Setelah menjemput Shujin di kantornya, Sena melajukan mobilnya menuju sebuah cafe yang memang sering mereka kunjungi berdua. Setelah sampai di cafe, Sena mangajak Shujin untuk menempati meja paling ujung yang terlihat agak sepi. Setelah memesan beberapa menu, Sena pun mulai meluapkan kegelisahannya.
"Aku harus bagaimana, Shujin? Aku takut kalau tiba-tiba dia menemukanku disini." kata Sena menunduk mengacak-acak rambutnya.
"Tenanglah, kemungkinan kau akan bertemu dengannya sangat kecil. Percayalah padaku. Kan kau sendiri yang bilang dia di Jepang hanya untuk pembahasan proyek, jadi tidak akan lama dia menetap disini." kata Shujin berusaha menghibur Sena.
"Tapi nyatanya semalam aku hampir saja bertemu dengannya. Huuuwaaaa bagaimana ini?" racau Sena dengan tangisannya.
"Come on, Sen. Janganlah terlalu berfikir berlebihan. Aku sebenarnya juga tidak habis pikir. Sebenarnya apa yang terjadi pada kalian sehingga kau merasa dia sangat membencimu?" tanya Shujin.
"Aku....."
"Jangan mengelak lagi, cepat ceritakan sekarang atau kau ku tinggal sendiri disini." ancam Shujin.
"Emmm, baiklah." kata Sena yang kemudian menceritakan sesuatu yang selama ini ia tutupi.
Flashback on
7 tahun yang lalu
.
.
.
"Kau, pergi jauh-jauh wanita jorok. Aku sangat jijik padamu." kata Albert.
Sena melongo mendengar kata-kata yang dilontarkan Albert. Pria itu memang tidak pernah ramah padanya. Terlebih selalu terkesan jijik dengan menunjukkan ekspresi yang sangat menyebalkan.
"Awas saja, aku akan membuatmu marah dan frustasi karenaku." gumam Sena.
Di sebuah club, Albert duduk dan menikmati segelas minuman beralkohol kesukaannya. Dia meneguknya berkali-kali tanpa merasa curiga karena sudah terlampau sering dia meminum minuman laknat itu disini. Namun tak lama kemudian, tiba-tiba kepalanya terasa pusing dan dalam sekejap tubuhnya ambruk dan pandangannya berubah gelap. Di tengah pandangannya yang masih samar dia bisa melihat wanita itu. Wanita yang sangat dihindarinya, si wanita jorok dan gila sedang tersenyum menyeringai melihatnya.
"Bawa dia ke kamar. Aku harus memberinya pelajaran." kata Sena pada orang bayarannya.
Di dalam kamar sebuah hotel yang tak jauh dari club, Sena meminta orang-orangnya untuk melucuti seluruh pakaian Albert. Tentu saja pria itu tak protes karena masih belum sadar. Setelah tugasnya selesai, Sena pun meminta orang-orangnya pergi dan memberikan uang yang telah dijanjikannya.
"Manusia dingin, kau pasti akan marah dan frustasi besok pagi." kata Sena menyunggingkan sebelah bibirnya.
cekrek
cekrek
cekrek
Samar-samar Albert melihat kilatan lampu blitz dan suara sebuah camera. Dengan setengah sadar, Albert menarik tangan yang sedari tadi sibuk memotret dirinya.
Sena tersentak kaget karena tiba-tiba Albert menariknya hingga terjatuh di ranjang dan Albert mengekangnya dibawah badan besarnya.
"Kau gila, lepaskan aku." kata Sena memberontak berusaha melepaskan diri dari cengkraman Albert.
Albert gelap mata, efek Alkohol yang di rasakannya berbeda dari yang biasanya. Badannya terasa panas dan hasratnya memuncak. Walau masih samar, Albert bisa melihat siapa wanita yang ada di kukungannya saat ini. Sena Laurenchia, wanita yang sangat dihindarinya. Tapi kali ini lain cerita, karena hasratnya yang sudah memuncak Albert membuka paksa dress yang dipakai Sena dan melampiaskan nafsunya tanpa berpikir panjang.
Flashback off
Shujin terbelalak tak percaya dengan yang diceritakan sahabatnya. Dia segera menyambar gelas minuman di mejanya dan meneguknya kasar.
"Jadi, kau mengalami sejenis hal yang emm... Senjata Makan Tuan ?" tanya Shujin geram. Ia berfikir betapa bodoh sahabatnya itu. Selama ini ia mengira, ketakutan dan kaburnya Sena pada Albert adalah karena ia melarikan darah daging Albert a.k.a pewarisnya saat masih dalam kandungan. Ternyata perkirakaannya hanyalah hal yang sia-sia karena ternyata yang terjadi adalah hal yang di luar ekspektasinya.
"Hemmm" jawab Sena sembari mengangguk lesu.
"Mengapa kau begitu bodoh? Apakah obat yang kau gunakan itu sejenis afrodifiak (sejenis senyawa yang menaikkan gairah seksual a.k.a obat perangsang) sehingga tiba-tiba dia menyerangmu di ranjang?" tanya Shujin menyelidik.
"NO, aku tidak berpikiran untuk bisa melakukan hal itu. Aku hanya ingin menelanjanginya kemudian memfoto dan mempublishnya. Aku hanya memberinya obat tidur, tapi sepertinya obat tidur yang aku gunakan tidak cocok dengan alkohol yang ia minum." kata Sena lemah.
"Dasar, siapa sangka si jenius ini bisa terjebak dengan senjatanya sendiri." kata Shujin.
Sena hanya diam dan tidak menggubris kata-kata Shujin.
"Sudahlah, jangan dipikirkan lagi. Oh iya, Zeshu mengirimkan salam untukmu." kata Shujin riang berusaha menghibur sahabatnya.
"Ya, salam balik saja dariku." kata Sena dengan tidak antusias.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Hurmm ini namanya senjata makan tuan..😏😏
2023-05-14
0
Diana Dina
mau ngerjain to dikerjain
2022-01-06
0
anca
oalahbisa bisa nya si jenius berti dak bodoh dan ceroboh,,,memang bener yg dikatakan arnold bahwa mommy nya wanita ceroboh dan bodoh
2021-11-30
0