Di sebuah klub terbesar di negara A, beberapa wanita duduk di ruangan VIP. Mereka tengah asyik berbincang-bincang diselingi tawa ria.
''Mari kita bersenang-senang malam ini!!,'' ucap salah satu wanita itu sembari mengangkat segelas wine lalu meneguknya.
''Dalam rangka apa semua ini?,'' tanya teman wanita itu.
''Anggap saja perayaan atas kemenangan ku!!,'' jawab wanita itu tersenyum puas.
''Baiklah!!, ayo kita turun menari!,'' ajak salah satu teman wanita itu.
Ddrrzzt
Ddrrzzt
Ddrrzzt
Tiba-tiba ponsel wanita itu bergetar menandakan ada panggilan masuk.
''Halo, aku akan pulang sekarang!.'' jawab wanita itu lalu memutuskan sambungan telepon nya.
Wanita itu berkemas sambil berkata. ''Maaf guys aku harus pergi sekarang ada urusan penting! lanjutkan saja tanpa aku, jangan khawatir tagihan nya sudah beres.'' ucapnya kemudian meninggalkan tempat dengan musik yang memekakkan telinga itu.
Dia berjalan menuju parkiran sesampainya di sana ia langsung masuk mobil lalu tancap gas pergi dari klub.
Wanita itu melaju dengan kecepatan sedang sambil menikmati musik.
''Akhirnya aku bisa membalas dendam ku kepada wanita itu! Ibu kini engkau bisa tenang di alam sana!," ucap wanita dalam hati.
...----------------...
Velia mengerjapkan mata menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan itu.
Hal yang dilihat pertama kali hanya langit-langit ruangan dan tercium aroma khas rumah sakit.
''Aku di rumah sakit?!! bagaimana bisa?!!,'' pikir Velia.
Pandangannya menyusuri semua sudut ruangan itu namun tak ada seorang pun di sana bersamanya.
Krieett.
Terlihat seorang perawat masuk ke dalam ruang rawat yang terbilang luas dan mewah.
Itu adalah kamar VIP khusus untuk keluarga pemilik rumah sakit.
"Anda sudah sadar?" tanya perawat itu lalu menekan tombol khusus untuk memanggil dokter.
Velia mencoba bangun dari tidurnya.
"Jangan banyak bergerak dulu nona, anda harus banyak istirahat!," ucap perawat sambil membantu Velia berbaring kembali.
"Tunggu sebentar, dokter akan segera datang," lanjut perawat.
Tak lama seorang pria berjas putih khas dokter masuk ke dalam ruangan di susul seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan awet muda.
"Sebutkan nama mu?," tanya dokter tersebut.
"Velia."
Dokter lalu memeriksa kondisi Velia, tak luput juga bekas luka dari beberapa jahitan akibat tusukan pis*u dari para pria jahat itu.
"Lukanya akan segera sembuh tapi untuk saat ini kamu istirahat saja melihat banyak luka dan memar di sekujur tubuh mu aku pikir kau tidak akan bangun," jelas dokter.
Velia mengangguk. "Terima kasih!." ucapnya.
Dokter dan perawat itu pergi meninggalkan ruangan. Pandangan Velia kini beralih pada wanita paruh baya yang tengah duduk di sisi ranjangnya.
Wanita paruh baya itu tersenyum sembari menatap Velia, ia lalu menggenggam tangan Velia dan berkata. "Hai Velia, perkenalkan saya Elleana.''
"Terima kasih nyonya sudah membawaku kemari, tapi kita tidak saling mengenal sebelumnya. Aku akan jadi beban dan merepotkan mu nyonya," ungkap Velia.
''Jangan pikirkan itu sayang, fokus pada kesehatan mu saja," ucap Elleana dengan senyuman yang tak pernah pudar.
Mereka mulai mengobrol santai. Velia pun menceritakan semua kejadian yang di alaminya dari masalah perceraian nya dengan Revan hingga musibah yang membuat berada di rumah sakit saat ini.
Tidak lama kemudian Velia merasakan kram pada perutnya. Rasa nyeri itu semakin lama semakin kuat. Velia merasakan sesuatu keluar dari kewanitaannya.
Dengan panik Elleana segera memanggil dokter.
''Aakkhh perutku sakit sekali!.'' Velia meringis kesakitan, keringat dingin bercucuran dari kening nya.
Velia menggenggam kuat tangan Elleana.
