Pagi yang indah, matahari mulai memancarkan sinarnya.
Velia mengerjapkan matanya lalu duduk bersandar di atasranjang. Terdengar suara seseorang membuka pintu kamar mandi, terlihat Revan yang baru saja selesai membersihkan dirinya.
“Mau kemana sayang, bukankah ini hari liburmu ?,” tanya
Velia.
Revan menuju mari lalu memakainya dengan terburu-buru sambil berkata.“Aku mau bertemu teman – teman kantor sebentar, ada masalah kerjaan,”
Velia tersenyum kecut mendengar ucapan suaminya. “Bertemu teman kantor atau teman hidup yang lain?.” batin Velia.
Kecupan manis mendarat di puncak kepala Velia. “Sore nanti aku akan pulang, nanti aku sarapan dan makan siang di luar jadi tak usah repot-repot menyiapkannya sayang, bye!.” ujar Revan lalu melangkah keluar kamar.
Saat pintu tertutup Velia bergegas turun dari ranjang lalu mengambil kunci mobil serta ponselnya. Dengan diam-diam Velia mengikuti suaminya yang sudah berada di garasi mobil, setelah mobil melaju keluar rumah, Velia segera masuk kedalam mobil dan mengikuti kemana suaminya pergi.
“Oke baby, aku ingin tahu siapa wanita monster itu.," ucap Velia sambi sedikit merapikan rambutnya.
"Gara-gara dia aku belum sempat mandi bahkan cuci muka saja nggak sempat." ucap Velia membuka laci mobil lalu mengambil permen dan memakannya.
"Untungnya masih ada stok, kalau tidak monsternya langsung pingsan sebelum adu jotos." lanjutnya.
Akhirnya mobil Revan berhenti di depan sebuah rumah minimalis.
Tak lama terlihat seorang wanita cantik sedang menggendong bayi keluar dari pintu rumah lalu menyambut Revan dengan senyum merekah begitu pun Revan. Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah.
Disisi lain, tak jauh dari rumah itu Velia melihat langsung moment yang meluluhlantakan hatinya.
Ia tak kuasa menahan air matanya yang terjun tanpa permisi, tubuhnya gemetar, kedua tangannya menutup wajahnya. "Aku tidak percaya lagi padamu Revan." ucap Velia dengan sesenggukan.
Velia memutuskan pulang ke rumah dan menunggu Revan kembali. Ia hanya terdiam duduk di dekat jendela dengan tatapan kosong, sesekali bulir butih keluar membasahi pipinya.
Hari mulai gelap, terdengar suara deru mobil memasuki garasi. "Itu pasti Revan." Velia mengusap sisa air matanya lalu keluar menemui Revan.
Revan tersentak melihat istrinya membuka pintu dengan wajah yang pucat dan mata sembab.
"Sayang apa kamu sakit?!," tanya Revan.
Tanpa membalas pertanyaan dari suaminya, ia langsung menarik lengan Revan lalu menuju ke kamar mereka. Revan dengan patuh mengikuti sitrinya.
"Ada apa?!," tanya Revan.
Velia menarik nafas berat lalu berkata. " Siapa wanita yang kau temui tadi pagi?!."
"Apa maksudmu?!."
"Jawab saja aku dengan jujur, aku bertanya bukan berarti aku tidak tahu kebenarannya." seru Velia sembari terduduk lemas.
Revan ikut duduk dan memeluk istrinya itu. "Maafkan aku." hanya kata-kata itu yang terus keluar dari mulut Revan.
Mendengar ucapan suaminya ia sudah tahu kebenarannya.
Pecah sudah kesedihan Velia, ia menangis dengan sekencang-kencangnya untung saja hanya ada mereka berdua di rumah saat itu.
Waktu berlalu begitu cepat, malam telah berganti dengan pagi yang cerah.
Velia bangun dari tidurnya, ia melihat suaminya masih tertidur pulas di sisinya.
Beberapa menit kemudian Velia telah bersiap dengan pakaian yang rapi dan make up tipis untuk menutupi mata sembabnya.
Ketika membuka matanya Revan melihat istrinya bersiap keluar. "Mau kemana?," tanya Revan.
"Jangan cari aku!!." ucap Velia berjalan keluar kamar lalu membanting pintu dengan keras.
Revan tertunduk sembari mengacak-acak rambutnya. Dia pun tidak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi.
Ditempat lain Kinara sudah menunggu kedatangan sahabatnya setelah dapat kabar dari Velia.
Tak lama kemudian Velia tiba di rumah Kinara.
