Krreetttt...
Suara khas pintu kayu dengan engsel yang sudah mulai berkarat .Putri mengambil baju lusuh yang berada di dalam lemari kayu kecil tak berpintu itu , hanya kain tipis lah yang Putri gunakan untuk menutupi bajunya dari debu.
Diguyur ya tubuh yang memar dengan sedikit luka . Begitu terasa perih saat air dan sabun melewati bagian punggungnya. Sembari sedikit berurai air mata , putri menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa perih yang tersisa.
" Sabar Putri , kau harus kuat". Ucapnya menyemangati diri sendiri.
__________
" Putri ". Teriak anak laki-laki dari arah lain.
" Sebentar kak , sebentar lagi Putri selesai" . Teriak putri kencang.
" Lama sekali kamu ". Ucap Danu lalu berlalu .
" Huffff". Tidak ada yang bisa Putri lakukan kecuali menguatkan dirinya sendiri.
Dengan sedikit tergesa Putri menyudahi mandi malamnya.
Di kenalannya baju lusuh dengan sedikit perih di punggungnya jika bergesekan dengan kulit yang memerah .
" Cekk , lama sekali kamu!". Sungut Danu.
" Ada apa kak ?". Tanya Putri sembari merapikan handuk coklat yang sudah memudar , ia gulung ke atas rambut panjang yang basah.
" Bantu aku membuat Pr matematika " . Ucap Danu tanpa sedikitpun rasa kasihan.
Putri terbilang anak yang cerdas , matematika dan ipa cukup mudah untuk di kuasainya, maka tak jarang pula Putri harus mengerjakan tugas sekolah milik Danu seorang diri .
Bukan tidak pintar , Danu memang anak yang sangat pemalas sekedar menyiapkan keperluan sekolahnya saja dia tidak mau .
" Aku sedang malas kau saja yang mengerjakannya ". Kata yang selalu keluar dari mulut bocah laki-laki bertubuh kurus itu.
Selesai putri menyisir rambutnya lalu beranjak menuju ruang tamu , duduk dia di atas tikar lusuh , cahaya lampu yang sedikit redup menjadi penerangan , meja kayu dengan taplak meja yang sudah sedikit bolong menjadi alasnya , asbak Putung rokok milik Paman Hartono pun menjadi hiasan tersendiri di atas meja.
" Kakak kerjakan yang mudah-mudah dulu ya, nanti Putri bantu jika kakak merasa susah". Ucap Putri pelan sembari menyodorkan buku tulis yang bertuliskan angka - angka di dalamnya . Pensil hijau yang sudah di runcingi bagian atas dan bawahnya pun di letakkan di depan bocah laki-laki itu.
" Cek , kau kira aku ini bodoh apa?". Ucap Danu dengan menggebrak meja .
" Aku hanya sedang malas saja, cepat kau sendiri yang mengerjakan". Ucap Danu lagi .
Putri hanya bisa membuang nafasnya kasar , sudah menjadi rutinitas setiap hari , mengerjakan tugas yang bukan miliknya , bahkan di sekolahpun Danu masih mencontek hasil bilangan yang Putri kerjakan saat ibu guru sedang lengah atau sedang memperhatikan anak-anak yang lain.
" Kak , kalau semua tugas Putri yang kerjakan , kak Danu tidak akan bisa terus ". Ucap Putri sangat hati-hati.
" Kau sudah berani melawan ku, kau tahu tidak tadi aku , kak Emi dan juga Ibu di marahi bapak habis-habisan cuma gara-gara kamu". Ucap Danu lirih sembari menunjuk-nunjuk wajah Putri takut jika terdengar oleh telinga bapaknya.
Nampak Putri menunduk dalam , meremas baju yang ia kenakan , air mata yang menggenang sekuat tenaga ia bendung.
" Jika bukan karena Bapak , Ibu pasti sudah mengusir mu dari sini , jadi menutur lah dan kerjakan ini ". Ucapnya lagi lalu memindahkan bukunya di hadapan Putri. Danu berlalu meninggalkan Putri setelah cacian yang ia lontarkan.
Sakit !
Bukan lagi sakit yang Putri rasakan . Batinnya terkoyak bagaikan di sayat sembilu , apa yang bisa Putri lakukan kecuali berdo'a agar dia hidup dengan keadilan.
Putri menyeka air yang terjun dari pelupuk matanya agar tidak ketahuan oleh paman Hartono, takut jika Putri membuat masalah dengan bibi dan saudaranya.
" Huffff ".
Hembusan nafasnya begitu berat sedikit tersengal. Ditariknya buku yang Danu sodorkan tadi. Di buka lembaran kertas putih bersampul kartun , lalu mulai Putri kerjakan soal-soal yang tertera di dalamnya.
" Sudah Putri ,kau hanya menumpang di sini". Ucapnya pada diri sendiri sembari mengusap dadanya untuk memberi pengertian pada dirinya sendiri.
Senyum terpaksa dari pipi tirusnya , lalu bengkit dari duduknya mengambil buku yang sama miliknya untuk di kerjakan bersama.
Lala berjalan cepat menuju bilik tempatnya tidur , di ambilnya buku bekas potongan di dalamnya . Buku bekas milik Danu dan jika Emi yang masih menyisakan lembaran kosong untuk di jadikan buku pelajaran miliknya.
Putri tersenyum tatkala melihat foto usang yang menampakan dirinya yang berada dalam gendongan Nenek Aminah.
Di usapnya penuh kerinduan lalu di kecup beberapa kali hanya sekedar melepas rindu saat dirinya tidak bisa berkunjung ke pusaran almarhumah Nenek Aminah.
Waktu terasa cepat , jam sudah di angka sepuluh malam , tugas yang ia kerjakan pun nampak sudah selesai .
" Akhirnya " . Ucapnya lalu merentangkan kedua tangannya untuk melepas rasa lelah di tubuh dan tangannya. Putri bergegas merapihkan buku-buku di atas meja lalu beranjak masuk untuk beristirahat.
________
Salam manis buat semua ❤️🥰
Semoga suka dengan cerita Putri.
Mohon tinggalkan jejak likenya ya 🤗
Salam sayang 💌 semoga harimu menyenangkan 🥰.
Mama kecil ❤️🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments