Beberapa jam setelah menempuh perjalan udara akhirnya pesawat telah mendarat di negara B.
Velia bangun dari duduk lalu meregangkan otot-otot tubuhnya. ''Akhirnya sampai juga!,'' gumam Velia.
Para penumpang segera turun dari pesawat begitu juga dengan Velia, ia sangat bersemangat kali ini menjelajahi negara yang baru dia singgahi.
Saat berjalan meninggalkan tempat duduk nya, Velia sekilas melihat ke arah pria-pria tampan tak jauh dari tempat duduk Velia.
Dengan santai Velia berjalan melewati para pria tersebut padahal dia bisa saja lewat jalan lain yang lebih dekat darinya.
Jovi mencoba tersenyum ke Velia tanpa di duga Velia juga tersenyum manis sembari mengibaskan rambut panjangnya itu yang membuat Jovi jadi salah tingkah.
''Hay!.'' Jovi melambaikan tangan ke Velia.
''Hay juga tampan.'' Velia mengedipkan satu matanya dan melangkah pergi meninggalkan pesawat.
Deon menendang kaki Jovi.
''Aduh!! Ada apa dengan mu bos!!??," sungut Jovi lalu bangun dari duduknya berniat meninggalkan bosnya.
Baru tiga langkah Deon berteriak. "MAU AKU PENGGAL ISI TABUNGAN MU!!."
"Aku tidak akan menyisakan sedikit pun, yang ada sisa kenangan saja!!'' lanjutnya.
Langkah Jovi terhenti seketika mendengar ucapan maut dari bosnya itu. Dia dengan berat hati kembali lagi.
Jovi sedikit membungkukkan badan lalu berkata. ''Mari Tuan.''
Deon pun berdiri kemudian menepuk-nepuk pelan pundak Jovi. ''Anak pintar!.''
Dan Jovi hanya membalas dengan tersenyum kecut mau ikut memaki tapi tak punya nyali jadi cukup dalam hati saja.
Keduanya akhirnya meninggalkan pesawat itu.
Banyak pasang mata yang tertuju pada Velia. Velia menggunakan dres selutut berwarna peach dengan rambut panjang yang tergerai, kulit putih mulusnya menambah pesona dari seorang Velia.
Sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan Velia, seorang sopir keluar dan mendekat.
''Nona Velia,'' ucap pria tersebut.
Velia menganggukkan kepala. Pria itu membukakan pintu lalu Velia masuk kedalam mobil begitu juga pria tersebut.
Sebelum mobil berjalan tiba-tiba seorang pria berkaca mata hitam dan memakai topi ikut masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Velia.
Velia tersentak lalu berkata. ''Siapa k.kau!!??.'' bentak nya.
''Diam!!,'' kata pria itu lalu menodongkan sebuah pis*u ke pinggang Velia. ''Ayo jalan!!,'' perintahnya kepada sopir mobil tersebut.
Mobil tersebut melaju meninggalkan bandara.
Di bagian belahan bumi lainnya. Seorang wanita tengah berbicara melalui sambungan telepon.
"Jalankan sesuai perintahku, jangan meninggalkan jejak sedikit pun!," ucap wanita itu.
"Baik nona, akan kami lakukan sesuai perintah!," jawab seseorang di seberang telpon.
"Kabari segera jika sudah beres," wanita itu tersenyum puas lalu memutuskan sambungan telponnya.
Mobil yang membawa Velia terhenti di pinggir jalan yang sangat sepi. Sekelilingnya hanya ada pepohonan besar tanpa terlihat ada satu orang pun yang lewat.
Hari mulai gelap. Velia berusaha memberontak dengan tubuhnya yang gemetar dan keringat bercucuran di dahinya namun tenaganya tak sebanding dengan kedua pria itu.
''Apa yang kalian inginkan.!!??'' bentak Velia.
Salah satu pria itu berkata. ''Aku ingin semuanya sayang.'' pria yang itu menatap mes*m ke arah Velia.
''Ambil semua barang-barang ku tapi lepaskan aku!!,'' seru Velia.
Pria bertopi mencengkram pipi Velia dengan kuat lalu berkata. ''Aku lebih menyukai t*buh indah mu itu.''
Velia menggeleng-gelengkan kepala. ''Aku mohon jangan lakukan itu.'' ucap Velia terisak air mata nya terus berjatuhan.
''Lebih baik bunuh aku saja!!,'' geram Velia.
