Bab II : Mencari Bukti Nyata

Pagi yang indah, matahari mulai memancarkan sinarnya.

Velia mengerjapkan matanya lalu duduk bersandar di atasranjang. Terdengar suara seseorang membuka pintu kamar mandi, terlihat Revan yang baru saja selesai membersihkan dirinya.

“Mau kemana sayang, bukankah ini hari liburmu ?,” tanya

Velia.

Revan menuju mari lalu memakainya dengan terburu-buru sambil berkata.“Aku mau bertemu teman – teman kantor sebentar, ada masalah kerjaan,”

Velia tersenyum kecut mendengar ucapan suaminya. “Bertemu teman kantor atau teman hidup yang lain?.” batin Velia.

Kecupan manis mendarat di puncak kepala Velia. “Sore nanti aku akan pulang, nanti aku sarapan dan makan siang di luar jadi tak usah repot-repot menyiapkannya sayang, bye!.” ujar Revan lalu melangkah keluar kamar.

Saat pintu tertutup Velia bergegas turun dari ranjang lalu mengambil kunci mobil serta ponselnya. Dengan diam-diam Velia mengikuti suaminya yang sudah berada di garasi mobil, setelah mobil melaju keluar rumah, Velia segera masuk kedalam mobil dan mengikuti kemana suaminya pergi.

“Oke baby, aku ingin tahu siapa wanita monster itu.," ucap Velia sambi sedikit merapikan rambutnya.

"Gara-gara dia aku belum sempat mandi bahkan cuci muka saja nggak sempat." ucap Velia membuka laci mobil lalu mengambil permen dan memakannya.

"Untungnya masih ada stok, kalau tidak monsternya langsung pingsan sebelum adu jotos." lanjutnya.

Akhirnya mobil Revan berhenti di depan sebuah rumah minimalis.

Tak lama terlihat seorang wanita cantik sedang menggendong bayi keluar dari pintu rumah lalu menyambut Revan dengan senyum merekah begitu pun Revan. Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah.

Disisi lain, tak jauh dari rumah itu Velia melihat langsung moment yang meluluhlantakan hatinya.

Ia tak kuasa menahan air matanya yang terjun tanpa permisi, tubuhnya gemetar, kedua tangannya menutup wajahnya. "Aku tidak percaya lagi padamu Revan." ucap Velia dengan sesenggukan.

Velia memutuskan pulang ke rumah dan menunggu Revan kembali. Ia hanya terdiam duduk di dekat jendela dengan tatapan kosong, sesekali bulir butih keluar membasahi pipinya.

Hari mulai gelap, terdengar suara deru mobil memasuki garasi. "Itu pasti Revan." Velia mengusap sisa air matanya lalu keluar menemui Revan.

Revan tersentak melihat istrinya membuka pintu dengan wajah yang pucat dan mata sembab.

"Sayang apa kamu sakit?!," tanya Revan.

Tanpa membalas pertanyaan dari suaminya, ia langsung menarik lengan Revan lalu menuju ke kamar mereka. Revan dengan patuh mengikuti sitrinya.

"Ada apa?!," tanya Revan.

Velia menarik nafas berat lalu berkata. " Siapa wanita yang kau temui tadi pagi?!."

"Apa maksudmu?!."

"Jawab saja aku dengan jujur, aku bertanya bukan berarti aku tidak tahu kebenarannya." seru Velia sembari terduduk lemas.

Revan ikut duduk dan memeluk istrinya itu. "Maafkan aku." hanya kata-kata itu yang terus keluar dari mulut Revan.

Mendengar ucapan suaminya ia sudah tahu kebenarannya.

Pecah sudah kesedihan Velia, ia menangis dengan sekencang-kencangnya untung saja hanya ada mereka berdua di rumah saat itu.

Waktu berlalu begitu cepat, malam telah berganti dengan pagi yang cerah.

