" Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh " .
" Wa'allaikum sallam warahmatullahi wabarakatuh". Ucap guru begitu bel tanda pulang berbunyi.
Dengan suara riuh nampak anak-anak keluar dari kelas masing-masing dengan wajah yah beragam . Ada yang girang karena selesai mengerjakan tugas sekolah , ada pulang yang nampak lesu mungkin karena tugas PR yang menumpuk.
Putri berjalan dengan santai , binar matanya terlihat senang saat melihat dagangannya terjual habis . Di tentengan nampan kosong dengan riang .
" Put ".
Putri menoleh kebelakang ,sembari menetap bingung.
" Kak Doni". Putri heran ada apa Danu memanggilnya , biasanya tidak pernah sekalipun Danu mau berjalan bersama kecuali.
Brukkk.
" Bawa ini". Danu melempar tas gendongnya , Putri menangkap dengan sedikit terkejut.
" Ini hukuman buat kamu ". Ucapnya lagi sembari berjalan di depannya.
Hhuuffff
Hela nafas Putri berat , mau tidak mau ia harus membawanya . Dengan langkah kecil sampai lah di depan pekarangan rumahnya.
Di letakkan nya nampan kosong di meja dapur , nampak tumpukan piring kotor menghiasi ember plastik yang teronggok di atas lantai tanah yang di alasi papan.
Putri bergegas mengganti pakaiannya , di gantung nya baju seragam di sebelah lemari bajunya , beranjak menuju dapur untuk membereskan rumah . Makan dengan lauk seadanya sudah cukup bagi Putri , selama makanan itu membuatnya kenyang sudah sangat berterima pada bibi nya.
Bibi Farida yang baru saja pulang dari luar , mengantarkan gorengan yang ia titip kna di warung-warung kecil sekitar rumahnya.
" Put ,, Putri". Teriak nyaring bibi Farida memanggil koponakan nya.
Putri yang sedang mencuci baju pun terburu-buru masuk kedalam rumah lewat pintu dapur.
" Maaf Bu ,Putri sedang mencuci baju". Ucap Putri dengan celana panjang yang ia gulung sampai lutut.
" Buatkan minuman untuk bibi , bibi haus sekali". Ucapnya sembari mengibas-ngibas kan kipas bambu di tangannya.
" Kau beli dulu es batu di warung Bu Lena ya ". Imbuhnya lagi sembari memberi uang seribu rupiah pada Putri.
" Cepat , jangan lama-lama , apa kau mengerti".
" Iya ni , putri lahan dulu".
Putri berjalan cepat , matahari yang sudah di atas ubun-ubun membuatnya semakin cepat melangkah , berjalan di bawah pohon-pohon rindang di pinggir jalan.
Dituangnya teh manis ke dalam teko kecil , di tambah es batu yang sudah di pecah kan terlebih dahulu lalu di letakkan di atas meja kayu tepat di depan bibi Farida yang sedang menonton tv dengan suara tawa saat melihat adegan lucu yang di tampilkan.
" Bi , ini tehnya ". Ucap Putri sembari melirik ke arah televisi yang menyala.
" Sedang apa kau di sini , sudah selai mencucinya". Ucap bi Farida ketus.
" Oh ,iy bi Putri mau melanjutkan cucian nya".
Di timba nya air dari dalam sumur , beberapa kali bilasan baju dalam bak besarnya , sesekali Putri menghela nafas untuk menetralkan nafasnya yang terengah , cucian yang sudah bersih ia pindahkan ke wadah bersih disisi nya. Dengan sisa tenaga yang ada putri mengangkat sedikit demi sedikit ke arah jemuran yang menggantung di sebelah sumur tepat di belakang pekarangan rumah.
" Ahh , allhamdulillah, selesai juga". Ucap Putri saat semua pakaian basah sudah menggantung di bawah terik matahari.
Di lanjut dengan menyusun baju yang sedari pagi sudah di tinggalkan , baju yang sudah tersusun rapi di dalam lemari , harus ia susun ulang karena ulah Danu yang mencari alat sekolah nya.
Hela nafas Lala begitu berat , semua pekerjaan di dalam rumah harus ia yang menyelesaikan . Tidak ada yang memberi pengertian untuk nya , sekedar untuk belajar kelompok pun sangat lah susah . Tidak jarang juga teman-teman nya yang datang menjemput nya , hanya untuk meminta izin pada bibi Farida . Namun sayang usaha mereka gagal dengan alasan .
" Putri ada kerjaan , jadi tidak bisa ikut dengan kalian , lain waktu saja ya jika tidak sedang repot".
Putri merasa tidak enak pada temannya yang ingin membantunya, tapi apalah daya , Putri gadis kecil yang menumpang hidup pada paman dan bibinya harus sadar , jika tidak menurut dimana lagi ia akan tinggal.
Sekali lagi Putri menegaskan pada dirinya sendiri .
" Kau bukan putri mereka, jadi menurutkan kamu agar tidak di buang seperti orang tua mu membuang mu". Ucap Putri dalam hati sembari menghela nafas yang terasa begitu berat.
" Maaf teman-teman , hari ini putri belum bisa ikut". Ya itu yang bisa Putri sampaikan pada teman yang sudah bersusah payah mendatanginya .
>>>>>>
Maaf ya buat semua , cerita Putri harus tertunda sebentar . Sesekali ttp di cek kok , soalnya masih fokus sama cerita sebelah plus kesibukan di Dunia nyata emak author 🙏🙏
Salam sayang 💌 semoga harimu menyenangkan 🥰
tertanda : Mama kecil ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments