Tidak ada tanggapan nampak Ibu Indah mencari siapa kira-kira yang akan dia tunjuk untuk maju dan memecahkan soal yang tertera di papan tulis.
" Baik , tidak ada yang mau membantu Danu sepertinya , ibu akan menunjuk salah satu dari kalian , ibu beri waktu lima menit , untuk kalian mengerjakan terlebih dahulu".
Ucap ibu indah lalu duduk sembari memegangi buku absen .
*****
Dengkusan nafas kesal terdengar dari hidung Danu , sedikit memonyongkan bibirnya , kesal pasalnya tidak ada yang mau mengerjakan tugas yang sudah di tertera di papan tulis.
Lima menit berlalu , Ibu Indah kembali membenarkan kaca matanya , di lihat dari kursi paling ujung , seolah-olah sedang serius mengerjakan namun itu hanya untuk mengelabui guru agar namanya tidak terpanggil. Tidak ada pilihan lain , Ibu Indah menyebutkan satu nama yang memang sudah tahu jika dia bisa mengerjakan soal dengan benar.
" Putri Qadriyya " . Ucap Bu Indah.
" Ya Bu". Putri menjawab lalu menegakkan pandangan sembari mengacungkan jari telunjuk tangan kanannya.
" Maju nak , coba kerjakan ini dan jelaskan bagaimana cara memecahkan nya". Ucap Bu Indah sembari menyodorkan kapur putih dari tangannya.
Putri berjalan sembari menoleh ke arah Danu, senyum sinis terlihat dari lekukan bibir yang di naikan sebelah .
Putri mengerjakan dengan cepat , tangan dan otaknya tampak begitu cekatan untuk menghitung bilangan-bilangan yang sudah hampir selesai . Tidak membutuhkan waktu lama Putri telah selesai .
" Sudah Bu". Ucap Putri sembari menaruh kapur ke atas meja.
Ibu Indah bangkit lalu mengoreksi jawaban yang Putri berikan , tampak senyumnya mengembang , pertanda putri benar dalam mengerjakan soal.
" Bagus , bisa kamu jelaskan nak ".
Putri mengangguk lalu mengambil penggaris kayu panjang untuk menunjuk angka-angkat yang sudah ia tuliskan.
Penjumlahan Pecahan Campuran.
Dua satu per dua ditambah satu dua per tiga sama dengan lima per dua , didapat dari dua di kali dua di tambah satu sama dengan lima , dua nya tetap mengikuti dari bawah . Ditambah lima pertiga , satu di kali tiga di tambah dua.
2.1/2 + 1.2/3 \= 5/2 + 5/3.
\= 15/6 + 10/6
\= 25/6
\= 4.1/6
Di peroleh dari , lima di kali tiga \= lima belas , per enam didapatkan dari dua di kali tiga. begitu juga dengan sepuluh per enam . Lima di kali dua \=10 per enam .
lima belas di tambah sepuluh \=25 per enam menurun. Dua lima di bagi enam hasilnya empat . Empat di kali enam \= dua empat di kurang dua lima \= 1. Hasilnya 4.1/6
Putri menjelaskan dengan sangat detail , dimana setiap angkat yang ia dapatkan sangat mudah untuk di fahami.
Tepuk tanganpun di berikan untuknya. Semakin iri , Danu menatap tidak suka ke arah Putri . Putri menunduk saat pandangannya beradu pada tatapan membenci dari Danu.
Ibu Indah mendekat lalu mengusap kepala Putri bangga. Di lihatnya Danu yang menunduk namun matanya melirik tajam.
" Danu , kamu boleh duduk , berterima kasihlah pada Putri , jika bukan karena dia , kamu belum bisa duduk". Ucap ibu Indah sembari duduk ke kursinya.
" Terima kasih Putri". Ucap Danu terpaksa.
" Iiyaa sama-sama kak". Ucap Putri terbatah.
Satu jam setengah berlalu , jam istirahat pun tiba saat bel berbunyi untuk kedua kalinya . Semua siswa-siswi nampak membubarkan diri menuju kantin . Riuh sudah menjadi pemandangan biasa , dari kelas satu sampai kelas enam nampak berbondong-bondong untuk membeli makanan , namun tidak dengan Putri , yang memilih untuk tidak beranjak dari kelasnya , uang yang di berikan bibi Farida di simpannya sebagai tabungan , takut-takut jika ia ingin membeli sesuatu yang sangat mendesak.
Di bukanya bekal dengan daun pisan , nasi putih dengan lauk sambal tempe yang sudah dingin ,air putih dalam botol plastik yang terlihat sudah lusuh karena setiap hari ia gunakan.
Di suap nya menggunakan sendok yang sudah tidak lurus lagi gagangnya , namun tidak menghilangkan rasa nikmat dari bekal yang ia bawa.
Brakkk.
Gebrakan meja cukup kuat mampu membuat Putri sedikit tersedak.
" Uhuk uhuk". Putri terbatuk lalu menenggak air dlm botol hingga menyisahkan setengah .
" Kak Doni". Ucap Putri.
" Kamu sengaja ya tidak memberi jawaban untuk ku , kamu sengaja ingin melihatku di hukum ?". Ucap Danu dengan suara garang.
" Bukan begitu kak, tadi memang Putri belum menyelesaikan nya". Jawab Putri jujur .
" Halah , alasan saja kamu , bilang saja kamu suka melihat ku di hukum".
" Awas saja kamu". Ucap Danu lalu pergi meninggalkan Putri.
Putri mengusap pipinya yang basah ,teriakan Danu mampu membuatnya menangis tanpa suara. Di rapinya kehidupan yang ia jalani , terkadang Putri merasa sangat lelah , iri pun juga terasa saat melihat teman-teman sebayanya hidup rukun bersama keluarganya.
Pikiran-pikiran buruk pun tidak luput dari otaknya .
Ingin sekali rasanya pergi jauh , namun kemana ia harus melangkah. Mengharapkan kedua orang tuanya datang ? Sungguh mustahil untuknya saat ini.
Berdoa dan bersabar adalah cara satu-satunya untuk Putri terus bertahan , entah sampai kapan tersiksa dengan keadaan ,hanya tuhan yang bisa menentukan .
*******
Next ya >>>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments