"Aku akan menikahimu." ucap Iam dengan spontan. Menatap wajah Lila yang masih begitu cemas dan canggung.
"Hah... Apa?" Lila membulatkan matanya, begitu terkejut dengan ucapan pria yang ada di hadapannya itu.
"Aku akan menikahimu, sebagai bentuk tanggung jawab karena telah..."
"Tuan, aku bilang aku tak hamil. Jadi, kau tak perlu bertanggung jawab." sergah Lila, yang mulai lelah.
"Masih adakah pria, yang mau menerimamu ketika kau sudah tak suci lagi? Atau, kau sudah punya pacar?"
"Ti-tidak... Aku jomblo." ucap Lila.
Mereka saling diam sejenak. Tak tahu lagi harus membahas apa kali ini.
Dunia terasa begitu cepat berputar bagi Lila. Kepalanya terasa begitu berat, bahkan nafasnya terasa sesak. Ia pun menyandarkan kepalanya di bahu sofa, dan menghela nafas panjang sembari memejamkan mata.
"Aku bahkan tak tahu namamu hingga saat ini."
"Tapi, aku bahkan sudah sangat tahu nama lengkapmu. Khalila Angelia." balas Iam, dengan senyum puasnya.
"Kenapa, Tuan yang bersikeras memberiku sebuah tanggung jawab? Padahal aku tak memintanya."
"Karena aku, bukan pria yang bisa lari setelah merusak seorang wanita. Aku telah gagal menikah, tapi aku tak ingin menghancurkan hidup orang lain hanya karena deritaku."
Lagi dan lagi, Khalila menghela nafas panjang. Tak ada kata-kata lain, antara bersyukur dan gelisah. Ia bertemu dengan seorang pria yang begitu bertanggung jawab. Tapi, Ia masih saja begitu ragu memberikan jawabannya.
" Beri saya waktu, sebentar saja." pintanya.
"Kau mau apa? Berfikir?"
"Setidaknya, itu yang perlu saya lakukan meski hanya dalam waktu singkat."
"Baiklah. Tapi, jangan berharap bisa pergi dariku." jawab Iam, kembali membuat Lila takut padanya.
Lila bergegas berdiri, meraih tasnya dan pergi dari ruangan itu.
Entah apa yang ada dalam hatinya saat ini. Berhadapan dengan seorang pria aneh yang memaksa untuk menikah dengannya. Meski dengan alasan tanggung jawab.
Ia berlari begitu kencang, tak perduli dengan siapapun yang menyapa bahkan memanggilnya.
"Lihatlah gadis aneh itu. Dari seumur hidupku, hanya Dia dan Dona yang mampu menolakku. Dan untuk kali ini, tak akan ku biarkan dia meninggalkan aku." gumam Iam, yang kembali merebahkan diri di sofanya.
***
Lila mengendarai motornya. Langsung pulang ke rumah nya dan mengurung diri di kamar. Ibunya seorang single parents, yang sudah lama diceraikan ayahnya hanya karena miskin. Tapi, sesekali ayahnya datang untuk meminta uang. Dengan alasan, toko yang mereka tempati adalah milik mereka ketika bersama dulu.
"Lila kenapa? Sakit?" tanya sang Ibu.
"Ngga papa, cuma capek aja, Bu." jawab Lila dari bilik kamarnya.
"Benar kata nya. Siapa lelaki yang mau menikah, dengan gadis yang tak suci lagi sepertiku? Jika tahu, pasti semua akan menjauh. Bahkan menatap jijik." gumam Lila.
Sejak Ia memutuskan bekerja di hotel, semua memandang Ia rendah. Semua orang memiliki pandangan buruk terhadap wanita yang bekerja di hotel besar.
Karena banyak diantara mereka, dapat di boking oleh para tamunya sesuka hati. Apalagi, Lila yang sampai sekarang belum diangkat menjadi pegawai tetap disana.
"Dan ketika mereka semua tahu, maka yang akan di caci maki tetap aku." fikir Lila.
Ia menghela nafas panjang, berusaha menenangkan hatinya.
Sebuah suara berbunyi. Hpnya berdering oleh nomor yang tak pernah Ia kenal. Malas, tapi entah kenapa masih tetap mengangkatnya.
" Hallo, siapa? "tanya Lila.
" Calon suamimu. Bagaimana? Sudah kau fikirkan?
"Aku baru sepuluh menit berfikir, bagaimana punya keputusan?" keluh Lila, yang merasa jengah dengan calon suaminya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
💗 AR Althafunisa 💗
Udah bener pikiran kamu Lila tadi, udah. Terima langsung 😂😌
2024-08-10
0
Riaratna Sari
ahh kelamaan mikir nih Lila...
dah gas trosss
2023-04-05
0
Cinta Rodriques
salut SM iilham,,brtanggjwb.....
2022-11-29
0