Kini Aira sedang beristirahat di kamarnya sambil mencoret-cotet kertas membuat desain gaun, tak butuh waktu lama Aira telah membuat satu desain gaun yang terkesan mewah. Aira membuat tiga desain sambil menunggu Nathan selesai bermain dengan papanya.
Merasa tangannya lelah ia menyudahi mengambarnya, ia membersihkan diri, lalu merebahkan dirinya diranjang hingga akhirnya ia terlelap dalam mimpinya.
Ia mendengar bunyi adzan dalam ponselnya ia segera bangun, ia melihat jam di dinding sudah menunjukan pukul 4, ia segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu ia shalat azhar terlebih dahulu sebelum turun untuk memandikan Nathan.
Selesai shalat ia segera memakai hijabnya lalu menuju kamar Nathan untuk memandikannya, ia membuka kamar Nathan ternyata ia sedang terlelap bersama Raka disampingnya yang juga terlelap tidur dirajang size itu bersama dengan mainan baru yang ia beli tadi pagi.
Aira menutup pelan-pelan pintunya agar meraka tidak tergangu tidurnya. Ia segera turun ke dapur untuk menyiapkan makan malam mereka. Kini Aira sedang memasak oppor ayam, berserta rica-rica. Aira tidak terlalu banyak tahu tentang kesukaan Raka maka ia memasak apa yang sedang ia inginkan serta kesukaan Nathan. Sejak mereka menikah Raka tidak pernah makan dirumah juga tidak pernah merasakan masakan Aira.
Raka terbangun dari tidurnya setelah mencium bau masakan yang sangat nikmat seperti bau masakan almarhum istrinya dulu, Raka langsung menuruni tamgga melihat apa itu memang bau dari dapur atau itu hanya halusinasi karna ia sedang merindukan almarhum istrinya.
Raka berdiri ditengah-tengah tangga melihat Aira sedang memasak, ia segera menaiki tangga kembali ia tak ingin jika Aira melihat dirinya maka ia akan menjadi besar kepala pikir Raka.
Setelah satu jam Aira berkutat dengan peralatan dapur kini selesai juga, Aira menyiapakan semuanya di meja makan.
Aira kembali menuju kamar Nathan melihat anak kesayangan sudah bangun atau belum. Ia membuka pintunya pelan-pelan agar tidak membuat terkejut mereka yang di dalam. Aira tidak ingin Raka marah kembali karena dengan sikap cerobohnya.
Aira melihat Nathan hanya sendiri yang masih terlelap ia membiarkannya, lalu ia membersihkan main-main yang berserakan di lantai. Setelah selesai ia membaringkan tubuhnya disamping bocah gembul lucu itu.
"Sayang, bunda sangat menyayangimu, hanya kamu yang membuat bunda bertahan dirumah ini," ucap Aira tanpa sengaja butiran air menetes di kedua pipinya.
"Bunda harap kamu juga menyayangi bunda seperti bunda menyayangimu, hanya kamu, nenek dan kakek yang mencintai bunda apa adanya, hidup bunda tak seindah apa yang bunda bayangkan. Dulu bunda selalu berdoa memiliki keluarga yang bahagia, mempunyai pendamping yang mencintaiku tapi itu hanya mimpi," ucap Aira kepada Nathan yang masih terlelap tidur dengan menghapus butiran air matanya, hanya Nathan lah tepat ia bercerita keluh kesahnya walaupun bocah gembul itu belum mengerti apa yang ia katakan.
Raka telah selesai mandi awalnya ingin membangunkan Nathan karena hari sudah mulai gelap, ia urungkan niatnya melihat Aira rebahan diranjang sambil bercerita keluh kesah hatinya. Hingga akhirnya ia bersembunyi di balik pintu mendengar setiap perkataan yang Aira ucapkan.
"Maafkan aku jika membuatmu bersedih, tapi dihatiku tidak pernah ada cinta buatmu, jika sudah tepat waktunya akan ku biarkan kamu bahagia dan akan aku ceraikan kamu," kata Raka dalam hatinya.
Nathan mengerjap-ngerjapkan matanya lalu membuka matanya, "Papa hiks ... hiks ..." kata Nathan dengan menangis mencari Raka.
"Sayang, sudah bangun ya, bunda disini anak bunda," kata Aira mencium pipi gembul Nathan.
"Nathan mau sama papa," renggek Nathan.
"Mandi dulu ya sayang, habis itu kita mencari papa," ucap Aira mengendong Raka lalu di dudukkan di pangkuannya.
"Ngak mau," renggek Nathan yang masih menangis ingin bersama papanya, karena sejak Raka menikah dengan Aira, Raka tidak pernah bermain bersama ia berangkat pagi dan pulang malam hari hingga Nathan merindukan sosok papanya.
"Bunda janji, nanti setelah Nathan mandi, sudah tampan Nathan main lagi sama papa," kata Aira membujuk Nathan agar mau mandi.
"Hore, hore, tapi janji ya bunda kita mainnya bertiga," ucap Nathan kegirangan.