Velia bangun dari tidurnya, ia melihat suaminya masih tertidur pulas di sisinya.

Beberapa menit kemudian Velia telah bersiap dengan pakaian yang rapi dan make up tipis untuk menutupi mata sembabnya.

Ketika membuka matanya Revan  melihat istrinya bersiap keluar. "Mau kemana?," tanya Revan.

"Jangan cari aku!!." ucap Velia berjalan keluar kamar lalu membanting pintu dengan keras.

Revan tertunduk sembari mengacak-acak rambutnya. Dia pun tidak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi.

Ditempat lain Kinara sudah menunggu kedatangan sahabatnya setelah dapat kabar dari Velia.

Tak lama kemudian Velia tiba di rumah Kinara.

Melihat raut kesedihan di wajah sahabatnya, Kinara langsung membawa Velia ke dalam kamar.

Mereka duduk di atas ranjang. "Bestieku." ucap Kinara langsung memeluk Velia yang tengah menahan tangis.

"Sudah Ve, cukup hari ini saja kau bersedih. Kau wanita yang kuat pasti bisa melewati masalah ini." ujar Kinara memberi semangat.

"Baiklah, aku harus menghadapi monster itu!," balas Velia juga dengan semangat.

"Jadi apa yang akan kau lakukan?," tanya Kinara.

"Aku masih ingin mendengar penjelasan Revan dulu kenapa dia mengkhianatiku," jawab Velia.

"Lalu?," penasaran Kinara kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang dan dengan santainya memeluk bantal seperti akan mendengarkan cerita dongeng pengantar tidur.

"Aku ingin bertemu wanita itu." ucap Velia menoleh ke Kinara lalu memukulnya dengan bantal.

"Dasar bestie KW!, orang lagi sedih dia asyik santai mau tidur," cemberut Velia.

Kinara menarik sahabatnya ikut berbaring di sampingnya. "Sudahlah tidur saja dulu,bermalam saja di sini besok pagi baru kau adu ilmu dengan monster itu." ucapnya.

Velia menghela nafas lalu ikut tertidur.

Keesokan harinya Revan sudah menunggu di depan rumah Kinara. Ia sudah tahu pasti istrinya akan pergi kesini.

Ketika melihat istrinya Revan langsung menarik Velia masuk kedalam mobilnya. "Lepaskan!." bentak Velia.

Kinara yang melihatnya tidak bisa berbuat apa pun karena ini masalah rumah tangga mereka.

"Ikut aku, aku akan jelaskan semuanya!." Mereka berdua masuk kedalam mobil Revan.

Sesampainya di rumah mereka duduk di sofa. Suasana menghening dan akhirnya Velia bersuara. "Jelaskan!" tegas Velia.

"Aku memang mengenalnya saat kuliah dulu, kemudian aku mendengar kabar dia ke luar negeri untuk merawat ibunya yang sakit setelah itu tak ada kabar lagi darinya, kita sudah tak ada komunikasi lagi sejak saat itu," jelas Revan dengan tenang.

"Lalu bagaimana hingga kalian bisa memiliki anak?," bentak Velia.

"Aku tak tahu bagaimana detailnya, tapi kali terakhir aku bertemu dengannya saat kita menikah," ujar Revan.

"Bagaimana bisa?!, apa kau yakin itu anak kandung mu?, bisa saja dia menjebakmu!," seru Velia.

"Aku sudah lakukan tes DNA dan anak itu memang anak kandungku," Revan tertunduk.

"Hubungi wanita itu, aku ingin bertemu dengannya." ucap Velia lalu beranjak pergi menuju kamar. Revan menyetujuinya. "Masalah ini harus selesai," pikir Revan kemudian pergi dari rumah untuk menemui wanita itu.

Senja mulai menampakkan diri. Terlihat seorang wanita duduk termenung sambil mengaduk-aduk minumannya yang sudah dingin itu, ia adalah Velia.

Beberapa saat kemudian seorang wanita datang menghampiri Velia.

Tentu Velia sudah tahu siapa wanita itu, tanpa izin dengan angkuhnya wanita itu langsung duduk di hadapan Velia.

Wanita itu mengulurkan tangan lalu berkata. ''Kenalkan aku Tania Marvin,''

Dengan terpaksa Velia membalas jabat tangan tersebut. Jantungnya berdegub kencang, tangan lainnya mengepal dengan kuat.

''Velia,'' jawabnya lalu melepas tangan Tania.

''Apa yang kau inginkan?!," tegas Velia.

''Kehancuranmu!," jawab Tania dengan tatapan tajam.

''Kau sudah berhasil!!,' balas Velia.

Tania berdiri lalu mendekatkan wajahnya ke Velia. ''Ini belum berakhir, aku akan membuatmu merasa tak ingin hidup lagi di dunia ini.'' bisik nya kemudian pergi meninggalkan Velia yang membeku di tempat.

Velia berusaha menahan tangisnya, ia berjanji pada diri sendiri tidak akan menangis lagi.

''Aku membenci kalian berdua,!'' gerutu Velia dalam hati.

Terpopuler

Comments

Cerita Aveeii

Cerita Aveeii

jd penasaran thor

2022-04-03

0

Triple.1

Triple.1

flash back on thorrr si raven sama Tania...

