Setibanya di dalam kamar Raka, Aira melihat sekelingnya kamar yang tak begitu luas dengan desain mewah tapi begitu simple, yang berhadapan langsung dengan pemandang pantai yang indah ditambah lagi saat tidur di atas ranjang dapat melihat pemandang bintang di langit, dengan beberapa hiasa dinding figora berisi foto Raka sejak kecil hingga memasuki masa SMA.
Aira melihat foto Raka saat berusia Dua tahun, wajahnya sama persis seperti wajah Nathan begitu mengemaskan, ia mengusap foto dalam figura itu, jika kita bisa memulai hubungan ini mungkin kita akan bahagia dan banyak miniatur seperti dirimu mas gumam Aira.
Raka melihat Aira memegang fotonya ia lansung merebutnya, "Jangan sentuh atau pegang barangku," hardik Raka.
"Maaf mas." Aira berkata dengan gemetar menundukkan kepala lalu ia segera berlari kekamar mandi.
Aira di dalam kamar menangis sesegukan, menguyur tubuhnya di atas shower menenangkan hatinya. Setelah merasa cukup ia keluar dengan mengunakan jubah mandi keluar ia mencari pakai gantinya yang telah di siapkan oleh mama mertuanya.
Aira membuka satu persatu lemari untuk mencari pakaiannya namun lemarinya hanya penuh berisi pakaian Raka.
(Visual Raka di ganti siwon saja ya biar author halunya makin lancar)
Raka hanya diam mematung melihat tubuh Aira tanpa berkedip, ini pertama kali ia melihat sang istri tanpa mengunakan hijab yang sangat cantik dengan kulit putih mulusnya.
Raka mencoba membuang semua pikirannya tentang Aira mengalihkan pikirannya dengan bermain game di ponselnya agar ia dapat menahan nafsunya tak tergoda melihat tubuh seksi Aira.
Seberapa pun ia menbencinya jika melihat wanita didepannya hanya mengunakan jubah mandi dengan rambut yang di ikat keatas memperlihatkan leher jenjang putihnya setiap laki-laki normal pasti akan tergoda dan menerkamnya.
Aira tidak mendapati baju gantinya, ia mencoba bertanya dengan Raka tetapi ia takut jika ia akan membentaknya kembali, jika ia tidak bertanya ia akan kedingin jika hanya mengunakan jubah mandi yang terbilang sangat pendek itu. Akhirnya ia beranikan untuk bertanya.
"Tuan, apa anda tahu baju ganti saya yang telah di siapkan mama?" tanya Aira.
"Dimeja rias, di dalam paper bag?" Sahut Raka menunjuk paper bag berisi pakaian.
Aira segera mengambilnya berlalu menuju kamar mandi untuk menganti pakainnya. Aira melihatnya dengan melototkan matanya.
Apa ngak salah ini, baju apaan bisa-bisa saya masuk angin, baju kurang bahan begini suruh memakainya guman Aira.
Aira kembali keluar masih dengan jubahnya, "Tuan tidak ada yang lain, selain ini baju kurang bahan ini." Aira berkata serta memenetengkan ligering kepada Raka.
Raka membulatkan matanya melihat itu, pasti ini ulah mama yang merencanakannya agar kami bisa menjadi suami istri seseungguhnya. Mama tahu jika aku tidak dapat menahan hasratku jika sudah melihat tubuh seksi wanita di depanku erang Raka frustasi.
Raka menuju lemarinya mengambil kemeja panjang miliknya dan celana boxer untuk dipakai Aira. Raka tak ingin jika dia keblabasan menyentuh Aira, karena Aira meminta dalam perjanjian tidak akan melakukan hubungan suami istri jika tidak saling mencintai.
"Pakailah ini?" Raka melempar pakaian itu di depan Aira.
Aira segera memungutinya lalu berlari ke kamar mandi. Kini Aira telah memakai pakai milik Raka yang tetap saja terlihat seksi.
Bagaimana ini? celana boxer ini tidak menutupi pahaku, apa ini akan baik-baik saja. Kenapa tadi tidak bawa baju ganti saja? Biarkan saja pasti tuan Raka juga tidak akan menyentuhku dia juga tidak tertarik denganku gumam Aira.
Aira keluar dari kamar mandi lalu duduk di depan meja rias menyisir rambutnya, mengikat sembarang rambutnya keatas. Hingga memperlihatkan leher putih mulusnya tanpa cacat.
Kenapa wanita ini begitu mengodaku, dia tidak tahu apa jika aku ini laki-laki normal yang sudah lama tidak merasakannya. Kenapa dengan melihatnya saja milikku sudah berdiri? Kenapa saat-saat aku mau mencoba dengan Siska tak bereaksi sama sekali? Bisa bahaya jika aku memandangnya terus gumam Raka segera berdiri menuju kamar mandi.
Aira sangat lelah, ia binggung harus tidur dimana. Di kamar Raka hanya ada satu ranjang juga tidak ada sofa, karena sofanya telah di pindah oleh mama Raka. Lantas Aira segera merebahkan dirinya di ranjang yang berukuran tak terlalu besar dengan meletakkan guling ditengahnya.
