Tok ... Tok ...
"Assalamualaikum," ucap keluarga dokter Toni.
"Walaiukumsalam wr.wb." Jawab Aira sambil menyalami Dokter Toni berserta istrinya.
"Bagaimana keadaan ayahmu nak Aira, Om kesini ingin memperkenalkan anak om, perkenalkan ini Raka anak om." Kata dokter Toni menunjuk Raka.
Aira dan Raka berjabat tangan, "saya Aira tuan."
"Raka," jawabnya Raka dengan cuek.
Ayah Aira terbangun saat mendengar suara rame, "Eh ada Dokter Toni sudah lama dok, kenapa ayah ngak dibanguni nak ada tamu?"
"Banyak-banyak istirahatlah pak biar cepat sembuh, saya kesini ingin memperkenalkan anak saya pada Aira pak, ini Raka anak saya dan ini Mia istri saya."
"Saya Ahmad." Jawab ayah Aira.
"Pak Ahmad kedatangan saya kesini ingin melamar Aira anak bapak untuk menjadi istri dan ibu dari cucu saya. Bagaimana nak Aira apa kamu bersedia?" Kata Dokter Toni.
"Kalau ayah saya merestui, Aira bersedia Om," kata Aira sambil memadang ayahnya. "Bagaimana ayah, Aira ingin yang terbaik aja, kalau ayah mengizinkan makan Aira akan menerima."
"Nak terimalah lamaran dari om Toni, karena beliau banyak membantu keluarga kita, juga membantu keaembuhan ayah." Kata ayah Aira.
"Kalau begitu acara pernikahan akan kita adakan satu minggu lagi." Kata Dokter Toni.
"Pah tidak usaha mengadakan resepsi yang terpenting ijap kabul saja." Hardik Raka menatap tajam Aira.
"Bagaimana nak Aira apa kamu setuju kalau hanya ijap kabul?" Tanya Dokter Toni.
"Kalau Aira menurut saja om, yang terpenting sah secara agama dan negara dari pada uang dihamburkan sia-sia mending kita kasih ke panti asuhan atau orang yang lebih membutuhkan."
"Raka nanti ajak Aira coba fithing baju buat acara ijap ke butik tante Desi."
"Baik pah." Kata Raka sambil berjalan keluar, "Aira kita pergi sekarang saja."
"Ayah Aira tinggal sebentar ya, assalamualikum." Sambil berlari mengejar Raka yang semakin jauh.
Bruk ... bruk ...
Aira menabrak punggung Raka, "Maaf tuan tidak sengaja, karena ada berhenti tiba-tiba."
"Kalau jalan itu pakai mata kamu." Hardik Raka.
Didalam mobil hanya ada kesunyian tanpa ada yang bicara, Aira sibuk dengan melihat padatnya jalan kota melalui jendela mobil, sebaliknya Raka yang fokus kedepan dengan pengemudinya tanpa melirik sedikit pun wanita di sampingnya.
Sesampainya di butik Raka keluar mobil masuk kedalam butik tanpa bicara dengan Aira. Aira hanya mengekori kemana Raka pergi.
"Nak Raka sudah sampai ya! Mana calon istrimu?" Kata tante Desi.
"Ini tante, perkenalkan ini Aira," jawab Raka.
"Aira tante." Kata Aira sambil berjabat tangan dengan tante Desi.
"Sini Aira coba gaun ini, tadi mama Mia bilang katanya suruh buati gaun untuk ijap kabul, kamu suka ngak dengan yang ini."
Aira mencoba gaun warna putih yang berkombinasi dengan warna pink serta di lapisi dengan manik-manik keemasan membuat gaunnya terlihat sangat mewah.
"Sungguh pintar kamu Ka, cari istri sungguh luar biasa cantik tanpa polesan make up masih terlihat cantik alami." Puji tante Desi.
Raka yang melihat Aira kagum dengan kecantikkan, tetapi hati Raka tidak goyah sedikit pun ia masih menatap dengan kebencian karena di hati Raka hanya ada cinta Dinda istri yang amat sangat ia cintai tetapi takdir memisahkan mereka.
Raka hanya tersenyum kejut menjawab pujian tante Desi.
"Tante bisa saja terlalu memuji saya," jawab Aira sambil tersenyum ramah.
****
Hari dimana pernikahan Raka dan Aira dilaksanakan di hotel bintang lima. Acara ijab kabul mereka hanya di hadiri beberapa keluarga terdekat saja dari keluarga mempelai pria dan wanita karena Raka tak ingin banyak orang yang mengetahui hubungan perjodohan pernikahan mereka.
Saat ini mereka telah berkumpul semua di dalam gedung untuk menyasikkan ijab kabul yang sakral itu.
Ayah Aira menjabat tangan Raka siap untuk melafalkan ijab.
"Saya nikahkan engkau Raka Putra Wijaya bin Toni Wijaya dengan Humaira Azzahra dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan cincin seberat 10 gr dibayar tunai."
Raka langsung menjawab dengan lantang karena ini bukan yang pertama baginya.
"Saya terima nikahnya Humaira Azzara binti Ahmad Sulaiman dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan cincin 10 gr dibayar tunai."
"Gimana para saksi."
"Sah." Jawab semua orang yang ada
Raka langsung memasangkan cincin di jari manis Aira, lalu dengan terpaksa mencium kening istrinya itu sedangkan Aira langsung mencium tangan suaminya.
"Alhamdulilah." Dan mereka semua membaca doa.
Setelah selesai ijab Raka dan Aira berjalan menuju kamar hotel yang telah di siapkan oleh papa Toni untuk menginap satu malam untuk menikmati malam pertama.
Merasa sudah keadaan aman Raka langsung melepas tangan Aira dari lenggannya berjalan duluan menuju kamar. Sampainya dalam kamar Raka langsung merebahkan diri di sofa.
"Kamu istirahatlah, aku akan tidur di sofa."
"Aku saja yang tidur di sofa tuan, tuan di ranjang saja." Aira kekamar mandi membersihkan diri setelah selesai dengan ritual mandinya Aira segera keluar menunaikan shalat, ia melirik Raka telah tertidur pulas disofa, ia tak berani untuk membangunkannya.
Setelah selesai shalat Aira pun merebahkan dirinya di ranjang hingga akhirnya terlelap tertidur. Keesokkan paginya Aira bangun untuk menunaikan shalat subuh tetapi tidak mendapati Raka, ia mencoba mencari di kamar mandi tetapi juga tidak ada entah kemana.
Setelah selesai dengan ritualnya Aira mendapati secarik kertas di atas meja tempat rias.
Aira mulai membaca dan tanpa terasa meneteskan air matanya.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Evitariani
kehaluan author ya, cincin 100gram ₩🤣🤣
2022-12-01
0
Mat Nor
apa lah yg tercatat dlm kertas
2022-11-16
0
Eka Mantoeng
AQ nungguin ciuman MLM prtmnya loh,tapi msih cuek Raka nya ,pdhal klo Uda ehm ,pasti GC mo jauh2 dr istrinya 😁🤪😁😂
2022-11-01
0