"Baik mas, mas mau coba?" tanya Aira menawarkan salad buah kepada Raka.
"Nanti saja, saya mau ke atas mandi dulu," kata Raka pergi meninggalkan mereka.
"Oma minta saya," kata mama Raka menghampiri mereka.
"Ini oma, bunda buatnya enak banget," sahut Nathan.
"Raka sudah pulang nak?" tanya mama.
"Sudah mah, barusan mas pulang, sekarang lagi istrirahat di kamarnya."
"Kamu yang sabar ya, Raka sebenarnya anak yang baik, sejak Dinda meninggal sifatnya menjadi seperti itu, susulah dia nak siapkan air hangat untuknya, biar Nathan bersama mama," ucap mama Raka.
"Tapi mah," kata Aira terputus.
"Sudahlah naik nak, mama tahu kalau kamu mulai menyukai Raka, maka perjuangkanlah dia, mama akan mendukungmu, Nathan sudah banyak menyukaimu dia tidak ingin berpisah denganmu," kata mama Raka mengelus punggung Aira.
"Pertahankan rumah tanggamu, perjuangkan cintamu nak," tutur mama Raka kembali.
"Baik mah, terimakasih mama mau menerima Aira," kata Aira sambil memeluk mama mertuanya.
"Jangan bicara seperti itu, kamu yang sabar nak, pasti kamu akan bahagia."
Mendengar ucapan sang mama mertua yang mendukungnya ia menjadi lebih semangat untuk mempertahankan rumah tangganya, Aira segera menyusul Raka keatas.
Tangan Aira bergetar saat memenggang gangang pintu kamar Raka, ia takut campur gerogi. Aira menciba mengambil nafas dalam-dalam lalu memghebuskan dengan mulutnya untuk mengatasi rasa gugup dan takutnya.
Aira melihat Raka duduk ditepi ranjang sambil memainkan ponselnya ia masih mengenakan baju kerjanya, ia segera ke kamar mandi mengisi bathup dengan air hangat.
Setalah itu Aira menghampiri Raka memberanikan diri untuk memulai percakapan terlebih dulu.
"Mas, sudah Aira siapin air hangatnya, jika mas mau mandi," kata Aira jongkok lalu ingin melepas sepatu Raka.
Melihat apa yang Aira lakukan, Raka langsung mengangkat kakinya lalu berdiri.
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Raka.
"Saya mau melepaskan sepatu kamu mas, biar saya melakukannya," jawab Aira.
"Tidak perlu biar saya sendiri melakukannya, kamu juga ngak perlu menyiapkan air hangat buat saya," handrik Raka berdiri menuju kamar mandi.
Setelah kepergian Raka, Aira menangis sesegukan ia segera berlari ke balkom, ia duduk dilantai sambil memenggang lututnya menangis.
Apa tidak ada kesempatan buatku mas? Apa aku tidak pantas di cintai? Apa hidupku tak berhak bahagia? Kenapa aku mulai mengenal cinta tapi orang yang ku cintai tak mau memandang juga menghargai cintaku gumam lirih Aira.
Aira menanggis tanpa terasa ia hingga ketiduran di balkom dengan bersimpuh dilututnya.
Raka keluar dalam dari kamar mandi, melihat Aira tidak ada, ia berfikir mungkin ia sedang kebawah menemani Nathan.
Tok ... Tok ...
"Tuan muda, makan malam sudah siap? Tuan dan nona disuruh turun untuk makan malam dulu sama nyonya." Pelayan berbicara dibalik pintu kamar Raka.
Raka yang sedang mengeringkan rambutnya mengunakan hair drayer, sambil mendengar ucapan sang pelayan. Dimana dia kalau dia tidak ada dibawah gumam Raka.
Raka melirik pintu balkom terbuka, ia mencoba menutup pintu, tetapi pandangnya teralihkan melihat sosok seseorang sedang duduk dilantai bersandarkan dinding yang ketiduran.
Raka mengoyangkan pelan tubuh Aira, membangunkannya untuk makan malam tidak mungkin ia meninggalkan begitu saja karena mamanya akan curiga dan memarahinya.
"Hai ..., bangun," hardik Raka.
"Kamu! Bangun," hardik Raka kembali mengoyangkan tubuh Aira kembali.
Aira mengerjapkan matanya, mengusap matanya menghapus sisa air matanya, "Maaf mas, saya ketiduran," ucap Aira berdiri.
"Sudah ditunggu mama sama papa dibawah untuk makam malam." Kata Raka melihat mata Aira yang sebam, ia hanya melihat sekilas lalu pergi.
****
Setelah kejadian tadi malam Aira tidak pernah putus asa, ia tetap mencoba menjadi istri yang baik, ia tetap mencoba menyiapkan setiap keperluan Raka. Kini ia menyiapkan kemeja juga jas Raka, serta dasi juga sepatu kerja Raka.
"Mas, sudah Aira siapakan airnya, ini baju mas untuk ke kantor nanti." ucap Aira menujukan kemeja yang telah ia gantung di dekat meja rias.
"Sudah saya bilang, saya bisa menyiapkan keperluan saya sendiri," hardik Raka.
"Saya hanya menjalankan tugas saya sebagai istri mas, mungkin setelah ini saya tidak akan menyiapkan keperluan mas lagi, biarkan saya menjalankan tugas saya yang hanya tinggal lima bulan. Biarkan saya tak terlalu banyak dosa yang durhaka tidak mengurus suami dengan baik," kata Aira.
