Pagi menyapa deburan ombak dengan angin yang berhembus kencang menyapa pipi Putri , kini ia berdiri di depan pintu kayu bercat putih , matanya menyapu pemandangan di belakang rumah baru mereka.
Matahari mulai terbit, langit pun perlahan mulai terang , nampak beberapa nelayan sibuk menurunkan hasil tangkapan mereka di sambut anak-anak seusianya yang berlari mendekat pada perahu kecil tak jauh dari tempatnya berdiri.
" Put". Panggilan bibi Farida sembari menggulung daster di pinggangnya.
" Iya Bu". Jawab Putri mendekat .
" Hari ini kau boleh bersantai , berhubung kita baru pindahan jadi kau tidak perlu memasak ". Ucap bibi Farida lalu meninggal Putri.
Bak angin segar yang menyeruak di wajahnya , senyumnya mengembang , tak menyia-nyiakan kesempatan Putri bergegas masuk ke dalam lalu mengambil kantong kresek yang di masukkan dalam plastik besar.
" Bibi , putri mau pamit sebentar". Ucap Putri pada bibinya.
putri bergegas keluar rumah namun sayang belum juga kakinya melangkah Emi sudah be teriak mencarinya.
" Putri, put putrii". Teriak Emi nyaring.
Hufff.
Putri menghela nafas sesak lalu beranjak menuju arah suara.
" Ya kak". Ucapnya dengan suara lemah.
" Bantu aku membereskan baju". Ucap Emi dengan enteng.
Farida menyunggingkan senyuman sinis , matanya menyipit sebelah .
Putri melipat baju Emi dengan perasaan kecewa , bibirnya diam rapat tangannya sibuk membereskan baju namun tidak dengan perasaannya, kecewa pada diri sendiri kenapa ia tidak bisa menolak setiap apa yang di perintahkan .
" Bu , Danu lapar". Ucap Danu sembari merengek.
" Ayo ikut ibu , kita beli makanan di warung sana".Ajak Farida pada anak laki-laki nya.
Farida berjalan sembari menggandeng tangan Danu , senyum ramah pada tetangga barunya seolah memperkenalkan diri.
" Wahh , ada tetangga baru". Ucap ibu warung sembari memasukkan pesanan Farida.
" Iya Bu , saya baru saja pindah semalam". Ucap nya dengan sangat ramah.
" Ini anaknya Bu? ".
" Iya , ayo Danu Salim dulu". Tutur Farida begitu lembut.
" Pinter". Ucap si ibu.
" Ya sudah Bu , saya balik dulu kasian anak-anak di rumah belum pada makan".
" Iya Bu silahkan".
Farida berlalu kembali menuju rumah nya bersama Danu .
Hari semakin siang , matahari pun nampak sudah sangat terik panas menyengat bertambah dengan panas air laut berpadu , putri menggosok baju dengan keringat yang membanjiri keningnya.
Kini ia tak harus repot menimba , sudah ada mesin air ia hanya perlu menampung dalam bak besar untuk nya membilas pakaian atau untuk membersihkan dirinya.
Hartono mengendarai motor matic peninggalan sang nenek.
" Rida". Panggil Hartono begitu masuk kedalam rumah.
" Ada apa sih mas teriak-teriak di kira aku ini tuli apa".
" Kau ini suami panggil bukannya mendekat malah menjawab terus ". Keluh Hartono dengan sikap istrinya.
" Ini , anak-anak besok sudah bisa sekolah , aku sudah mengurusnya jauh-jauh hari dan tadi aku ke sana untuk memperjelas ". Hartono menjelaskan secara cepat.
" Bagus lah ". Ucap Farida tersenyum.
" Untuk Putri , sengaja aku tempatkan mereka bersama Danu , sekolah Emi ada di sebelahnya jadi nanti kalau mereka berkata bisa bersama , di depan sana ada pangkalan angkot ". Lagi ucap Hartono dengan penuh semangat.
" Apa mas ,as bilang Putri juga bersekolah? mas biaya dari mana kita mas , membiayai Danu juga Emi saja kita sudah pas-pasan ". Ucap Farida tidak setuju.
Hartono diam sesaat menunggu gilirannya untuk bicara , percuma memotong pembicaraan istrinya ia tidak akan mengalah untuk diam.
" Apa kau sudah selesai bicara Farida ?". Tanya Hartono penuh penekanan.
" Kau tau , yang membuat masalah itu ibunya bukan anaknya , jadi aku mohon Farida Putri juga butuh pendidikan yang layak . Kau tidak bisa membeda-bedakan mereka , bagi ku mereka semua anak-anak ku . Apa kau faham?". Hartono bicara dengan sedikit emosi.
Di balik tembok bercat putih , Putri terduduk di atas lantai dengan kaki yang di tekuk , air matanya luruh , telinganya mendengar sendiri perdebatan paman dan bibinya hanya karena dia.
" Hikkss , hiikkss".
>>>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
여보❥⃝•ꨄ︎࿐
Kasihan sekali putri, pgen dech tak beliin kembang gula biar gak sedih lagi...
2022-05-25
1