Aira membaca secarik kertas yang ditinggalkan Raka untuknya dan selembar uang seratus ribuan untuk ongkos pulang.
Tok ... Tok ...
"Assalamualaikum, apa benar ini rumah Tuan Raka Wijaya." Kata Syila
"Walaikumsalam benar nyonya, apa ada sudah membuat janji dengan tuan?" Tanya pelayan.
Raka yang melihat wajah Aira datang lansung menghampiri, "Saya kira kamu tidak akan datang kesini," kata Raka menatap Aira.
"Saya hanya tak ingin berbuat dosa yang meninggalkan kuwajiban sebagai istri dan pergi meninggalkan suami tanpa izin," kata Aira.
"Suami, saya tidak pernah menganggap kamu sebagai istri, ini kamu baca," handri Raka melempar selembar kertas ke wajah Aira.
Aira membaca tulisan demi tulisan dengan shock tanpa ia sadari air matanya membasahi kedua pipinya, ia segera mengusap air mata di wajahnya ia harus siap menerima ini semua walaupun ke inginan hatinya menikah hanya sekali dalam hidupnya, Aira mencoba memberanikan diri bertanya mungkin kertas ini hanya gurauan saja, "Apa maksud semua ini tuan. "
"Apa kurang jelas tulisan itu? Apa kamu tidak bisa membaca memahami tulisan yang ada disitu?"
"Apak maksud perjanjian ini? Apa bagi tuan pernikahan ini hanya permainan? Kenapa juga tertulis pernikahan ini hanya kontrak dalam satu tahun?" Aira mencoba berbicara lebih tegas, Aira tak mengira kalau pernikahan yang ia anggap sakral dan hanya ia inginkan sekali dalam seumur hidupnya harus seperti ini.
"Karena saya tak pernah menginginkan pernikah ini."
"Kenapa tuan mau menikahi saya kalau anda tidak menginginkan?"
"Karena saya terpaksa menuruti ke inginan papa dan kau hanya sebatas pengganti untuk ibu bagi Nathan, kau juga akan mengurus semua keperluan rumah tangga ini dan menjaga Nathan aku akan membayarmu setiap bulan."
"Apa sehina itu kah aku tuan hingga kau membayar istrimu untuk melaksankan kewajiban sebagai istri dan ibu mengurus anak-anak kita."
"Itu bukan anakmu, kau hanya perlu mengurus dan merawat saja, kau tidur di kamar sebelah kamar Nathan ata semua keperluanMu sudah saya siapkan." Berlalu pergi meninggalkan Aira, "Satu lagi jangan pernah mengurusi pribadi kita kau bebas mau kemana saja setelah urusanmu mengurus Nathan selesai."
*****
Satu bulan pernikahan Aira dan Raka masih sama seperti awal pernikahan. Raka yang berangkat sangat pagi ke kantor pulang dengan larut malam setiap hari begitu terus berganti hingga ia melupakan Nathan.
Merasa kepalanya pusing dan kelelahan Raka pulang lebih awal, ia ingin istirahat dan melihat Nathan sudah hampir satu bulan penuh Raka hanya melihat anaknya sudah terlelap tidur saat ia pulang dari kantor karena ia pulang hampir tengah malam.
Saat Raka melewati kamar Nathan ia mendengar celotehan Nathan dan Aira, ia mendengarkan dibalik pintu.
Di dalam kamar Aira memakaikan baju Nathan dengan telaten, ia memberi minyak keseluruh tubuhnya dan memakaikan bedak serta lotion pada tubuh mungil Nathan. Aira sudah menganggap Nathan seperti anaknya sendiri adanya Nathan ia merasa tak kesepian lagi.
Aira mengajak bicara Nathan walaupun Nathan belum bisa bicara dan mengerti dia hanya tersenyum mendengar suara Aira.
"Anak bunda pintar ya,mandi tidak menanggis."
Aira pun menjawab sendiri menirukan suara seperti anak kecil," Nathan intar nda, antan akan jadi aik."
"Selesai sayang pakai bajunya ayo minum susu dulu anak bunda pintar, nanti besar jadi apa ya." Sambil mencium pipi gembul Nathan.
Aira menyanyikan lagu agar Nathan segera tidur, merasa Nathan telah tertidur pulas Aira ke dapur untuk membuat makan malam.
Aira memasak beberapa menu untuk berbuka puasa. Setelah selesai memasak Aira meletakan ikan, sayur asam dan bubur kacang ijo di meja makan.Tak terasa waktu hampir magrib, Aira bergegas kekamar membersihkan diri dan Shalat magrib sekalian. Aira turun bersama Nathan dalam gendongnya, melirik tv di ruang keluarga menyala melihat Raka sendang menonton acara bola.
"Tuan sudah adzan magrib apa tidak sebaiknya tuan berbuka puasa dulu, saya sudah menyiapkan makan!" Kata Aira sambil memenggangi botol susu Nathan.
"Saya tidak berpuasa hari ini." Jawab Raka, sejak ditinggal istrinya Raka telah banyak berbuat dosa,ia telah lama meninggalkan Shalat lima waktu.
"Jika tidak berpuasa mari kita makan bersama tuan."
"Kamu makan saja dulu."
Aira mendengar jawaban Raka ia bergegas pergi,ia tak mau semakin sakit hati, makan satu meja saja ia tak mau. Sejak perjanjian pernikahan mereka satu bulan lalu baru kali ini ia berbicara lagi dengan Raka walaupun mereka tinggal satu atap.
Aira makan sambil memangku Nathan di pangkuannya, sesekali mengunyah makan sambil mengajak bicara Nathan untuk menghilangkan rasa sesak di dadanya.
Raka hanya melirik sekilas dari ruang keluarga tanpa merasa ingin mendekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Dela Anisa
aktor Raka nya jgan dia Napa tidak cocok .. 😍
2024-11-05
0
Marhaban ya Nur17
lempar ae pake gayung se raka
2023-06-19
0
Evitariani
hadehhh pengen nyentil ginjalnya raka
2022-12-06
0