BDMIN 16

"Katakan, apa yang kau dapat sekarang." kata seorang wanita lewat telepon.

"..........................."

"Apa kau yakin dengan yang kau lihat dan kau dengar ini?"

"Tentu saja, nona. Kau sendiri tahu seprofesional apa aku dalam pekerjaan ini." jawab seorang pria.

"Kerja bagus, terus awasi mereka untukku dan laporkan segera apapun yang kau dapat."

Malam hari di mansion keluarga Nero,

Sena menghampiri Albert yang tengah merokok di salah satu balkon mansion.

"Aku sudah mendapatkan tempat tinggal untukku dan Alnorld, kami akan langsung pindah kesana besok pagi." kata Sena mengalihkan perhatian Albert.

"Tidak bisakah kau tinggal disini saja?" tanya Albert sembari mematikan rokoknya.

"Tidak. Kalau yang kau takutkan aku akan mencegahmu untuk menemui Alnorld, kau tenang saja. Aku tidak akan melakukan itu. Kau bebas menemuinya kapanpun kau mau. " jawab Sena sembari menikmati langit malam.

"Kau akan tinggal dimana?" tanya Albert sembari meneliti wajah Sena dari samping.

"Seorang teman menawarkanku untuk tinggal di salah satu apartemennya yang tidak terpakai." jawab Sena masih menikmati langit malam.

"Daerah mana?" tanya Albert lagi.

"Apartemen di kawasan W. Tidak begitu jauh dari sini jadi kau bisa kapan saja menengok Alnorld. Aku juga berencana menyekolahkan Alnorld di sekolah dekat apartemen. Kebetulan kata temanku ada sekolah bagus disana." Jawab Sena sekaligus menjelaskan.

"Haaaaah, ya sudah kalau memang begitu keputusanmu. Biaya sekolah Alnorld serahkan saja padaku." kata Albert.

"Ah, tidak perlu. Aku masih punya cukup uang untuk membiayai pendidikan Alnorld. Kau tak perlu khawatir." tolak Sena.

"Kalau kau tidak mengijinkanku membiayai sekolahnya, aku akan membawa Alnorld untuk tinggal disini. Aku yakin Alnorld juga tidak akan menolak." ancam Albert membuat Sena mendengus kesal.

"Kau ini hobi sekali mengancam orang. Baiklah, kau yang membayar sekolah Alnorld." kata Sena pasrah membuat Albert tersenyum.

------------------------

QL Group,

tok

"Masuk." kata Albert dari dalam ruangan.

"Bos, ada nona Renata di depan." kata salah satu sekretaris Albert.

"Biarkan dia masuk."

Renata memasuki ruangan Albert dengan anggun dan penuh senyuman.

"Sayang, kenapa kau tidak mengabariku kalau sudah pulang. Apakah kau membawakanku oleh-oleh?" tanya Renata manja.

"Kebetulan sekali kau kemari, ada yang ingin ku bicarakan denganmu." kata Albert.

"Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba serius sekali?" tanya Renata santai.

"Mari kita putuskan pertunangan ini." kata Albert tanpa basa basi.

"Hahaha. Sayang, bercandamu ini tidak lucu. Lagi pula ini sudah bukan bulan april. Kenapa kau berniat bermain april mop denganku?"

"Aku tidak bercanda, Renata. Ayo putuskan pertunangan ini." kata Albert mengulangi.

"Apa? Kenapa? Aku tidak mau, Al. Aku mencintaimu, kau tahu itu." tanya Renata dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Kau pasti sudah tahu alasannya Renata. Tidak mungkin orang suruhanmu tidak melaporkan apa yang terjadi di mansionku bukan?" tanya Albert menyindir.

deg

Renata tidak mengira bahwa Albert mengetahu bila ia mengirim orang untuk memata-matai Albert di kediamannya.

"Tidak, Al. Aku tidak mau memutuskan pertunangan ini. Kau tidak bisa berbuat seperti ini padaku." kata Renata mulai histeris.

"Maafkan aku, ren. Kau berhak bersama dengan pria yang mencintaimu. Aku benar-benar tidak bisa bersamamu." kata Albert keluar meninggalkan Renata dengan kesedihannya.

Renata masih mematung di ruangan Albert. Hatinya bergemuruh menahan sakit bahkam nafasnya pun mulai tidak teratur. Dengan langkah gontai, akhirnya Renata pun meninggalkan ruangan Albert.