Episode 19

Matahari semakin meninggi cuaca cerah dengan terik matahari yang cukup membuat semua penduduk di pesisir pantai memilih berdiam diri di dalam rumah atau sebagian anak-anak kecil bermain di bawah pohon Cemara yang tertanam di sekitar pantai . Hartono yang baru saja hendak pulang dari berjualan dengan membawa beronjong untuk mengangkut ikan. Sebelum mereka pindah Hartono sudah mencari pekerjaan bersama teman yang tak jauh dari tempat tinggalnya sekarang , begadang ikan di pasar sekaligus masih menyandang status sebagai tukang ojek jika di butuhkan . Hartono menyalakan mesin motor matic lalu melaju dengan santai sembari berteriak menjajakan ikan yang masih tersisa dari dagangan nya.

Cukup lelah hari ini , uang yang ia dapatkan dari hasil berjualan ikan pun lumayan jauh saat mereka masih berada di kota B , keringat bercucuran dari dahinya sesekali ia mengusap menggunakan jaket yang ia kenakan.

" Iikkkkaannnn".

Teriak nyaring Hartono yang bertabrakan dengan angin yang berhembus.

" Bu ikan nya Bu". Tawar nya pada sekelompok ibu-ibu yang sedang menyuapi anaknya di bawah pohon rambutan yang berdaun lebat , ayunan dari ban bekas menggantung di salah satu cabang kokoh di sisi kirinya.

" Berapa 1 kili bang".

" Ada yang 30 ada yang 20 juga Bu , masih seger". Ucapnya sembari membuka tutup kardus sterofom ".

" Yang ini bang Setengah kilo ya bang". Ucap. ibu menunjuk.

" Baik Bu , ibu yang mana?".

" Beli seperempat boleh ga mang". Ucap ibu muda malu-malu sembari mengelus perutnya yang membuncit.

" Saya pengen yang itu tapi mau sedikit aja". Ucapnya lagi .

" Oh iya Bu , tentu boleh wahh dedek nya pengen nyicip ikan goreng ya". Ucap Hartono menanggapi.

" Makasih ya kang". Ucapnya yang di angguki Hartono ,kemudian Hartono melajukan kembali sepeda motor nya dengan perlahan.

*

*

*

Farida berjalan menuju jalan besar menunggu angkutan umum tak jauh dari rumahnya , tujuannya sekolah menengah pertama dimana Danu Putra bungsunya bersekolah , hari pertama dan memang Danu anak yang penakut jadi mau tidak mau Farida yang asik sedang menonton televisi harus merelakan waktu nya untuk menjemput putranya.

Sebelum berangkat ia juga sudah memberi tahu Putri untuk tidak berbicara tentang kejadian tadi.

" Put , bibi mau jemput Danu , kau jaga rumah jika paman mu pulang bilang saja bibi sedang pergi menjemput Danu , kau mengerti ".

" Iya Bi , Putri ngerti ". Ucapnya sembari meringis sakit .

" Hmm , dan kau juga ingat jangan mengadu pada paman mu , kau tau kan akibatnya jika paman mu tau?". Ancam Farida pada keponakannya.

" Bbbb baik Bi , Putri janji tidak akan mengadu". Ucapnya terbata sembari tertunduk takut membayangkan apa yang akan ia terima jika membantah.

Sembari menunggu paman dan bibinya Putri mengobrak abrik dapur , mencari bahan yang kira-kira bisa ia jadikan makanan ringan.

Walaupun masih sangat kecil Putri sudah terbiasa dengan dapur , ya cita-citanya mempunyai toko kue sendiri , setiap hari membuatkan pesanan pelanggan yahh begitulah kira-kira keinginan Putri .

" Tepung , telur ". Ucapnya.

Tangannya memegang dagu sembari berfikir kira-kira menu apa yang akan ia buat kali ini.

" Yahhh Donat". Ucapnya penuh antusias, di geledah nya lagi laci lemari dapur , entah apa yang ia cari selanjutnya.

Tida perlu waktu lama semua bahan telah berjejer di atas meja .

" Telur , mentega , tepung , pengembang kue dan tak lupa gula ia dekatka.

Putri sibuk mencampur semua bahan , tangan mungilnya begitu cekatan mengaduk semua bahan tenaganya seolah terkumpul saat ia menguleni di tahap akhirr.

Di tutupnya dengan kain bersih adonan yang masih bulat besar , di tunggunya dengan sabar selama 15 menit .

Sembari menunggu di ambilnya nampan kosong lalu ditaburkan tepung di atasnya agar tak lengket saat ia menyusun adonan yang kini sudah berbentuk bulat.

" Selesai". Ucapnya sembari menepuk-nepuk telapak tangan membuang sisa tepung yang menempel , diambilnya kain lap bersih untuk menutup semua adonan .

* Tunggu 10 menit ya , aku akan menggoreng mu". Ucapnya sembari cekikikan.

Beres dengan adonan , Putri mencuci bersih semua peralatannya lalu menyiapkan wajan beserta minyak goreng untuk tahap selanjutnya.

" Hmm, sepertinya ini cukup". Ucapnya sembari mencoba menerka suhu panas pada minyak lalu Putri mulai menggoreng donat yang ia buat tanpa rencana, di baliknya donat yang sudah kecoklatan lalu ia tiriskan sebentar dan ia susun di atas piring dengan rapih , senyum manis terukir di wajah cantik nya , sembari menikmati asap beraroma manis yang keluar dari donat yang masih mengepul.

>>>>>>>>>>

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!