing jadi pawang mereka!," batin Luna.
"Kenapa menatap ku seperti itu?," ketus Velia.
"Kau yang mulai duluan," balas David tidak terima.
"Kau!," Velia menunjuk David.
"Kau wanita dekil dari jalanan!," seru David.
"Kau dokter kejam!," teriak Velia sembari bangun dari duduk.
David ikut berdiri. Belum sempat berbicara Luna memukul meja makan dengan keras.
Braakk!!!
David dan Velia terlonjak kaget.
"Cukup kalian berdua!! apa kalian tidak bisa akur sebentar saja, kalian membuat selera makan ku hilang!!," bentak Luna.
Velia dan David terdiam. Ternyata Luna bisa marah juga ke mereka.
"Apa mau aku nikah kan saja kalian berdua hah !!??," lanjut Luna.
David dan Velia serempak menggelengkan kepala.
"Aku ingin pulang saja ke negara A," ucap Velia.
"Pulang saja sana! kau merepotkan ku terus!," ucap David ketus.
Luna memijit pelipisnya sembari berkata. "Terserah kalian deh! hancurin rumah ini juga sekalian aku tidak perduli.
Luna berencana pindah menuju ruang keluarga. Ketika hendak melangkah Luna terkejut melihat Mom dan Daddy nya duduk di sofa sambil makan cemilan.
"Mom! Dad!," seru Luna.
David dan Velia yang mendengar Luna ikut menoleh.
"Apa yang Mommy dan Daddy lakukan di situ?," David mengernyitkan dahinya.
"Kami sedang menonton adegan komedi romantis secara Live Streaming!," jawab Jordan sambil memasukan cemilan ke dalam mulutnya.
"Ayo lanjutkan!," perintah Elleana.
Luna pun ikut duduk di samping Mommy nya lalu berbisik. "Mom aku lebih memilih membunuh musuh sekampung sendiri dari pada mengurus mereka berdua. Aku nyerah Mom!,"
"Ayo lanjutkan! kenapa berhenti?," seru Luna membuat keduanya justru saling membuang muka.
"Sudah- sudah ayo berkumpul dulu sini," ajak Elleana.
Mereka duduk bersama di sofa ruang keluarga.
Keheningan membuat suasana jadi tegang.
Perasaan David jadi tidak enak. "Apa jangan-jangan betul mereka mau menikahkan aku dengan si dekil itu?," pikirnya.
"Ve apa kamu mau tinggal di sini?," tanya Elleana
"Aku ingin pulang saja Nyonya, orang tua ku pasti khawatir!," ucap Velia.
"Kami sudah bertemu dengan orang tua mu Ve dan mereka mengizinkan kamu tinggal di sini sementara waktu bahkan beberapa tahun ke depan atau selamanya tidak masalah.
Kau bisa pulang ke sana kapan pun dan kembali ke sini kapan pun kamu mau," ucap Elleana membuat perasaan David semakin tidak enak.
"Kau sudah kami anggap seperti bagian keluarga kami," lanjut Elleana.
Velia tercengang mendengar penuturan Elleana. Berbeda dengan David yang merasa tidak terima.
"Mom apa maksud semua ini? aku tidak terima dengan perjodohan ini!," seru David lalu bangun dari duduknya.
Ppufftth!
Jordan, Elleana dan Luna serempak menutup mulut mereka menahan tawa.
Velia menatap ke arah David lalu berkata. "Konyol."
"Hey Anak Nakal, pikiran mu terlalu jauh mainnya!," ucap Jordan lalu tertawa.
David menjadi salah tingkah. Dia tersenyum kaku lalu duduk kembali. "Kau benar Dad!," batin David.
"Jadi sekarang aku seperti anak angkat begitu?," tanya Velia.
"Bisa di bilang begitu, jadi sekarang panggil kami Mommy dan Daddy sama seperti David juga Luna." jawab Elleana.
"Aku punya adik baru!," seru Luna.
"Aku punya kakak juga!," ucap Velia lalu memeluk Luna.
"Kak Luna!," ucap Velia lalu melepaskan pelukannya.
"Jadi Mom pergi untuk ini?," tanya Luna yang di balas anggukkan oleh Elleana.
Velia menoleh ke arah David.
"Kak David!," ucap Velia dengan nada manja yang di buat-buat. David merinding mendengarnya.
"Kakak David!," ucap Velia sekali lagi.
David bangun dari duduknya lalu beranjak pergi.
"Kak David mau kemana?," seru Velia.
"Jalan-jalan!!," balas David sembari terus berjalan.
"Kakak David aku ikut!," Velia menyusul langkah David.
David menghela nafas panjang.
"Dasar pengganggu!." gerutu David
Luna pun menyusul mereka berdua.
"Aku ikut juga.!" seru Luna.
Mereka bertiga memasuki mobil David.
Luna dan Velia duduk di kursi belakang kali ini David yang membawa mobil.
"Ayo jalan pak sopir!!." perintah Velia.
David memutar bola mata nya.
Mobil mereka melaju meninggalkan rumah yang bak istana itu.
"Kita mau kemana?," tanya David.
"Kita ke klinik kecantikan saja!, sudah lama aku tidak perawatan nanti ada yang mengataiku dekil terus!," sungut Velia.
"Baiklah adik baru!," balas David lalu sedikit menambah kecepatan.
"Aku ikut saja!," ucap Luna yang tidak ingin menambah gaduh suasana.
David memutar musik pop sepanjang perjalanan membuat Velia mengantuk dan akhirnya tertidur.
Luna sesekali menoleh ke belakang, ia merasa ada seseorang yang mengikuti mereka.
"David waspada!," kata Luna.
"Iya kak aku tahu, aku menyadari keberadaan mereka sedari tadi untuk saat ini kita tetap tenang selama belum ada perlawanan dari mereka terlebih dahulu," balas David.
"Kau benar, ada Velia juga sedang bersama kita!," ucap Luna.
"Apa mobil mu ada senjata yang bisa di gunakan?," lanjut Luna.
"Tentu saja kak aku selalu siap, tapi sialnya mobil ini bukan anti peluru jadi hati-hati!," ucap David sembari memperhatikan spion.
Mendengar perkataan David, Luna menurunkan tubuhnya agar kepalanya tidak terkena tembakan. Dia juga meletakan kepala Velia yang sedang tertidur ke pangkuannya.
Beruntung musuh nya tidak ada pergerakan sampai di klinik kecantikan yang Velia inginkan.
"Untung saja mereka tidak mengikuti kita sampai di sini!," ucap Luna.
David pun bernafas lega lalu membangunkan Velia yang tertidur pulas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Pramita K
🤣🤣🤣🤣
2022-04-16
0
Aisha Humaira
pembalasan untuk kejahatan si Tania jgn kek ikan terbang ya thor. jahat banget bayar org perkosa gt. mauku biar dia diaperlakukan sama bahkan lebih! apalagi dia pelakor.
awasss aja author buat si Tania ini enak2. tak santet online ntar!
2022-03-30
5