"Mas?" panggil Lila dengan lembut.
Ia baru saja mandi, dan keluar dengan kepalanya yang basah. Sebenarnya Ia masih kaget dengan keadaan, ketika Iam berada di kamar dan melihatnya seperti itu. Tapi, biar bagaimanapun mereka telah sah menjadi suami istri.
" Aku harus terbiasa." fikirnya.
"Ya, kenapa?" tanya Iam, menatap keindahan lain dari tubuh Lila.
"Hari ini juga kah, kita harus pindah?"
"Kenapa, berat?" tanya Iam, yang duduk bersandar di ranjang pengantin mereka.
"Hanya, kasihan sama Ibu. Kalau besok, gimana?"
Iam tak mengucapkan sepatah katapun. Ia menjulurkan tangannya pada Lila, " Kemari lah."
Meski malu dan ragu, Lila pun menghampirinya. Ia menyambut tangan Iam dan duduk tepat diatas nya. Dengan posisi menghadap tetap di wajahnya yang tampan.
" Kalau maumu begitu, apa boleh buat. Aku tak mungkin memaksa mu." bisik nya, di telinga Lila.
I'am membelai rambutnya yang basah, turun ke wajah dan bibirnya. Ia meraih dagu Lila dan mendekatkan ke bibirnya, namun Lila masih menghindar.
"Maaf." ucap Lila, tampak gugup.
"Kau, masih trauma denganku? aku tahu, kejadian malam itu memang begitu membuat sakit."
"A-aku, hanya belum terbiasa." jawab Lila.
"Jika belum siap, tak apa. Masih banyak waktu hingga kau siap. Aku, akan menunggumu." Wajaah Iam memang tampak begitu berharap, tapi Lila masih begitu berat.
"Sadar Lila, ini suamimu. Pria yang mau bertanggung jawab, meski tahu itu salahmu."
Lila kemudian mengalungkan lengannya ke leher Iam,
"Aku siap." ucapnya lirih.
Iam pun tersenyum, Ia kembali neraih dagu Lila. Sebuah kecupan mendarat di bibir sensual itu. Perlahan Iam memainkannya, bahkan menelusup ke dalamnya dan bermain dengan lidah Lila yang masih belum memberi respon apapun padanya.
" Kau, belum pernah sama sekali melakukan nya?" tanya Iam, dengan senyumnya yang begitu gemas.
"Belum..." wajah Lila memerah, seperti kepiting rebus yang baru di angkat
"Maaf jika malam itu kasar. Tapi kali ini, aku akan bersikap lembut."
"Aku, akan berusaha menyesuaikannya." ucap Lila.
Iam kembali menyergap bibir itu, dan kembali memainkan lidahnya disana. Terasa, ketika Lila perlahan membalas semampu dan sebisanya.
Bibir Iam turun menelusuri leher yang jenjang itu. Mengecupnya berkali-kali hingga meninggalkan beberapa bercak merah. Lila mencengkram rambut belakang Iam, merasakan sensasi lain yang begitu aneh menurutnya. Meski ini bukan yang pertama. Lila bahkan menggigit bibirnya sendiri untuk menahan suara yang mungkin terucap tanpa sengaja.
"Ini alasan, kenapa aku ingin segera mengajakmu pindah." ucap Iam, dengan bibir yang masih aktif menyesap dua bola kenyal yang terpampang nyata di hadapannya.
"Mas, kenapa begini?" ucap Lila yang sepertinya sudah mulai lepas kontrol.
Iam hanya tertawa renyah. Untung saja, semua orang tengah di luar membongkar tenda dan hiasan yang ada. Hanya kamar pengantin yang tak terjamah, karena mereka faham apa yang pasti terjadi.
" Massss..." desah Lila, mulai menggerakkan tubuhnya dengan sedikit liar.
Iam seolah tengah mempermainkan Lila saat ini. Ia menghentikan sejenak aksinya, dan melihat semburat wajah kecewa disana. Dengan nafasnya yang terenga-engah, Lila cemberut menatap Iam yang tersenyum manis padanya.
"Suka?" kedipnya genit.
Lila kemudian membuka kancing kemeja Iam satu persatu, lalu membuka dan melemparnya ke lantai. Tangannya merayap di dada Iam yang bidang, naik hingga ke tengkuk leher dan sedikit menjambak rambutnya. Iam tahu, jika Lila menginginkan lebih kali ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Riaratna Sari
duduk tepat diatas apa kak otor?
2023-04-05
0
Asyzah .A.
waduh biasanya cewek yg nikah karena terpaksa atau apalah itu biasanya malu² la ini agresif banget.
2022-09-22
0
👙⃝᜴ᵍᵉᵐᵇᶦᶫ👻ᴸᴷ
jejak
2022-09-07
0