''Bertahanlah dokter akan segera datang!,'' ucap Elleana menguatkan Velia. Dengan tubuh yang masih lemah Velia tidak dapat menahan rasa sakit itu hingga tak sadarkan diri.
Dokter dan beberapa perawat pun masuk ke ruangan. Dokter segera memeriksa Velia, ketika membuka selimut dokter itu terkejut melihat banyak darah segar keluar dari alat kewanitaan Velia.
"Bawa dia ke ruang tindakan sekarang!! siapkan transfusi darah juga!," perintah dokter.
"Baik dok!!.'' jawab serentak para perawat.
Beberapa perawat membawa Velia ke ruang tindakan.
"A. Apa yang terjadi??!!," panik Elleana.
"David, katakan pada mama ada apa??!!." Elleana menghentikan langkah dokter pria itu.
David menghela nafas. "Sepertinya dia mengalami abortus, istilah lainnya keguguran," ucapnya.
'Abortus atau yang lebih sering disebut keguguran adalah kematian janin dalam kandungan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.'
"Kami harus segera melakukan tindakan kuretase!, aku pergi dulu!, wanita itu harus ditangani sekarang juga!". David mengecup pipi ibunya lalu dengan langkah panjang ia meninggalkan ruangan itu.
'Kuretase yaitu sebuah prosedur/tindakan mengeluarkan sisa jaringan endometrium pada perempuan yang mengalami keguguran, untuk menghindari infeksi dan perdarahan.
Prosedur kuret atau kuretase umumnya memakan waktu sekitar 10–15 menit, dan pasien akan mendapatkan pembiusan saat menjalani prosedur ini.'
Sementara itu Elleana terduduk lemas di sebuah sofa dalam kamar VIP tersebut.
Dia tidak bisa membayangkan betapa berat ujian wanita malang itu.
Krieett
Seorang pria paru baya membuka pintu. Pria itu melihat istrinya duduk di sofa lalu ia pun menghampirinya.
"Ada apa?!, kemana wanita itu pergi?!, bukankah dia dirawat di sini?!," heran Jordan.
''Dia bersama David sekarang, Velia butuh penanganan darurat!" ujar Elleana dengan lesu.
''Dia akan baik-baik saja, dia wanita yang sangat kuat! tenang lah!, kita tunggu saja di sini." ucap Jordan lalu merangkul pundak istrinya.
Elleana bersandar di dada bidang suaminya yang nyaman. Elleana memejamkan matanya, ia merasakan kejadian buruk beberapa tahun silam seperti terulang lagi.
Elleana tiba-tiba merasa takut kehilangan Velia.
Wanita yang baru ditemuinya itu berhasil mengambil tempat di hati Elleana.
''Honey, apa aku boleh mengajak Velia tinggal bersama kita?,'' tanya Elleana ke suaminya.
''Apa kamu yakin? Kita baru bertemu dengan dia, aku takut kau akan kecewa nantinya jika Velia bukan lah orang yang seperti kita duga!."
ungkap Jordan.
''Aku akan menerima konsekuensi nya, tapi aku yakin Velia orang baik. Dia hanya wanita rapuh yang membutuhkan dukungan kita Honey," jelas Elleana.
''Aku ikut pengaturan mu!," balas Jordan.
Terdengar suara bising dari luar kamar.
Beberapa perawat membawa masuk Velia yang nampak masih lemah dan pucat.
"Dad!!, Mom!!, kalian masih di sini?," tanya David begitu memasuki kamar rawat VIP itu.
Elleana langsung bangun dari duduknya.
Ia melangkah menghampiri putranya.
"Bagaimana kondisi nya?," tanya Elleana cemas.
David lalu memerintahkan perawat yang bertugas untuk keluar. "Aku akan memanggil kalian nanti!" kata David.
Melihat ibunya khawatir David mengajaknya untuk duduk bersama-sama.
''Mom tidak usah khawatir dia akan baik saja-saja!," ujar David sembari menggenggam tangan ibunya.
''Khawatirkan saja yang di hadapanmu ini Mom!," lanjut David.
Elleana memukul lengan tangan David. ''Dasar anak nakal!,''. David menoleh ke arah ayahnya. ''Dad!!," adu David.
Jordan berpura-pura tak melihat, ia menyibukkan diri dengan ponselnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Aumy Re
halo, ka...
mampir baca ya 🤗🤗
semangat up
mampir juga di batas cakrawala
2022-04-06
0
~✿♡noona_yoon⁹³¹♡
kasihaan David dicuekin hahha
2022-03-24
1