Melihat raut kesedihan di wajah sahabatnya, Kinara langsung membawa Velia ke dalam kamar.
Mereka duduk di atas ranjang. "Bestieku." ucap Kinara langsung memeluk Velia yang tengah menahan tangis.
"Sudah Ve, cukup hari ini saja kau bersedih. Kau wanita yang kuat pasti bisa melewati masalah ini." ujar Kinara memberi semangat.
"Baiklah, aku harus menghadapi monster itu!," balas Velia juga dengan semangat.
"Jadi apa yang akan kau lakukan?," tanya Kinara.
"Aku masih ingin mendengar penjelasan Revan dulu kenapa dia mengkhianatiku," jawab Velia.
"Lalu?," penasaran Kinara kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang dan dengan santainya memeluk bantal seperti akan mendengarkan cerita dongeng pengantar tidur.
"Aku ingin bertemu wanita itu." ucap Velia menoleh ke Kinara lalu memukulnya dengan bantal.
"Dasar bestie KW!, orang lagi sedih dia asyik santai mau tidur," cemberut Velia.
Kinara menarik sahabatnya ikut berbaring di sampingnya. "Sudahlah tidur saja dulu,bermalam saja di sini besok pagi baru kau adu ilmu dengan monster itu." ucapnya.
Velia menghela nafas lalu ikut tertidur.
Keesokan harinya Revan sudah menunggu di depan rumah Kinara. Ia sudah tahu pasti istrinya akan pergi kesini.
Ketika melihat istrinya Revan langsung menarik Velia masuk kedalam mobilnya. "Lepaskan!." bentak Velia.
Kinara yang melihatnya tidak bisa berbuat apa pun karena ini masalah rumah tangga mereka.
"Ikut aku, aku akan jelaskan semuanya!." Mereka berdua masuk kedalam mobil Revan.
Sesampainya di rumah mereka duduk di sofa. Suasana menghening dan akhirnya Velia bersuara. "Jelaskan!" tegas Velia.
"Aku memang mengenalnya saat kuliah dulu, kemudian aku mendengar kabar dia ke luar negeri untuk merawat ibunya yang sakit setelah itu tak ada kabar lagi darinya, kita sudah tak ada komunikasi lagi sejak saat itu," jelas Revan dengan tenang.
"Lalu bagaimana hingga kalian bisa memiliki anak?," bentak Velia.
"Aku tak tahu bagaimana detailnya, tapi kali terakhir aku bertemu dengannya saat kita menikah," ujar Revan.
"Bagaimana bisa?!, apa kau yakin itu anak kandung mu?, bisa saja dia menjebakmu!," seru Velia.
"Aku sudah lakukan tes DNA dan anak itu memang anak kandungku," Revan tertunduk.
"Hubungi wanita itu, aku ingin bertemu dengannya." ucap Velia lalu beranjak pergi menuju kamar. Revan menyetujuinya. "Masalah ini harus selesai," pikir Revan kemudian pergi dari rumah untuk menemui wanita itu.
Senja mulai menampakkan diri. Terlihat seorang wanita duduk termenung sambil mengaduk-aduk minumannya yang sudah dingin itu, ia adalah Velia.
Beberapa saat kemudian seorang wanita datang menghampiri Velia.
Tentu Velia sudah tahu siapa wanita itu, tanpa izin dengan angkuhnya wanita itu langsung duduk di hadapan Velia.
Wanita itu mengulurkan tangan lalu berkata. ''Kenalkan aku Tania Marvin,''
Dengan terpaksa Velia membalas jabat tangan tersebut. Jantungnya berdegub kencang, tangan lainnya mengepal dengan kuat.
''Velia,'' jawabnya lalu melepas tangan Tania.
''Apa yang kau inginkan?!," tegas Velia.
''Kehancuranmu!," jawab Tania dengan tatapan tajam.
''Kau sudah berhasil!!,' balas Velia.
Tania berdiri lalu mendekatkan wajahnya ke Velia. ''Ini belum berakhir, aku akan membuatmu merasa tak ingin hidup lagi di dunia ini.'' bisik nya kemudian pergi meninggalkan Velia yang membeku di tempat.
Velia berusaha menahan tangisnya, ia berjanji pada diri sendiri tidak akan menangis lagi.
''Aku membenci kalian berdua,!'' gerutu Velia dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Cerita Aveeii
jd penasaran thor
2022-04-03
0
Triple.1
flash back on thorrr si raven sama Tania...
2022-03-23
0