"Kakak!" panggil Aul yang menghampiri Iam di sebuah mall.
"Aul, sendiri 'kan?"
"Iya, Kak. Mami sama Papa lagi ke kantor tadi tuh."
"Oke..." Iam kemudian merangkul sang adik, dan membawanya ke sebuah toko perlengkapan wanita.
"Seserahan, apa aja sih?" tanya Iam.
"Serahkan semua pada Aul." kedipnya manja.
Iam dan adiknya, lalu berbelanja sesuai apa yang Aul tunjukkan. Aul belajar dari sang sahabat, yang juga baru menikah. Sehingga Ia dapat diandalkan oleh sang Kakak.
"Emangnya, harus pakai daleman gini?" tanya Iam, yang berada dihadapan para lingerie yang terpajang di patungnya.
"Iya, temen kemare gitu." jawab Aul, sembari mencarikan pakaian dalam untuk Lila.
"Eh, ukuran Bra Kak Lila berapa, ya?" lirihnya.
"Segini..." seketika Iam menguncupkan tangannya.
"Kak Iam! Kakak kok faham?" Aul memelototinya terkejut.
"A-anu, ngga sengaja, kepegang." jawab Iam, seketika gugup dan wajahnya memerah.
"Kita harus bicara setelah ini."lirik Aul begitu tajam.
Ia pun mengambil beberapa Bra dengan ukuran yang Lim contohkan. Dengan berbagai warna dan model, dan Lim hanya menelan salivanya dengan kasar.
" A-apalagi?" tanya Iam.
" Bedak, dan segala macam kosmetik. Tahu ngga, yang itu?"
Iam menggeleng, sembari menggaruki kepalanya meski tak gatal.
"Iiiissshhh! Aaaah, sabar." gemas Aul pada Kakaknya.
Usai berbelanja, Aul ikut ke apartemen milik Iam. Apartemen yang Ia beli dari hasil tabungannya sendiri. Niatnya, Ia akan tinggal bersama Dona. Disana setelah menikah. Tapi esok Lila yang akan menempatinya.
Tak beberapa lama kemudian, para sahabat pun datang kesana. Mereka membantu, sekaligus menghibur Iam.
"Jadi, Loe itu sekarang sedih apa bahagia?" tanya Raja.
"Mau ngehibur Loe gara-gara Dona, tapi Loe mau nikah. Sama siapa, itu?"
"Khalila...." sambung yang lain.
"Iya...." jawab Lala.
"Setelah Gue ditinggal Dona, gue kabur ke hotel. Disana ketemu Lila, dan gue pengen nikahin dia." jawab Iam.
"Jujur sama Aul, Kakak udah ngapain sama Kak Lila." tanyanya lantang.
Semua sahabatnya melirik. Seakan tak percaya jika Iam sempat berbuat yang tidak-tidak pada gadis itu.
"Jujur Am, kita ngga mau kalau Loe cuma mau manfaatin dia aja. Kasihan Lila nantinya." ucap Lala.
"Loe, ngga ngehamilin dia 'kan?" tanya Raja.
"Belum... Dia belum hamil."
"Apa, belum?" ucap mereka serentak.
Iam memang tak bisa bohong, dengan para sahabatnya. Dan mereka semua tahu itu. Tapi, akan kejujuran dan tanggung jawabnya, mereka bangga pada Iam dan mereka akan tetap mendukungnya.
"Terimakasih." ucap Iam, dengan penuh haru.
Mereka kembali mempersiapkan seserahan untuk Lila. Meski tak mengenalnya dengan baik, tapi mereka yakin jika Lila itu cantik dan baik. Bahkan, Dia mengakui jika kejadian itu memang salahnya.
"Yey, siap... Cantik sekali." puji Lala, yang merias semua kotak dengan cantik.
Mereka pun pamit pulang, berjanji akan kembali besok pagi sekali. Bahkan Lala dan teman wanita yang lain, berjanji akan mengunjungi Lila dirumahnya malam ini.
"Terimakasih, buat suport yang kalian berikan. Gue terharu, dan bersyukur memiliki sahabat seperti kalian." peluk Iam pada mereka semua.
"Aul juga pulang, ya? Biar nebeng Kak Raja aja. Kakak, ngga usah kemana-mana malam ini." pesan Aul padanya.
Peluk cium untuk sang adik tercinta. Berasa Ia lah keluarga Satu-satunya saat ini, yang Iam miliki. Ia bahkan tak pernah berharap, jika Papa dan Dona akan datang ke acara kecilnya esok hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
мєσωzα
pahamlah aul.. kan dah pernah🤭
2022-08-11
0
A ai
ketahuan dah pernah pegang🤭🤣
2022-07-01
1
Nana
ntar aq datang Iam. tenang aja
2022-06-24
1