"Tidak perlu, cukup kau urus Nathan saja."
****
Di meja makam
Semua keluarga berkumpul di meja makan untuk menikmati sarapan pagi bersama setelah itu Aira dan Nathan akan kembali kerumah Raka.
"Aira, masa depan kamu masih panjang, umur kamu juga masih 19, kuliahlah nak," kata papa Raka.
"Iya nak, pendidikan itu penting, kamu juga masih muda agar kamu punya wawasan yang luas," sahut mama Raka.
"Tidak perlu mah, pah, Aira begini saja, nanti jika Aira kuliah kasihan Nathan tidak ada temannya, Aira tidak tega jika Aira bersama baby sitter," ucap Aira.
"Jika kamu kuliah, Nathan biar sama mama, jangan buang sia-sia masa mudamu nak," tegas mama Raka.
"Tidak perlu kuliah mah, dia itu hanya anak pondokan, biarkan dia hanya mengurus Nathan saja," hardik Raka.
"Raka, biarkan dia kuliah," tegas papa.
"Aira tidak perlu kuliah, pah, mah," sahut Aira lagi.
"Sudah, kamu tetap kuliah nanti mama yang akan mengantar kamu mengurus semua pendaftarannya di kampus yayasan milik kita," kata mama Raka.
"Bunda harus kuliah, biar pintar, tidak di bodohi sama papa," kata Nathan menatap sinis sang papa.
Pov Nathan
Nathan sangatlah cerdas dan jenius di usia 2 tahun, ia sudah berpikir seperti anak dewasa, ia juga mengerti setiap arah pembicaraan orang dewasa. Nathan juga cepat tanggap di lingkungan sekitarnya.
"Apa kamu bilang Nat," tanya Raka pada anaknya.
"Iya pah, biar bunda pintar, terus bunda jadi seorang pengusaha gambar-gambarnya," ketus Nathan.
Mendengar ucapan Nathan oma sama opanya tertawa dengan perkataan Nathan yang menjafi pengusaha gambar.
"Terserah kalian saja, Raka pamit sudah siang," pamit Raka berangkat ke kantornya.
***
Kini mama Raka, Aira juga Nathan sudah sampai di kampus di kota XX, mereka berjalan menuju ruang dekan untuk menyerahkan persyaratan untuk pendaftaran Aira.
Tok ... Tok ...
"Masuk, wah nyonya Mia silahkan masuk nyonya," sapa Pak Anwar.
"Terima kasih pak," ucap mama sambil tersenyum.
"Ada keperluan apa yang membuat nyonya besar datang kesini sendiri?" tanya Pak Anwar.
"Saya kesini ingin mendaftar menantu saya kuliah, perkenalkan namanya Humaira Azzahra," kata mama memperkenalkan Aira.
"Aira pak," sapa Aira berjabat tangan dengan pak Anwar.
"Mau ambil jurasan apa nona muda?" tanya pak Anwar.
"Panggil Aira saja pak, saya mau ambil jurusan desain produk," jawab Aira.
"Kenapa ngak desain fasihon saja nak, kamu kan perempuan biasannya menyukainya?" tanya mama.
"Tidak mah, Aira lebih suka desain produk saja di jurusan ini Quipperian akan ketemu dengan mata kuliah Ergonomi desain, prinsil rekyasa produk, pemodelan digital, desain produk gaya hidup, desain produk lingkungan dan masih banyak lagi mah, jika Aira ambil ini peluang bisnis sangat banyak," kata Aira menjelaskan kepada mamanya.
"Baiklah, mama terserah kamu saja yang terpenting kamu bahagia nak,
****
Hari ini pertama kali Aira kuliah, Aira berjalan menuju kelasnya, Aira susah ketinggalan mata pelajaran selama dua bulan.
Aira duduk di bangku paling pojok menunggu sang dosen datang untuk mengajar, selama menunggu Aira menfaatkan waktunya untuk mendesain produknya agar ia mendapatkan pundi-pundi uang untuk membiaya kuliahnya kelak ia tidak mau merepotkan mama mertunya atau pun suaminya.
"Kamu anak barunya, saya tidak pernah melihatmu?" tanya Nia.
"Iya saya anak baru, ini pertama kali saya kuliah, perkenalkan saya Aira," sapa Aira.
"Aku Nia, wah gambar kamu bagus banget," ucap Nia.
"Kamu bisa saja, apa kita bisa jadi teman? Saya tidak punya teman mau kah kamu jadi teman saya?" tanya Aira.
"Mau, saya juga tidak banyak memiliki teman," sahut Nia.
"Selamat pagi semua?" sapa Dosen killer yang baru saja masuk.
"Pagi pak," jawab semuanya.
Siapa wanita duduk di ujung pojok itu, rasanya saya tidak pernah melihatnya, cantik sekali dia dengan hijabnya guman dosen killer.
****
Terimakasih ya sudah mau membaca smg tidak bosan ya jgn lula tekan tombol love.... juga jempol...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
LES TARI
ke tuwek en visualnya thor,mosok 19taun koyo ngono
2022-11-24
0
Yunita Uni
ceritanya bagus Thor,, sehat selalu dan tetap semangat berkarya
2022-11-07
0
Romi Yati
yaahhh g asyik deh klo yg bucin duluan aira nya
2022-10-29
0