"Tuan, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Roy pada Adry. Adry lalu mengusap wajahnya dan tersenyum lalu bangkit berdiri.
"Bagaimana, apakah semua sudah kau siapkan?" tanya Adry.
"Saya sudah mengurus pendaftaran nikah Anda, Tuan dan juga paspor bagi Nona Raina dan Leon."
"Bagus," jawab Adry lalu mereka pergi meninggalkan rumah sakit itu.
***
Ketika matahari telah tenggelam, Adry masih berada di kantornya. Di depannya ada setumpuk map yang harus dia cek kembali dan tanda tangani tetapi tidak ada satupun yang dia kerjakan. Dipikirannya kini hanya terlintas tentang Leon. Sedang apa anak itu? Apakah dia sedang merasakan sakit ataukah dia sedang tidur? Adry melihat jam di tangannya. Namun, ini masih pukul enam petang tidak mungkin dia tidur di waktu ini.
Sebentar lagi ada pertemuan dengan kliennya dari Jepang tidak bisa dia tinggalkan. Adry lalu berjalan ke arah jendela kaca yang besar melihat jauh ke depan.
Tiba-tiba pintu ruang kerjanya diketuk oleh seseorang.
"Masuk," ujar Adry.
Roy lalu masuk ke dalam ruangan itu.
"Bagaimana Tuan, apakah Anda sudah siap bertemu dengan Tuan Tadhasi Takizaki?" tanya Roy.
"Aku merasa tidak tenang Roy," ungkap Adry.
"Tentang Leon dan Nona Raina?''
"Ya, tentang mereka. Raina sepertinya adalah wanita yang menghabiskan malam denganku sepuluh tahun yang lalu," ungkap Adry.
"Kalau begitu Anda sudah yakin jika Leon adalah putra Anda, Tuan?''
"Aku yakin seratus persen tanpa harus melakukan tes DNA, namun kau tetap lakukan saja tes itu," ucap Adry masih menatap keluar jendela.
"Untuk apa? Anda bisa saja langsung bertanya pada Nona Raina."
"Dia bisa menyangkalnya," ucap Adry.
"Anda benar jika begitu kita ambil sampel rambut Leon untuk dilakukan tes DNA itu!" usul Roy.
"Aku sudah menghubungi salah satu dokter di sana untuk mengambil sampel darah Leon tanpa sepengetahuannya," ujar Adry.
"Oh, Anda malah satu langkah lebih cepat dari pikiran saya, Tuan," puji Roy.
"Roy, pikiranku tidak tenang. Ingin rasanya pergi ke rumah Raina dan melihat keadaan anakku di sana," ungkap Adry seraya membalikkan tubuhnya menatap ke arah Roy.
"Jika Anda pergi sekarang maka Nona Raina pasti akan curiga," ungkap Roy.
"Ya, itu yang kutakutkan juga." Adry menghela nafas. "Bukan takut dia tahu tetapi takut jika Raina malah akan membatalkan rencanaku menyewa rahimnya untuk hamil anakku."
"Dan membawa Tuan Muda Leon pergi," kata Roy membuat Adry terperangah. Leon adalah anaknya sudah sepantasnya jika Roy memang memanggil Leon Tuan muda namun itu masih sesuatu yang baru untuknya.
"Sebenarnya jika Nona Raina bisa hamil anak Tuan lagi, itu berarti anak Anda nomer dua. Hanya saja apakah Anda yakin akan meneruskan rencana ini?" tanya Roy.
"Tentu saja aku yakin?" Adry menarik kursi kebesaran miliknya dan duduk di sana.
"Untuk hamil anak Nyonya Muda Nita?"
"Maksudmu?"
"Apakah tidak sebaiknya Anda hamil anak anda saja dengan Nona Raina, kemungkinan akan berhasil itu lebih banyak tanpa harus melakukan proses bayi tabung itu."
"Hamil anakku dengan Raina itu sama saja dengan mengkhianati Nita?" ujar Adry.
"Tuan tiga kali Nyonya muda hamil dan selalu keguguran. Sepertinya ini bukan soal rahim Nyonya Nita yang bermasalah tetapi bisa jadi indung telur itu tidak baik-baik saja," ucap Roy.
"Kau benar, tetapi bagaimana caranya agar Raina hamil anaknya sendiri tanpa ada yang curiga?"
"Aku punya ide bagus Tuan," ucap Roy menjelaskan rencananya. Adry menyeringai licik mendengarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 266 Episodes
Comments
sayangnya oppa
tolong, Roy dinaikin gajinya 😂
2022-07-01
0
3 semprul
makin menarik... suka....👍👍👍👍👍
2022-06-13
0
Christy Oeki
sejahtera selalu
2022-06-13
0