" Selamat pagi anak-anak , berhubung hari ini kita ada kegiatan kebersihan lingkungan . Mohon untuk semua anak saling membantu membersihkan ruangan kelas masing-masing". Ucap ibu Indah menginformasikan.
Ya kemarin seluruh siswa-siswi sudah di beri tahu masing-masing anak harus membawa 1 alat kebersihan dan tumbuhan hias untuk menghias masing-masing taman yang sudah di sediakan di depan kelas. Nantinya akan di nilai dan di beri hadiah untuk kelas mana yang paling bersih dan rapi .
Tak m nunggu lama semua anak nampak keluar berhamburan , sebagian lagi ada yang melepas baju seragam sekolah dan mengganti nya dengan kaus bebas yang sengaja mereka bawa.
Anak laki-laki bertugas mengangkat bangku ke atas meja dan mengambil air , sedangkan anak perempuan bertugas menyapu serta mengepel lantai menggunakan sapu lidi .
Sebagian lagi membersihkan taman dan menanam bunga .
Byurrrr
Putri terkejut bukan main , kepala sampai kakinya basah semua tersiram air yang sengaja di tumpahkan tepat di atas nya.
" Jojo". Teriak putri sembari menghentakkan kakinya kuat , kesal dengan teman pria yang selalu membuat onar .
" Wweekkkk". Jojo menjulurkan lidahnya sembari mengangkat kedua tangannya tepat di sebelah telinganya sendiri.
" Putri?". Ucap Salsa begitu masuk ke dalam kelas .
" Bagus". Seru anak laki-laki pada Jojo saat melihat tubuh Putri yang sudah basah.
" Ini untuk mu , lain kali kau harus membantu ku lagi ya". Ujarnya.
" Okk, tapi kasih uang lagi ya". Tawar Jono sembari menggenggam uang koin 500 rupiah.
Kkrriieett.
Suara pintu kayu kamar Putri, lalu di ambilnya handuk yang menggantung di belakang pintu , di ambilnya selembar baju terusan dan membawanya menuju kamar mandi belakang rumahnya.
Cucian baju kotor yang menumpuk menjadi alasannya untuk mandi , jika di tanya kenapa ia mandi lebih cepat.
Malam berlalu putri sibuk menghidangkan makanan di atas meja di bantu bibi Farida yang kebetulan hendak membuat kue kering pesanan tetangga.
Matanya melirik rempeyek kacang yang nampak begitu menggiurkan namun tangannya terasa tiba-tiba memendek tak berani menyentuh.
" kau mau?". Ucap bi Farida ketus melirik pupil mata Putri yang tak lepas dari cemilan yang masih hangat.
" Aa apa boleh bi?" . Tanya Putri penuh harap.
" Boleh , tapi yang ini". Ucapnya lagi sembari menyodorkan baskom kecil berisi remahan rempeyek .
" Iii iya Bu , ini juga tidak apa-apa". Ucap Putri antusias mengambil baskom pemberian bibi Farida.
" Setidaknya aku bisa mencicipinya". Gumam putri dalam hati sembari tersenyum manis.
Makan malam sudah selesai , nampak Putri tengah membereskan piring kotor beserta peralatan makan lainnya.
" Put". Panggil paman Hartono.
" Iya paman , sebentar".
Putri berlari kecil begitu selesai menyusun piring-piring bersih dari baskom tempat cucian piring.
" Duduk nak". Ucap paman sembari tersenyum.
" Ada apa paman?". Tanya Putri sedikit bingung.
Paman Hartono menghela nafas dalam , lalu melihat seluruh anggota keluarga yang duduk memutar di atas kursi kayu . Mata Putri mengikuti pergerakan pupuk sang paman .
Bi Farida yang nampak tenang , Emi duduk sembari memainkan kuku tangannya , sedangkan Danu duduk sembari mengunyah makanan.
" Kita semua akan pindah". Ucap Hartono menghela nafas.
" Kemana paman ? , Putri ikut jangan tinggalin putri paman bibi". Ucap Putri cepat dengan wajah panik.
" Iya , kami akan mengajak mu tapi tidak untuk menyekolahkan mu". Celetuk Farida dengan wajah yang entah apa arti tatapan nya.
" Farida". Sentak Hartono pada istrinya.
Putri tertunduk mengamati jemari kedua kakinya dengan raut sedih.
" Bukan begitu maksud bibi mu Put". Paman berusaha menenangkan Putri.
Hartono merasa tidak enak dengan perlakuan Farida pada keponakannya sendiri , mau bagaimana pun meraka lah yang Putri punya .
Hartono mendelik dengan ucapan Farida tidak menyangka jika dirinya akan memperlakukan Putri dengan tidak begitu baik. Setidaknya sampai putri menyelesaikan pendidikan nya di sekolah menengah.
>>>>>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments