Raka berjalan menuju pintu membukakan pintu. Siapa sich malam-malam bertamu batin Raka.
Raka menarik handle pintu, "Mama, papa, kenapa malam-malam datang kesini," ucap Raka kepada kedua orang tua.
"Kamu itu Raka, orang tua datang tidak mempersilahkan masuk malah nanya kenapa datang. Yang jelas kami datang ingin mengunjungi anak dan cucuku," hardik papa Raka.
Mendengar suara opa, omanya Nathan segera turun dari tepat duduknya, berlari menuju sumber suara mencari opa dan omanya. Melihat Nathan berlari, Aira segera mengejarnya, ia takut jika Nathan akan terjatuh.
"Sayang, jangan berlari! Nanti jatuh," ucap Aira langsung mengendong Nathan.
"Oma, opa, Nathan kangen kalian," ucap Nathan turun dari gendongan Aira turun menghampiri mereka.
Umur Nathan belum genap dua tahun tapi ia sudah lancar dalam berbicara, ia juga sudah pandai mencerna ucapan orang dewasa, dia bisa dibilang anak yang jenius di usianya yang masih balita.
Aira langsung menghampiri mertuanya lalu mencium tangan mereka, "Assalamualikum ma, pah. Papa sama Mama sudah makan malam belum?" tanya Aira.
"Waalaikumsalam nak. Kebetulan tadi kami belum makan malam, kami baru saja pulang dari rumah sakit langsung kesini karena kangen dengan Nathan." Kata mama Raka.
"Kebetulan kalau begitu ma, kami sedang makan malam, Aira masak agak banyak mari bergabung mah, pah," ajak Aira kepada mertuanya.
"Wah inikan masakkan kesukaan Raka nak, rica-rica ayam," ucap mama Raka.
Mendengar ucapan mama mertuanya Aira tersenyum karena pertama kali Raka mencoba masakkannya ternyata itu menu kesukaannya jadi ia tidak perlu kecewa.
"Pah, mah mau Aira buatkan minum apa?" tanya Aira.
"Sudah air putih saja nak," ucap mama Raka yang tak mau meropatkan anak menantunya.
"Masakkan kamu enak Aira, papa ngak salah pilih menjodohkan kalian." Kata papa Raka sambil mengunyah makanannya.
Mereka akhirnya selesai makan malamnya kini semua keluarga berkumpul di ruang keluarga kecuali Aira yang masih sibuk membersihkan piring kotor ke dapur.
"Kapan rencana kamu bulan madu? Kalian sudah hampir setengah tahun menikah apa tidak ada rencana?" Tanya papa Raka.
"Iya, kalian bulan madu lah, biar Nathan bersama kami," sahut mama.
"Tidak usah mah, pah, kasihan Nathan jika di tinggal kami," ucap Raka berbohong karena mereka belum saling mencintai.
"Terserah kalian saja, tapi hubungan kalian sudah berjalan dengan baikkan," tanya mama.
"Sudah ma, kalian juga melihat tadikan di meja makan," jelas Raka kepada kedua orang tuanya.
"Kita akan menginap disini malam ini, kami sangat merindukan Nathan, kami akan tidur dengan Nathan malam ini," ucap mama.
"Nathan nanti bobok sama opa juga oma mau ngak?" tanya papa.
"Hore nanti Nathan ada temannya bobok," ucap Nathan kegirangan.
Raka segera berdiri menuju dapur memberi tahu Aira jika orang tuanya akan menginap malam ini, maka mereka harus melakukan sandiwara agar mereka tidak curiga dengan hubungan mereka.
Aira yang sedang mencuci piring terkejut karena tiba-tiba Raka sudah berdiri disampingnya.
"Tuan, ada yang saya bisa bantu?" Tanya Aira ke Raka.
Raka langsung menbukam mulut Aira dengan tangannya agar orang tuanya tidak mendengar.
"Jangan panggil tuan, panggil mas nanti mama sama papa curiga, satu lagi nanti malam kamu tidur di kamarku?" ucap Raka.
"Tidak tuan, biar saya dengan Nathan saja."
"Sudah ikuti saja, kamu baca kan isi kontrak jika kamu harus menuruti perkataanku, mereka akan menginap disini," kata Raka menjelaskan ke Aira.
"Dan kamu jangan panggil tuan di hadapan mereka, hingga kamu lupa maka saya akan memberi pelajaran ke kamu," ucap Raka kembali dengan memberi penekanan.
"Baik tuan eh mas," ucap Aira.
"Sudah malam, kita bobok yuk cucu oma," ajak mama Raka kepada Nathan.
"Baik oma," kata Nathan berlari meminta gendong opanya.
"Kamu istirahatlah sudah malam besok kamu harus ke kantor," ucap papa raka ke Aira juga Raka.
****
Raka dan Aira berjalan menaiki tangga menuju kamar raka.
"Ingat, kamu malam ini tidur di kamar saya karena ada mama sama papa," ucap Raka mengingatkan Aira.
"Iya tuan, saya akan shalat isya terlebih dahulu, lalumenganti baju nanti saya akan ke kamar tuan," kata Aira dengan menundukkan wajahnya.
Setelah selesai Aira segera menuju kamar raka di depan pintu kamar Raka, Aira sangat gugup harus berbuat apa nanti, karena ini pertama kalinya mereka satu kamar setelah menikah.
Aira membuka handle pintu kamar raka pelan-pelan ia tak takut jika Raka telah tertidur maka ia akan mengganggu tidurnya.
Raka yang sedang di kamar duduk di sofa dengan memainkan ponselnya, memeriksa berbagai email pekerjaan di kantor karena ada sedikit masalah terhadap kliennya yang tidak suka dengan desainernya.
Aira membuka pintu alangkah terkejutnya melihat pemadang kamar sang suami yang masih terpapang pigora sangat besar foto pengantin sang suami dengan almarhumah istrinya, di setiap seluruh sudut kamarnya berisi foto mereka.
Jatung Aira merasak sesak, ia ingin meneteskan air mata tapi ia mencoba menahan agar tidak terlihat lemah, mencoba menghibur dirinya sendiri jika ia hanya istri kontrak dari perjodohan orang tuanya. Hanya dia anggap sebagai pengasuh anaknya.
"Permisi tuan," ucap Aira mencoba untuk tegar.
"Kamu sudah datang, kamu tidurlah di ranjang biar saya tidur di sofa," ucap Raka kepada Aira.
"Tidak tuan, ini kamar tuan, sebaiknya saya saja yang disofa biar tuan di ranjang," ucap Aira pelan dengan wajah menunduk menahan rasa sakit di hatinya.
"Terserah jika itu mau mu," hardik Raka menuju ranjang merebahkan dirinya.
Kini Aira mencoba memejamkan matanya agar terlelap tetapi tetap saja tidak bisa, ia mencoba banyak-banyak dzikir tetap saja teringat pemandang di kamar ini membuat hatinya semakin sesak.
Kini Aira menuju balkom dengan membawa dua buku yang ia bawa, memang ia segaja membawa buku gambar dengan Al-Qur'an ia takut jika ia tidak akan terbiasa tidur dengan suaminya. Ternyata yang ia bayangkan memang benar ia tidak bisa terlelap tidur karena merasakan sesak di dadanya.
Aira menyibukkan dirinya dengan mengambar desain bajunya dengan pemandangan bintang di langit untuk melupakan sakit hatinya. Entah sejak kapan ia mulai menyukai Raka, mungkin karena ia terbiasa hidup denganya selama hampir setengah tahun. Awalnya ia mencoba pelan-pelan medekati sang suami agar bisa melihatnya dan mencintainya mempertahankan rumah tangganya. Namun setelah melihat pemandangan kamar ini ia mencoba menghapus cinta yang tumbuh dihatinya.
Aira sangat menyesali hidupnya, mengapa ia pertama kali jatuh cinta kepada suaminya yang tak pernah melihat dirinya sedikit pun.
Setelah selesai mengambar ia mulai jenuh hingga akhirnya ia membaca Al-Qur'an tanpa terasa ia tertidur dengan memeluk kitab Allah yang menenangkan hatinya.
Raka terbangun merasa dirinya haus ia meneguk segelas air yang ada di meja samping ranjangnya, ia menoleh ke arah sofa tidak mendapati Aira disana, lalu ia melihat lampu balkom menyala, Raka segera menghampiri melihatnya.
Raka mencoba membangunkan Aira, ia melihat selembar buku dengan gambarnya. Pintar juga ia mengambar batin Raka lalu meletakkannya di meja.
"Hai bangun, kamu mau membuat orang tuaku memarahiku karena tidak bisa menjagamu ya," handrik Raka mengoyangkan tubuh Aira.
Aira merasa tubuhnya ada yang mengoyang-goyangkan ia mencoba membuka mata lalu mengercap-ngercapkan matanya, mengusap matanya dengan tangannya untuk memulihkan kesadaranya.
"Maaf tuan saya ketiduran di sini," kata Aira dengan menguap karena ia baru terlelap setengah jam yang lalu, kini jam telah menunjukan seperempat pagi.
"Masuklah, kamu tidurlah di ranjang, biar saya yang di sofa," ucap Raka masuk kembali ke kamar lalu merebahkan dirinya di sofa.
****
Aira mendengar adzan subuh ia segera bangun, melakukan rutinitas paginya mandi lalu menjalankan ibadah shalat. Setelah itu ia turun menuju dapur untuk mempersiapakan sarapan untuk mertuanya.
Aira membuat nasi goreng udang, serta ayam penyet, kini ia telah menyajikan menu pagi hari di atas meja. Serta membuatkan secangkir teh hijau untuk mamanya, secangkir kopi untuk Raka juga papanya. Ia juga membuatkan susu untuk Nathan.
Nathan berlari menghampiri Aira yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi berteriak-teriak memanggil bundanya karena jika ia bangun dari tidurnya selalu Aira yang pertama kali ia cari.
"Bunda, hiks .... hiks ...," kata Nathan dengan menanggis sesegukan dengan masih mengunakan pampers berlari menuju Aira.
Aira segera menangkap tubuh gembul Nathan, "Anak bunda kok masih belum pakai baju," katanya dengan memberi ciuman di kanan kiri pipi cabi Nathan.
"Hiks ... hiks ..." Nathan masih menanggis dengan mengalungkan tangannya ke leher Aira.
"Nathan ngak mau jika oma yang memakaikan bajunya, itu tadi oma saja membujuk biar oma mandi dengan membelikan mainan baru," ucap oma atau mama Raka.
"Ayo anak bunda pakai baju dulu biar ngak masuk angin juga tambah tampan sayang," ucap Aira mencubit hidung Nathan.
Mama serta papa Raka hanya terdiam melihat kedekatan Aira dan Nathan. Ia melihat pancaran tulus kasih sayang yang Aira berikan kepada cucunya. Ia merasa beruntung mendapatkan menantu yang bisa menyayangi cucunya walaupun ia bukan ibu kandungnya malah ia menyayangi melebihi itu.
Mereka kini berkumpul menikmati sarapan pagi yang telah disiapkan Aira dengan mendengar celotehan Nathan yang mengemaskan.
"Mama sama papa akan pulang sekarang?" tanya Raka.
"Kamu mengusir orang tua mu?" tanya papa Raka.
"Bukan begitu pah, apa papa tidak kerumah sakit?" jawab Raka.
"Papa akan kerumah sakit, tapi mama akan disini, mama masih rindu dengan Nathan, nanti kami akan jalan-jalan bertiga," ucap mama.
"Papa dan mama mengajak Nathan jalan-jalan kemana?" Tanya Raka.
"Mama sama Aira juga Nathan," jawab mama Raka.
"Ya hati-hatilah, saya berangkat dulu mah," ucap Raka berdiri menyalami kedua orang tuanya lalu ia berjalan mendekati Aira memberi kode.
Aira yang melihat kode dari Raka ia segera menyalami sang suami, "Hati-hati mas," ucap Aira dengan jatung yang berdetak kencang.
Andai aku melakukannya setiap hari begini mungkin ini sangat membuatku bahagia walaupun di hatimu
tidak terukir namaku sikapmu berbuat baik mencoba melihatku itu sudah membuatku bahagia batin hati Aira.
***
jangan lupa like ya... juga kasih saran mksh semuanya 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
uty
😁😁😁😊😊😊
2022-12-25
0
Dody Wahyudi
sesuatu yg indah akan sangat terasa bila kita dapat menyatukan rasa cinta karena Allah semata..insyaAllah samawa..Aamiin YRA
2022-11-27
0
Taski Sarkosih
kenapa setiyap BCA nove ci ritanya Apri sama lakilaki yg mentuekin istri nya klu ga suka jangan mau di jodokan biar ga nyakitin istri
2022-11-22
0