2022-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab I : Awal Kecurigaan
2 Bab II : Mencari Bukti Nyata
3 Bab 3 : Pilihan Yang Sulit
4 Bab 4 : Mungkin Kah Ini Akhirnya?
5 Bab 5 : Titik Terendah
6 Bab 6 : Dejavu
7 Bab 7 : Bangkit
8 Bab 8 : Keluarga Baru
9 Bab 9 : Terpesona
10 Bab 10 : Rahasia Luna
11 Bab 11 : Anggota Baru
12 Bab 12 : Tangan Ajaib
13 Bab 13 : Bertemu masa lalu
14 Bab 14 : Sakit Tak Berdarah
15 Bab 15 : Bos Cantik
16 Bab 16 : Korbannya Dia atau Aku?
17 Bab 17 : Pepatah Aneh versi Velia
18 Bab 18 : Jadi Target
19 Bab 19 : Melarikan Diri
20 Bab 20 : Pulang
21 Bab 21 : Mangsa Kabur
22 Bab 22 : Menemukan Target
23 Bab 23 : Mata Nakal
24 Bab 24 : Pergi mendadak
25 Bab 25 : Tiga Bidadari
26 Bab 26 : Merindukannya
27 Bab 26 : Merindukannya
28 Bab 26 : Merindukannya
29 Bab 27 : Gagal Pulang
30 Bab 28 : Menggali Informasi
31 Bab 29 : Istirahat
32 Bab 30 : Kejutan
33 Bab 31 : Oleh-oleh Jeremy
34 Bab 32 : FlashBack
35 Bab 33 : Mencari Revan
36 Bab 34 : Serpihan Hati
37 Bab 35 : Pelampiasan
38 Bab 36 : Keputusan Revan
39 Bab 37 : Kerja Sama
40 Bab 38 : Tebar Pesona
41 Bab 39 : Penguntit Handal
42 Bab 40 : Serangan Mendadak
43 Bab 41 : Amarah Jordan Smith
44 Bab 42 : Meloloskan Diri
45 Bab 43 : Senjata makan Tuan
46 Bab 44 : Kekasih Revan?
47 Bab 45 : Pelakor Labrak Pelakor
48 Bab 46 : Keluarga Velia
49 Bab 47 : Keluarga Devil
50 Bab 48 : Tidur bersama
51 Bab 49 : Mabuk susu
52 Bab 50 : Rencana Velia
53 Bab 51 : Modus David
54 Bab 52 : Persiapan pesta
55 Bab 53 : Sama-sama Gila
56 Bab 54 : Kalah Telak
57 Bab 55 : Calon untuk David
58 Bab 56 : Kesepakatan
59 Bab 57 : Bulan madu?? Nikah dulu!
60 Bab 58 : Malam Indah
61 Bab 59 : Jodoh orang
62 Bab 60 : Restu
63 Bab 61 : Rumah Tangga
64 Bab 62 : Rencana Awal
65 Bab 63 : Karena Alarm
66 Bab 64 : Mencari Kunci
67 Bab 65 : Makanan Favorit
68 Bab 66 : Liburan Singkat
69 Bab 67 : Merasa Tak Berharga
70 Bab 68 : Kotak Misteri
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab I : Awal Kecurigaan
2
Bab II : Mencari Bukti Nyata
3
Bab 3 : Pilihan Yang Sulit
4
Bab 4 : Mungkin Kah Ini Akhirnya?
5
Bab 5 : Titik Terendah
6
Bab 6 : Dejavu
7
Bab 7 : Bangkit
8
Bab 8 : Keluarga Baru
9
Bab 9 : Terpesona
10
Bab 10 : Rahasia Luna
11
Bab 11 : Anggota Baru
12
Bab 12 : Tangan Ajaib
13
Bab 13 : Bertemu masa lalu
14
Bab 14 : Sakit Tak Berdarah
15
Bab 15 : Bos Cantik
16
Bab 16 : Korbannya Dia atau Aku?
17
Bab 17 : Pepatah Aneh versi Velia
18
Bab 18 : Jadi Target
19
Bab 19 : Melarikan Diri
20
Bab 20 : Pulang
21
Bab 21 : Mangsa Kabur
22
Bab 22 : Menemukan Target
23
Bab 23 : Mata Nakal
24
Bab 24 : Pergi mendadak
25
Bab 25 : Tiga Bidadari
26
Bab 26 : Merindukannya
27
Bab 26 : Merindukannya
28
Bab 26 : Merindukannya
29
Bab 27 : Gagal Pulang
30
Bab 28 : Menggali Informasi
31
Bab 29 : Istirahat
32
Bab 30 : Kejutan
33
Bab 31 : Oleh-oleh Jeremy
34
Bab 32 : FlashBack
35
Bab 33 : Mencari Revan
36
Bab 34 : Serpihan Hati
37
Bab 35 : Pelampiasan
38
Bab 36 : Keputusan Revan
39
Bab 37 : Kerja Sama
40
Bab 38 : Tebar Pesona
41
Bab 39 : Penguntit Handal
42
Bab 40 : Serangan Mendadak
43
Bab 41 : Amarah Jordan Smith
44
Bab 42 : Meloloskan Diri
45
Bab 43 : Senjata makan Tuan
46
Bab 44 : Kekasih Revan?
47
Bab 45 : Pelakor Labrak Pelakor
48
Bab 46 : Keluarga Velia
49
Bab 47 : Keluarga Devil
50
Bab 48 : Tidur bersama
51
Bab 49 : Mabuk susu
52
Bab 50 : Rencana Velia
53
Bab 51 : Modus David
54
Bab 52 : Persiapan pesta
55
Bab 53 : Sama-sama Gila
56
Bab 54 : Kalah Telak
57
Bab 55 : Calon untuk David
58
Bab 56 : Kesepakatan
59
Bab 57 : Bulan madu?? Nikah dulu!
60
Bab 58 : Malam Indah
61
Bab 59 : Jodoh orang
62
Bab 60 : Restu
63
Bab 61 : Rumah Tangga
64
Bab 62 : Rencana Awal
65
Bab 63 : Karena Alarm
66
Bab 64 : Mencari Kunci
67
Bab 65 : Makanan Favorit
68
Bab 66 : Liburan Singkat
69
Bab 67 : Merasa Tak Berharga
70
Bab 68 : Kotak Misteri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!