"Janji, sudah ayo mandi sayang," kata Aira mengendong Nathan ke kamar mandi.
Wanita itu selalu bisa saja membujuk Nathan andai kamu masih ada pasti hidup kita akan bahagian sayang, Nathan pasti akan lebih bahagia dari ini batin Raka.
Setelah dibujuk oleh Aira akhirnya Nathan menurut apa yang Aira ucapkan. Nathan telah selesai dengan mandinya, Aira memberikan minyak telon pada tubuh putih mulus Nathan dibalurkan ke bagian dada, perut, punggung dan telapak kaki mungil Nathan agar tubuhnya tetap terjaga kehangatnya. Aira membalurkan baby powder dibagian lipatan kulit leher, paha dan ketiak Nathan lalu ia memakaikan pampers dan kini memakaikan baju lucu pada anak kesayangannya.
"Anak bunda sudah tampan ya," kini Aira mengendong Nathan menuju kamarnya mendudukkan di sofa dengan mainan di dekatnya. Kini Aira melakukan shalat magrib lalu menganti pakainya lalu sedikit berdandan.
Aira berdandan dengan make up seadanya, ia ingin suaminya melihat dirinya, walaupun ia menikah karena dijodohkan ia punya prinsip hanya menikah sekali dalam hidupnya, ia akan mencoba menjadi istri yang bertanggung jawab dengan kewajibannya walaupun Raka tidak pernah meliriknya.
Aira menuruni tangga dengan mengendong Nathan ke meja makan, setelah sampai di lantai dasar ia menurukkan Nathan, hingga Nathan berlari menuju papanya yang sedang memainkan ponselnya.
"Papa, Nathan sudah tampan," ucap bocah gembul itu.
"Wah, anak papa pintar ya," kata Raka mencium kening Nathan lalu mengacak-ngacak rambutnya.
"Stop pa!" ucap Nathan menghentikan papanya yang telah merusak penampilannya.
"Kenapa?" tanya Raka menyipitkan matanya.
"Rambut Nathan jadi berantakkan," hardik Nathan.
"Sudah sayang, bunda benerin lagi, ayo kita makan malam dulu, Nathan kan belum makan. Bunda buatin oppor ayam kesukaan kamu lo," ucap Aira jongkok di depan Nathan.
"Beneran bunda," tanya Nathan ragu.
"Iya, ayo! Tuan ayo kita makan malam dulu," ajak Aira kepada Raka.
Raka pun akhirnya mengikuti mereka menuju meja makan. Raka melihat hidangan di meja makan teringat masakkan almarhum istrinya. Dia selalu membuatkan rica-rica ayam buat Raka, ia juga membuatkan oppor untuk dirinya karena ia sangat menyukai oppor ayam. Tidak salah jika Nathan menyukainya mungkin itu sifat menurun dari ibunya.
Aira mendudukkan Nathan di sebelahnya. Aira Untuk pertama kalinya Aira mengambilkan Nasi untuk sang suami, "Tuan, ingin makan dengan apa?" tanya Aira ragu-ragu juga takut jika yang ia lakukan salah.
"Sama rica-rica saja," jawabnya singkat.
"Bunda cepetan Nathan juga lapar, Nathan sama oppor itu tapi ayamnya yang sayap ya bunda," rengek Nathan.
Aira mengambilkan nasi berserta rica-rica ayam ke suaminya lalu ia menungkan air putih ke dalam gelas sang suami.
"Iya sayang," Kini Aira ganti mengambilkan nasi untuk Nathan lalu menyuapinya.
"Kamu tidak makan," tanya Raka dengan melirik sekilas Aira.
"Ini tuan, saya selalu sepiring dengan Nathan karena selera kita sama. Maaf tuan jika masakan saya tidak sesuai dengan kesukaan tuan, maaf jika rasanya tidak enak," kata Aira dengan menundukkan wajahnya .
Raka mencoba menyuapkan kedalam mulutnya lalu mengunyah merasakan masakan Aira. Rasanya sama persis dengan masakannya, kenapa ia sama sepertimu batin Raka.
Mereka menikmati makan malam dengan canggung dan hening karena ini pertama kali mereka makan malam dalam satu meja setelah menikah.
Ting ... Tong ...
Siapa malam-malam begini datang batin Raka.
"Sebentar sayang, bunda buka pintu dulu ya," kata Aira kepada Nathan.
"Ngak boleh, Nathan masih mau makan," rengek Nathan kepada Aira.
"Biar saya saja, kamu lanjuti makan saja dulu," kata Raka berdiri membukakan pintu.
****
jangan lupa like ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
pelakore ada g neh
2023-06-19
0
Yelva Nora
maaf thor. bukan menggurui.. tapi tuk anak usia 18 bln kok Nathan bicaranya seolah2 usia 5 atau 6 th. kurang sreg dibagian itu 😆😆☺️
2022-12-01
0
Atoen Bumz Bums
capek y thor ngomong cadel terus
2022-11-04
0