Bu Marni yang begitu Syok, langsung berlari menggedor kamar Lila dengan kuat.
"Lilaaa! Bangun kamu. Keluar sekarang." panggil Sang ibu padanya..
"Lilaaaa! Segera keluar! Atau Ibu dobrak pintu kamu!" ancam Bu Marni pada anaknya.
Pemandangan itu membuat Iam mendelik heran. Begitu marahnya seorang Ibu yang kedatangan calon menantunya secara mendadak.
"Se kaget itukah?" tanya Iam.
Lila perlahan keluar. Matanya masih setengah terpejam. Rambutnya berantakan, dan wajahnya tampak begitu kusam.
"Jadi, ini bentuk asli wanita ini? Lucu juga." ucap Lim, yang tersenyum menatap wajah Lila yang kacau.
"Apa, Bu? Kok marah-marah begitu?"
Bu Marni tak langsung menjawab. Ia menjewer sang putri dan membawanya menemui Iam yang sudah ada di depan matanya.
"Hah, dia lagi? Astaga.... Hari ku terasa begitu lambat, apalagi harus selalu bertemu dengan dia." keluh Lila.
"Kenapa kesini?"
"Untuk berkenalan, dengan calon Ibu mertua." ucap Iam, dengan segala kepercayaan dirinya.
"Lilaaaaaa!" pekik sang Ibu.
"Tunggu disini, dan jangan kemana-mana. Saya, mau cuci muka dulu." pinta Lila. Dan Iam pun semakin senang, karena setidaknya Ia tak di usir ole
Lila segera mandi dengan cepat. Tak perduli, bersih atau tidak. Ia pun keramas, agar kepalanya terasa ringan. Hari ini, hidupnya hanya ada Iam dan tak ada yang lain. Bahkan, Ibunya pun mulai akan memarahinya juga gara-gara Iam.
"Jangan sampai, kau membicarakan itu pada Ibu. Jika tidak... Awas kau." ancam Lila.
Ia pun segera berbenah diri, dan menemui mereka berdua yang duduk dalam keadaan tegang di ruang tamu rumah kecilnya.
"Maaf, lama." ucap Lila.
"Jelaskan. Siapa dia." pinta Bu Marni.
"Dia, adalah tamu hotel tempat Lila bekerja, Bu."
"Kenapa dia bilang kalau dia calon suami kamu? Apa alasannya? Atau jangan-jangan, kalian sudah....."
Iam bergerak akan mengangguk, tapi Lila langsung menginjak kakinya dengan sekuat tenaga. Ingin memekik, tapi Ia malu dengan keadaaan.
"Bu, maaf kalau ini mendadak. Tapi, bolehkah kami menikah?" tanya Lila. Dan spontan, membuat Iam menoleh ke arahnya.
"Apa yang membuat kalian ingin menikah? Kalian saling kenal?"
Keduanya menggeleng. Membuat Bu Marni menghela nafas panjang dan semakin mempetkuat dugaannya.
"Kamu hamil?" tanya Bu Marni pad putrinya.
"Belum..." jawab Lila tertunduk.
Jawaban itu, mewakili semuanya. Dugaan yang Ia fikirkan, dan semua pertanyaan di dalam hatinya. Sakit, karena ternyata anak perempuan yang paling Ia banggakan, melakukan hal yang tak pernah Ia bayangkan.
"Ibu salah apa sama Kamu, Lila? Sampai kamu berbuat seperti ini. Ibu malu, apalagi kalau sampai tetangga tahu. Mau di taruh dimana muka Ibu. Janda, tapi tak dapat mendidik anaknya dengan baik." tangis Bu Marni percah.
Wajar saja, Ia sangat kecewa dengan apa yang dialaminya saat ini.
"Maafin Lila, Bu. Lila ngga sengaja. Lila juga yang salah dalam hal ini. Dan beruntungnya, Tuan Ilham lah yang selalu mengejar Lila, untuk memberikan tanggung jawabnya. Meski Lila belum hamil." ucap Lila, bersimpun di kaki sang Ibu.
"Maka dari itulah, saya kesini untuk meminang Lila. Agar, nanti nya bisa menutupi Aib meski sedikit. Saya, akan bertanggung jawab, atas apapun yang terjadi padanya. Apalagi, jika Lila hamil anak saya." ucap Iam, dalam mode bijaksananya.
Bu Marni hanya menghela nafas kembali untuk menahan tangisnya. Karena biar bagaimanapun, semua telah terjadi. Dan sedikit ada keberuntungan, jika Iam mau bertanggung jawab pada sang putri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Riaratna Sari
yaiyalah,ck pake nanya LG nih bg iam,,
2023-04-05
0
Rasya Arsya
bener jawaban nya wkwkwk
2022-09-13
0
*~W¥^ Al~*
ya iyalah menurut babang gimana...
2022-08-29
0