Episode 10

Pagi menyapa Kokok kan ayam menjadi tanda bahwa hari sudah pagi , menjadi awal nya untuk menyambut hari yang akan ia lalui.

Di tunaikan ibadah yang menjadi kewajiban nya , di gelar sajadah usang peninggalan sang nenek , mukena yang sudah banyak bintik hitam karena sudah terlalu lama serta bawahan kain sarung kotak-kotak yang selalu ia kenakan . Di ikatnya simpul lalu ia mulai membaca surat dengan khusuk.

Klonteng

Klonteng

Dentingan wajan yang beradu dengan sendok sayur , Putri menggoreng lauk serta membuat sayur ala kadarnya , memasak dengan senyum merekah di cicip nya tumis kacang panjang bercampur potongan tempe agar cukup sampai sore , atau Paing tidak sampai ia pulang sekolah untuk mengisi perut.

" Hmmm , enak ". Ucap Putri lalu memindahkan nya pada mangkuk dan menghidangkan di atas meja.

Ya , nasi putih sayur Kacar dengan tempe juga ada ikan asin yang sudah tersusun , piring serta sendok yang sudah berada di atas meja siap untuk di perebutkan.

Putri menimba air untuk membersihkan diri , mengingat jam dinding yang seolah memutar cepat , pukul 6 pagi rutinitas rumahan sederhana kembali membuat ramai .

" Put , aku mandi duluan ". Ucap Emi menerobos masuk bilik kayu .

Handuk yang sudah di sampaikan di atas pundak rela ia taruh kembali dan mengerjakan yang lain.

Huuuffff

Hela nafas Putri sedikit berat merelakan waktu juga air yang sudah susah payah ia timba untuk mengguyur tubuhnya yang sudah bermandi keringat .

" Bibi paman , Putri berangkat dulu". Ucapnya sembari mencium punggung tangan mereka bergantian.

" Iya , hati-hati di jalan ya ". Ucap paman Hartono.

Wajah Lala penuh dengan semangat , pagi ini tubuhnya terasa lebih ringan mungkin karena tidur yang cukup .

Ting

Ting

Ting

Dentingan bel menandakan jam pelajaran pertama segera di mulai , Putri dengan antusias membuka halaman buku cetak sesuai instruksi sang guru .

Sebelum ia mengerjakan tugas tak lupa Putri berdo'a agar di mudahkan.

" Baik anak-anak , jam pelajaran sudah selesai , tolong semua untuk mengumpulkan tugasnya ke depan". Ucap ibu guru .

Anak-anak saling berebut menaruh buku tulis tepat di depan sang guru . Saling bertumpuk ada kala anak-anak saling menukar posisi buku agar tidak terlalu di atas , entahlah putri juga tidak maksud mengapa anak laki-laki sering melakukan itu , bukan kah semakin di atas semakin bagus agar cepat di koreksi dan tau berapa nilai yang kita dapat . Itu ujar Putri.

" Put , jajan yok ? ". Ajak teman 1 bangkunya.

" Ayok , aku ada uang 1000 kita bisa beli es potong di mamang yang pakai sepeda itu". Ucap Putri penuh antusias.

" Tumben kamu jajan lebih?". Tanya nya sedikit aneh.

" Iya , kemarin kan aku engga jajan , belum aku masukkan celengan juga , jadi aku bisa pakai jajan lebih hari ini". Putri memberi tahu.

" Ohh , begitu ya , ya sudah ayok keburu Danu Dateng kamu ga bisa jajan loh". Salsa kembali mengingatkan.

Putri begitu menikmati es yang berada di tangannya rasa strawberry kesukaannya , kakinya terayun menikmati hembusan angin sesekali kepalanya melongok ke dalam kelas .

Ya , Putri duduk di belakang kelas bersama Salsa teman sebangku nya , mereka cukup dekat bahkan tidak jarang Salsa menjajakan Putri walau hanya permen.

" Udah yuk , takut masuk lagi ". Ajak Putri hendak berdiri.

" Kita cuci tangan dulu". Ucap Salsa memerkan kedua tangannya yang sudah berlumur lelehan es potong .

" Yuk , lain kali makan dengan baik Salsa , nanti baju mu juga ikut kotor". Ucap Putri sembari m nggelengkan kepalanya.

Salsa hanya tersenyum lalu mengangguk .

*

*

*

*

Suasana dalam rumah sangat sepi , Putri meletakkan tas gendongnya di kursi kayu dekat ruang tamu , lalu berjalan ke arah dapur meletakkan nampan kosong bekas gorengan yang ia bawa tadi pagi.

Berlalu menuju kamar lalu kembali ke dapur membuka tudung saji untuk mengisi tenaga.

>>>>>>>>>>

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***