"Beri aku waktu seminggu." pinta Lila.
"Sehari?"
"Lima hari."
"Tiga hari, atau tidak sama sekali." balas Iam.
"Baiklah... Tiga hari, cukup untuk aku berfikir. Dan, satu lagi pertanyaanku."
"Apa?" tanya Iam dengan santai.
"Bagaimana, kalau aku tak hamil? Kita, baru melakukannya Satu kali. Dan kau mabuk."
"Itu tandanya, kita berjodoh. Maka akan ku buat kau mengandung anak dari ku."
"Tuan, kau semakin gila!" pekik Lila, lalu mematikan Hpnya.
Lila semakin merasa stres, dengan semua tekanan yang Iam berikan padanya. Pria itu tampak gila, meski sebenarnya berniat baik.
"Tapi caranya aneh.. Iiisssh, menyebalkan." kesalnya.
Ia pun merebahkan diri. Menutup wajahnya dengan bantal agar tak mendengar hiruk pikuk di luar selama beberapa saat. Ia ingin benar-benar tenang, dan berfikir dengan matang semua masalah yang menerpanya.
"Menikah dengan orang yang tak ku kenal. Tapi, untuk apa dia tinggal di hotel selama itu? Apa dia tak punya rumah? Apa pekerjaannya? Kenapa sampai seperti itu? Bahkan, dia bilang sempat gagal menikah. Apakah, aku hanya akan di jadikan pelampiasan, dari semua kegagalan itu?" racaunya, yang semakin tak jelas.
Lila pun tertidur, hingga begitu lama karena sang Ibu pun tak membangunkan nya.
***
" Gadis itu, aneh. Biasanya, para wanita yang meminta tanggung jawab pria. Tapi, kenapa justru dia lari ketika akan diberi sebuah tanggung jawab? Apa, aku yang tampak mengerikan baginya?" tanya Iam pada dirinya yang ada di cermin.
Ia menatap, dirinya yang begitu berantakan. Dengan rambut gondrong, dan jenggot yang tak terawat. Mungkin itu, yang membuat Lila takut padanya.
" Alex, kau di tempat kerja?" tanya nya, pada salah seorang sahabat.
"Ya, aku di barber shop, kenapa?"
"Aku kesana. Siapkan perawatan ekstra untukku." pinta Iam padanya.
Ia pun segera memakai jaketnya, lalu pergi ketempat sahabatnya itu.
"Diapaain?" tanya Alex padanya.
"Di rapiin. Berantakan banget. Kayak Mafia, gue." ucap Iam.
"Tapi, Loe biasa berpenampilan begini. Ngga ada yang salah." balas Alex, memutar mutar wajah Iam di hadapannya.
"Buang sial. Anggap aja begitu. Ini kesukaan Dona, dan gue ngga mau mengingat dia lagi. Bahkah, sampai saat ini gue belum pulang ke rumah." jawab Iam.
Alex hanya menggeleng. Ia faham akan rasa sakit yang Iam derita. Bagaimana tidak, wanita yang Ia cintai bertahun-tahun, justru memilih Papanya untuk menjadi pendamping hidup.
Jika di jadikan sinetron, maka akan berjudul 'Kekasihku jadi Ibu tiriku'. Pasti sangat perih.
Gunting rambut selesai. Cukup rapi, dan menambah aura tampan Iam. Tinggal kumis dan jenggotnya. Akan Ia bersihkan hingga mulus, dan meninggalkan kesan badboynya selama ini.
"Udah..." ucap Alex, membuka kain penutupnya.
"Yes, puas. Thanks ya." ucapnya pada sang sahabat.
Ia pun pergi menuju mobilnya. Ia mencari rumah Lila, sesuai alamat yang Ia dapat dari staf hotel tempatnya menginap. Entah apa yang Ia rencanakan pada gadis itu. Karena tampaknya, Ia benar-benar jatuh cinta sejak permainan di ranjang pertama malam itu.
"Selamat sore, Ibu. Lilanya ada?" tanya Iam, pada Ibu Lila yang tengah menjaga tokonya.
"Lila? Lagi tidur. Anda siapa?" tanya Bu Marni. Begitu heran menatap pria tampan yang ada di hadapannya itu.
"Saya, calon suami Lila. Ilham Adi Prawira." ucap Ilham dengan senyum ramah. Mengulurkan tangan dengan penuh rasa percaya diri di hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
💗 AR Althafunisa 💗
baru nyadar 🤣🤣🤣
2024-08-10
0
Borahe 🍉🧡
biasanya anak org kaya punya apartment sendiri. lah ini CEO tinggalnya di hotel
2023-06-11
0
Riaratna Sari
seketika Bu Marni JD ayam kena tetelo 🤣
ujug² ada yg ngaku JD calon mantu'a 🤣
2023-04-05
0