Raka keluar dari kamar mandi hanya menggunakan boxer dan kaos oblongnya lalu ia merebahkan dirinya di ranjang milihat disampingnya Aira yang telah terlelap.
****
Aira mendengar suara adzan shubuh ingin segera bangun menunaikan ibadah shalatnya, tubuhnya terasa berat seperti ada yang memeluknya ia mulai mengerjapkan matanya mencari kesadaran. Ternyata tangan kekar Raka yang memeluknya, jatung Aira berdetak sangat kencang, ia memandangi wajah tampan suaminya yang tak pernah menganggap dia istrinya.
"Entah sejak kapan aku mencintai mu mas, andai mas memberi aku kesempatan aku akan mencoba membuat mas jatuh cinta denganku," lirih Aira lalu tidak menyia-yiakan kesempatan ia mulai memejamkan matanya kembali hingga terlelap kembali karena kenyamanan pelukan dari orang yang ia cintai.
Raka mengerjapkan matanya lalu dengan terkejut ia segera berlari ke kamar mandi. Kenapa aku bisa memeluknya, untung dia belum bangun. Kalau dia bangun terlebih dulu ditaruh mana mukaku.
***
Aira menghampir sang mama mertua yang sedang membantu bibi menyiapkan sarapan pagi.
"Mah, maafi Aira ya bangun kesiangan," kata Aira membantu membawakan lauk pauk ke meja makan.
"Tidak masalah sayang, mama mengerti kalian juga butuh waktu untuk berdua tidak hanya mengurus Nathan, kamu panggil suamimu untuk sarapan Ra," sahut mama.
Kini mereka telah berada di meja makan, Aira mengambil piring Raka untuk mengambil nasi. Aira begitu bahagia karena ia seperti istri sesungguhnya.
"Mas, mau dengan lauk apa?" tanya Aira.
"Rendang saja," jawab Raka.
"Bunda, bunda Nathan juga lapar," renggek Nathan dengan manja.
"Bentar ya anak bunda."
"Pah, nanti kita menginap di sini lagi ya, Nathan masih kangen dengan oma sama opa," renggek Nathan lagi.
"Tidak kita pulang," hardik Raka.
Mendengar jawaban sang papa Nathan menangis dengan kencang tanpa henti.
Aira segera menenangkan Nathan membujuknya agar tidak menangis lagi.
"Sayang jangan nangis lagi, nanti tampannya hilang," rayu Aira.
"Papa jahat, papa ngak sayang Nathan," teriak Nathan dengan menangis histeris.
Aira segera mengambil Nathan mendudukkannya dipangkuannya. Menenangkan agar tidak semakin kenjang teriaknya.
"Sayang dengerin bunda ya, kita kan kapan-kapan lagi bisa menginap disini lagi, bunda tidak bawa baju sayang, Nathan apa bawa baju ganti hayo ...," tanya Aira sambil memegang kedua pipi gembulnya dengan kedua tangannya.
"Tapi bunda, Nathan masih ingin di sini semalam lagi ya bunda," ucap Nathan sedikit tenang.
"Sayang coba tanya papa dulu ya, jika papa mau kita menginap di rumah oma lagi, tapi jika papa tidak mau kita pulang ya, lusa kita main kesini lagi." Aira mencoba meraju membujuk Nathan agar mau di ajak pulang, sebenarnya ia masih ingin disini karena tinggal disini mungkin hubungnya dengan Raka akan lebih dekat karena Raka tidak akan bersikap dingin jika ada orang tuanya.
"Cuma malam ini saja, besok kita harus pulang." Tegas Raka yang melihat anaknya menjadi kasihan juga tidak tega akhirnya ia mau menurutinya.
"Hore ..., Nathan sayang papa, tapi sayangnya masih banyak sayang Nathan ke bunda," ketus Nathan kegirangan sambil menciumi Aira.
"Kenapa lebih sayang bunda cucu opa ini?" tanya opa penasaran.
"Karena bunda sangat sayang ke Nathan, bunda juga selalu baik ke Nathan, terus tiap hari Nathan selalu di ajari mengaji, belajar juga mengambar bersama kita opa. Opa ... opa ..., bunda itu pintar banget mengambar semuanya," celoteh Nathan bercerita ke kedua oma opanya.
"Nathan mengambar apa sama bunda?" tanya oma.
"Gambarnya bunda sama kayak topi opa itu, kalau Nathan di ajari gambar mobil oma," jawab Nathan.
"Benaran itu Ra?" tanya oma.
"Mungkin hanya kebetulan sama mah," jawab Aira berbohong.
"Beneran oma, gambar itu bagus-bagus nanti kalau oma kerumah Nathan, Nathan tunjukin gambar milik bunda, saya kalau besar nanti ingin seperti bunda."
Raka sangat penasaran dengan gambar yang di maksud anaknya. Apa mungkin lulusan pondok bisa mengambar sebagus itu gumam Raka ingin mencari informasi tentang istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
ini banyak typo atau apa se ???? ko Nathan ngomonge pinter banget yyyy kelas berapa se sekolah nya ???? ngomonge jg udh pake saya
2023-06-19
0
Jastiah Tia
tak lm lg suami aira jd bucin
2023-01-03
0
Dewi Dama
lebih baik jangan artis tampang Indonesia..tapi ganteng...
2022-11-30
0