''Itu terlalu mudah untuk mu!!," pria itu mengikat kedua tangan Velia.
Dengan spontan Velia menendang alat tempur pria itu. "Sial*n kau!!." pria itu lalu menampar Velia, darah segar pun meluncur dari sudut bibir Velia.
Velia berteriak histeris minta tolong namun semua itu sia-sia, kedua pria itu tetap melakukan aksi bej*t nya.
Sesekali Velia berusaha melawan tapi selalu saja mendapat balasan dari kedua pria itu, bahkan Velia terkena sayatan pisau di perut dan lengan nya.
Velia merasa sangat putus asa, ia pasrah jika ini adalah hari terakhir di hidupnya.
Dengan sisa tenaga yang ada Velia berkata. "Mengapa kalian lakukan ini padaku!?,"
"Apa salahku,!?" tanpa sempat mendengar jawaban dari kedua pria tersebut Velia kehilangan kesadarannya.
Kedua pria bej*t yang telah selesai bersenang-senang merapikan pakaian mereka.
Semua barang-barang berharga Velia di ambil.
Mereka melihat Velia sudah tidak sadarkan diri membuat pekerjaan mereka lebih mudah.
Tubuh Velia di angkat keluar mobil lalu di letakkan begitu saja di tepi jalan.
"Apa kita harus membunuhnya,!?" tanya salah satu pria itu ke pria lainnya.
"Tanpa kita membunuh pun dia akan mati dengan sendirinya. Kita foto saja sebagai bukti pekerjaan kita selesai dengan sempurna!,"
"Baiklah aku ikuti saja katamu, lagi pula kita sudah puas menikmati tub*h mulusnya itu,"
Mereka masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan Velia yang tergeletak begitu saja.
Pria bertopi tadi menghubungi bos nya.
"Semua beres, aku sudah mengirimkan buktinya,"
"Bravo!! tidak salah aku memilih kalian, aku akan mengirimkan bonus besar untuk kalian berdua!," ucap seorang wanita dari seberang telpon.
"Aku akan mengubungi kalian lagi jika diperlukan!,"' lanjutnya.
...----------------...
Di sebuah ruangan eksklusif terlihat semua staf kantor sangat fokus mengikuti jalannya rapat tetapi tidak dengan pemilik kerajaan bisnis tersebut.
Fokus Deon berkelana entah kemana, ia hanya memainkan pena sedari tadi. Melihat situasi bos nya itu dengan sigap Jovi mengambil alih keadaan.
Situasi seperti ini memang kadang terjadi, Jovi sudah terbiasa dengan sikap bos nya.
Jovi cukup beruntung menjadi asisten pribadi Deon, karena begitu banyak orang tidak bisa memenuhi standar yang sangat tinggi bagi seorang Deon.
''Kalau begitu mari kita akhiri pertemuan kita sampai di sini.!''
Mendengar kalimat itu Deon bernafas lega.
''Jov ayo kita jalan-jalan sebentar!!,'' ajak Deon.
''Apa aku tidak salah dengar.!?'' Jovi menepuk kedua pipi nya.
Deon membalas dengan tatapan tajam. ''Masalah,???!''
Jovi menggelengkan kepala. Dengan semangat berkata. ''Lets go!!,''. Mereka berdua keluar gedung lalu masuk ke dalam mobil.
Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mereka sejak tadi.
Dua puluh menit berlalu hanya memutar-mutar jalan kota di negara B.
Akhirnya dengan memberanikan diri Jovi pun berkata. ''Bos kemana tujuan kita sebenarnya?, aku lelah habis memimpin rapat lalu jadi sopir lagi!!.'' protes Jovi.
''Entah lah!!,'' ucap Deon.
''APA!!??.'' sontak Jovi beberapa kali menarik nafas berat.
''Apa yang dia pikirkan? "
"Tidak mungkin masalah pekerjaan apa lagi masalah wanita!." batin Jovi.
Karena lelah seharian kerja berat Jovi memilih kembali ke apartemen bos nya untuk istirahat dan membersihkan diri mereka.
"Kenapa aku jadi memikirkan wanita aneh itu, apa yang di inginkan hati ini? ," batin leon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
As Tini
adehh knp sih gk ada pertolongan, knp bs smpe di perkosa, gk enak bnget jdinya
2022-12-31
0
rifeelya
kasian bngt velia apa sblm ny velia ada menyinggung si pelakor ya🤔
2022-08-11
0
Nur Hayati
orang suruhan c pelakor
2022-04-13
0