Iam kembali ke ruangannya. Ia duduk dan menunggu Lila disana. Tapi, hingga berjam-jam, Lila tak kunjung datang menghampiri. Iam pun menelpon kembali Arnold untuk bertanya.
"Lah, bukannya kesana?"
"Ngga ada. Dia belum sama sekali kemari." jawab Iam melalui teleponnya.
Iam kemudian keluar, berlari dengan sangat cepat untuk menemukan gadis itu. Lila, berusaha kabur dari kejaran Iam sebisa mungkin. Ia takut, jika Iam akan memenjarakannya, atau bahkan lebih buruk dari itu. Di satu sisi Ia korban. Tapi, di sisi lain Ia adalah dalang dari kejadian itu meski Ia tak sengaja.
"Tidak, jangan ketemu lagi. Mending aku pergi, daripada malah kenapa-napa nanti." ucap Lila, sepanjang jalan keluar dari hotelnya.
"Hey, tunggu...!" pekik Iam, yang melihatnya dari lantai atas.
"Astaga, dia lihat. Lariiii...!" Lila semakin cemas.
"Satpam!! Tutup pintu, jangan biarkan dia pergi." teriak Iam dari kejauhan.
Satpam menurutinya, dengan sigap menutup pintu den menahan Lila untuk keluar dari hotel itu.
"Pak, jangan tahan saya. Saya cuma mau pulang."
"Kamu, kenapa sampai di kejar tamu hotel? Kamu pegawai kan? Jangan-jangan kamu nyolong ya? Ngaku!" sergah Pak satpam dengan sedikit kasar.
"Saya ngga nyolong, saya....."
"Lepasin dia." pinta Iam. Satpam pun menurutinya, lalu membiarkan Lila dengan Iam berdua.
Mereka berdua saling bertatap wajah. Ini lah kali pertama mereka bertemu, dengan saling menatap satu sama lain.
"Wajahnya, rambutnya, matanya yang tampak jelas bersinar dengan indah. Yang bahkan. Ketika ku sentuh, aku tak menatap nya sama sekali." batin Iam.
"Bapak, mau apa dari saya?" tanya Lila, sedikit ketakutan.
"Kamu, petugas hotel yang malam itu....."
"Stop... Jangan disini." Lila membungkam bibir Iam dengan telapak tangannya.
Jelas, Ia sangat malu jika Iam membongkar semuanya. Semua akan dengar, ketika sebuah kecerobohan merusak yang paling berharga dalam hidupnya.
Iam meraih tangan Lila, menggenggamnya dengan kasar lalu membawanya naik ke kemarnya.
"Kenapa harus kekamar? Ke tempat lain kan bisa." sergah Lila.
"Di kamar, aku bisa menguncimu. Jadi kau tak bisa lari lagi." ucap Iam, dengan wajah datarnya.
"Pria ini? Apa dia akan menyiksaku? Memastikan, apakah aku hamil lalu ingin menggugurkan bayiku?" gerutu Lila dalam hati.
Cengkraman tangan itu terlalu kuat. Tenaga Lila tak sebanding dengan Iam yang bertubuh tinggi dan tegap. Tak ada jalan lain, selain pasrah dan ikut dengan Iam ke kamarnya.
Iam membuka pintu, menyeret Lila masuk dan segera menguncinya.
"Duduk." pintanya pada Lila.
"Tu-tuan? Sebenarnya, kau mau apa denganku?"
Iam terdiam sejenak. Ia bingung harus mulai darimana, dan harus berkata apa. Di hadapannya, adalah gadis yang sama sekali tak Ia kenal. Tapi gadis itu juga, yang telah Ia rusak masa depannya meski tanpa sengaja.
"Malam itu....."
"Ah, malam itu. Aku... Aku tahu kau tak sengaja. Dan aku tahu, jika aku yang salah karena bekerja dengan ceroboh. Maka dari itu, maafkan aku." ucap Lila, menundukkan kepalanya karena malu.
"Kau, tak ingin tanggung jawab dariku?"
"Hah, tanggung jawab apa?" tanya Lila, kaget.
"Kau, tak ingin aku menikahimu? Aku telah merusak, dan mengambil keperawananmu. Kau sadar?"
"Ternyata, dia memperhatikan sampai kesitu?" fikir Lila.
"A-aku tak hamil. Jadi, Kau aman. Aku tak akan menuntut tanggung jawab apapun darimu. Karena sekali lagi aku sadar, jika itu salahku." jawab Lila.
"Wanita aneh. Kenapa dia bicara seperti itu?" batin Iam, menatapnya tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
👙⃝᜴ᵍᵉᵐᵇᶦᶫ👻ᴸᴷ
lanjut
2022-08-17
0
beban suami
terima aja Lila....
2022-07-21
0
Nana
Lila gimana sih gk minta tanggung jawab
2022-06-23
1